"Mainkan apapun lagumu, namun lihatlah siapa yang akan unggul di akhir...."
Selamat Membaca~~~
Mina menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Tak ada yang ia lakukan selama di kelas. Bahkan pelajaran pak Suho pun ia abaikan. Kini, gadis itu tengah duduk di kursi panjang, bawah pohon rindang dekat lapangan basket, sedangkan teman-temannya pergi ke kantin.
"Tadaaaa!!" rasa dingin menyerang pipi Mina. "Nih, gue bawain buat Lo," ucap Baejin pada Mina dan langsung duduk disamping gadis itu.
Baejin menepuk pundak Mina. "Lo kenapa dah? Udah kek orang kagak punya arah hidup," kata Baejin menyadari Mina berubah hari ini. Dia lebih menjadi pendiam.
"Apaan sih Bae." Mina menepis tangan Baejin. "Ngomong-ngomong, thanks Bae."
"Yoi, masamaaa," balas Baejin.
Seketika, suasana hening tak bergeming. Baejin yang risih akan keheningan pun, berusaha mengubah suasana. "Na, Lo tau gak---"
"Bae," potong Mina.
"Ya?" Baejin menaikkan kedua alisnya.
"Lo tau gak sih? Tanda-tanda jatuh cinta?" tanya Mina dalam batin karena seketika berfikir 'kayaknya belum saatnya deh gue cerita'.
"Apaan dah na?" tanya Baejin.
"Maap ya Bae kalau ini buat Lo tersinggung," ujar Mina yang diberi anggukan oleh Baejin.
1 detik...
5 detik...
10 detik...
20 detik...
30 detik ...
1 menit...
"Kiko enak tau Bae, apalagi yang beku," ucap Mina setelah satu menit menjeda.
"Banjingan Lo Na, gue kira mau ngomong apa. Udah serius-serius, malah dengan santainya Lo bilang kalau kiko enak!!" ceplos Baejin. Ya, bagi Baejin filter omongan itu gak perlu. Apalagi kalau sama Mina, kudu di gas kagak boleh bengek.
"Yaelah Bae, cuman bercanda. Jangan di bawa hati," ucap Mina sambil membuka botol minuman teh hijau madu pemberian Baejin.
Baejin masih diam. Tidak berkata apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh || HHJ
Teen Fiction"Gue tahu apa yang akan terjadi kedepannya." "Gak usah sok tahu lo, masih bau kencur udah belagu!" -Hyunjin. 13+