34. bertemu

14 2 0
                                    


"Apa kabar?" Tanya William dengan nada yang sedikit gemetar.

Gadis di depannya tersenyum tipis kearah William. "Baik, seperti yang kamu lihat."

William menganggukkan kepalanya.

"Sudah dari kapan ada di Jakarta?"

Gadis di depannya berhenti sejenak, sepertinya dia sedang berfikir. "Sejak lihat kamu berpelukan, mybe."

William menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Entahlah, ia sedikit meringis dan merasa sedikit malu mendengar jawaban gadis didepannya yang memang sedang berstatus sebagai kekasih William.

"Maaf, gak bermaksud buat gak jaga hati buat kamu. I'm sorry, baby." Ujar William dengan rasa bersalahnya.

Ya, melihat wajah Cattleya di depannya membuat degup jantungnya sangat cepat. Tidak, degup jantung ini bukan karena dirinya ketahuan berpelukan dengan wanita lain. Ini degup yang membuat perasan cinta muncul.

Ternyata, dirinya kepada Daisy hanya sekedar ingin tahu. Memang, ia akhir-akhir ini bertanya pada dirinya sendiri. Apakah dirinya mencintai Cattleya yang memang kekasihnya atau Daisy pendatang baru yang membuat dirinya sedikit bimbang?

Setelah cukup lama dirinya berfikir sejak itu dan saat ini juga dirinya bertemu dengan kekasihnya dan ya benar, perasaan cinta ini untuk Cattleya, kekasihnya bukan untuk Daisy.

Cattleya tersenyum tipis, ia paham dengan kondisi William di depannya ini. Ia sedikit mengangkat kepala William yang sedikit menunduk itu.

Cattleya tersenyum, "no problem, dear. Aku paham perasaan kamu yang sejak bertemu wanita itu sedikit membingungkan. Ya, aku tau kita menjalankan hubungan ini secara virtual."

"Sekali lagi maaf, aku gak bermaksud meluk dia. Dia Daisy, orang yang pernah bantu mama aku. Cukup panjang cerita aku dan dia, tapi kita udah lama gak bertemu sejak berpelukan itu."

"Kalau boleh tau alasan kamu meluk dia?"

William menyandarkan tubuhnya pada kursi di taman itu. "refleks, saat itu dia bengong dan pandangannya kosong. Aku kira dia kenapa, mangkanya aku peluk dia dan liat kamu. Maaf."

Cattleya terkekeh pelan, "bilang maaf mulu, gak bosen hm?"

William menggelengkan kepalanya, ia sedikit mendekatkan duduknya dengan Cattleya dan memeluk gadis itu.

Cattleya membalas pelukan itu, ini pelukan pertama mereka. Meski hubungannya sudah berjalan sekitar 2 bulan, mereka tidak pernah bertemu dan ini pertama kalinya.

"Kapan-kapan aku pengen ketemu dia, boleh?"

William menganggukkan kepalanya, "tentu, sayang."

William melepas pelukannya, ia mengusap pipi gadis di depannya ini. Sempurna, sangat cantik jika diliat dari dekat ini, apalagi saat ini Cattleya sedang tersenyum membuat sudut matanya sedikit menyipit.

Cup...

Cattleya membulatkan matanya, ia terkejut dengan tindakan tidak terduga dari William.

William terkekeh pelan melihat wajah lucu gadis di depannya ini. Ia segera merengkuh kembali tubuh ramping di depannya ini. Tentu saja hal itu mendapat balasan dari Cattleya, ia tersenyum.

Bibir William juga kembali mendarat di kening Cattleya, namun kali ini cukup lama.

"Beautiful lady, patient this cute fund is only mine. Nice to meet you, baby."

🌸🌸🌸🌸🌸

"Subhanallah."

Semua yang mendengar itu langsung terdiam. Bukan apa, hanya saja ini pertama kalinya Sage menyebut kata itu.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang