29. pembalut

28 5 0
                                    


Assalamualaikum wr.wb.

Hai semua, berjumpa lagi hehe.

Semoga cerita Daisy masih ada di library kalian ya, semoga suka sama alur ceritanya.

Jangan lupa vote, komen and share yah-!!

Happy reading-!!

🌸🌸🌸🌸🌸

Kini sudah terhitung lima hari Edelweis pergi dari dunia untuk selamanya. Keadaan Daisy dan Jasmine sudah lebih membaik, mereka secara perlahan mengiklaskan kepergian Edelweis.

Ya, mereka tidak ingin Edelweis tidak tenang disana.

"Kangen Edelweis," ujar Jasmine sembari menelungkup kepalanya di lipatan tangannya yang berada diatas meja.

Daisy tersenyum kearah Jasmine, kini mereka memang sudah duduk berdua di satu meja yang sama. Daisy, ia mengusap rambut Jasmine lembut, seperti sepasang kekasih saja bukan?

"Ish, rese tangan lo jangan gitu tau, nanti kita dikira lesbi huft," Daisy tertawa pelan menanggapinya, niat dia memang membuat Jasmine kesal, ia lebih suka melihat Jasmine kesal daripada delima dan galau tidak menentu.

"Sebentar lagi pelajaran apa emang dai?"

Daisy membenarkan ikat rambutnya, "entahlah, aku lupa. Sepertinya pelajaran fisika."

"Eum, oghey. Gue mau lanjut tidur dulu, kalau guru dateng bangunin, oghey? muach." Jasmine tertawa pelan melihat Daisy yang sedang mengusap pipinya akibat bekas ciuman dari dirinya, ya Jasmine baru saja sudah mengecup pipi Daisy dan sekarang sang empu sedang menggerutu tidak jelas, biarkan saja nanti sudah tidak kesal lagi pikir Jasmine, lebih baik dirinya tidur dengan nyenyak.

Lima menit berlalu, Jasmine sudah tidur terlelap dengan tas sebagai bantalan. Daisy? dia hanya diam sembari mengscrool handphone yang ia pegang, ia membuka semua sosmed, entah itu WhatsApp, Instagram, telegram, line, ataupun Tiktok.

Daisy memang mempunyai semua aplikasi sosmed itu, ets jangan lupa ia juga mempunyai aplikasi sejuta umat yaitu Wattpad.

Ia suka membaca dan aplikasi orange inilah penyelamatnya. Namun, ketika dirinya sering membaca banyak cerita di Wattpad sekarang kadar pria impiannya sangatlah tinggi.

Terkadang dirinya menghalu ah bukan terkadang, namun seperti sudah setiap hari halu adalah makanannya.

Daisy menghayal, jika dirinya memiliki kekasih yang cuek, berperawakan tinggi, hidung mancung, warna kulit bewarna kuning langsat bersih, rambut yang trend seperti zaman sekarang, tatapan mata yang tajam dan jangan lupa ia termasuk most wanted sekolah, pria incaran semua kaum hawa, ah betapa senangnya dunia perhaluan.

Apalagi jika dirinya memiliki suami yang terlihat seperti sugar daddy sekali dari golongan mafia ets ada tambahan dan suaminya sangatlah posesif padanya, woah jangan dibayangkan seperti apa hidupnya.

Ah sudahlah, menghalu memang tidak ada habisnya.

"Assalamualaikum."

Tiba-tiba wanita paruh baya masuk kedalam kelasnya dengan beberapa buku di tangannya dan tas yang berada di sisi bahu kirinya.

"Waalaikumsalam."

"Jasmine bangun, ibu sudah datang." Ujar Daisy berbisik.

Jasmine menggeliyat, ia menegakkan tubuhnya dan merentangkan tangannya. Jasmine menguap membuat Daisy langsung menutup mulut Jasmine yang terbuka lebar.

"Hei itu, kenapa tangannya ada diatas? dan kamu, kenapa menutup mulut dia?"

"Eh."

Nahkan, Daisy jadi gelagapan sendiri.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang