11. sad or happy?

45 5 0
                                    


Assalamualaikum.

Hai semua, kembali lagi sama cerita Daisy hehehehe.

Semoga suka ya sama cerita Daisy:)

Jadi

Happy
Reading semua 💃

🌼🌼🌼🌼🌼

"Daisy, karena lo gadis yang baik hati dan suka menolong, jadi gue minta tolong dong buat bantu gue bawa ni buku ke perpustakaan."

Daisy yang awalnya sedang bercanda bersama kedua sahabatnya itupun seketika berhenti dan matanya beralih menatap kearah Jared yang sedang tersenyum lebar dengan beberapa tumpuk buku di tangannya dan ada juga yang berada di atas meja di sampingnya, hanya saja buku ditangannya lebih banyak ketimbang yang berada diatas meja tersebut.

"Kenapa aku? Kan masih banyak anak cowok," ujar Daisy. Bukannya ia tidak mau, hanya saja, selagi ada teman cowoknya yang justru tenaganya lebih besar itu kenapa Jared selaku ketua kelas disini malah memilih dirinya yang perempuan dan tentunya tenaganya tidak seberapa.

"Coba lo lihat mereka, pada sibuk sama benda pipih kalau ngak benda itu ya sama kartu. Gue juga udah berapa kali minta bantuan sama semua cowok disini tapi pada nolak ck." Daisy mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Memang benar yang diucapkan oleh Jared, memang teman laki lakinya disini jika sibuk dengan suatu hal maka akan susah diminta bantuan.

"Ya kenapa harus Daisy? Lo gak lihat Daisy lagi sibuk nge-gosip sama gue dan Edelweis?" Sewot Jasmine, gara gara si Jared Jared itu perbincangan ketiganya kepotong, kan Jasmine jadinya kesal.

Jared mendengus kesal, memang wanita yang satu itu tidak bisa diam apa? Kenapa malah ikut menyahut segala. "Daisy sekretaris kesatu disini, yaudah gue minta tolong dia kenapa lo yang sewot? Gue minta tolong Daisy bukan lo, dasar Maimunah."

Jasmine melotot kesal kearah Jared, ia berdiri dengan tangan yang menggebrak meja di depannya dengan kesal. "Maimunah pala lo gue potong, nama gue Jasmine bukan Maimunah. Nama bagus bagus kek gini lo panggil Maimunah, gak aesthetic banget lo dasar mulut desa."

"Mulut desa pala lo gue gotong, mulut gue sexy gini lo kata mulut desa mata lo katarak."

Daisy memijit jidadnya yang berdenyut mendengar pertengkaran keduanya, sudah hal yang sangat biasa keduanya berdebat.

Edelweis, ia menenggelamkan kepalanya di meja dengan kedua tangan yang menyumpal telinganya yang ikut berdengung akibat mendengar perdebatan keduanya yang sama sama mempunyai mulut cabe, jika tidak segera ditutup telinga bisa saja gendang telinga pecah, aish dirinya tidak mau hal seperti itu terjadi.

"Ayo red, debat aja kek cewek udah tau Jasmine kek gitu kamu malah ladenin."

Setelah berujar seperti itu Daisy segera menggambil beberapa tumpuk buku di atas meja, ia mengangkatnya dan segera beranjak pergi menjauhi keduanya yang masih beradu argumen itu.

"Bah Maimunah teman lo bantuin gue noh, dia baik gak kek lo yang punya mulut comberan bhaks." Jared pun ikut beranjak menyusul Daisy yang semakin menjauh dari penglihatannya.

Jasmine yang mendengar ucapan terakhir Jared pun semakin kesal, mungkin jika dirinya berada di dalam film kartun yang biasanya ditayangkan di televisi atau YouTube mungkin kepalanya akan keluar segumpal asal yang hitam, saking dirinya merasa kesal.

"Dasar, orang gila, ketua kelas paan lo punya mulut kek cewek, sok kecakepan jadi cowok, jadi cewek aja lo sono pantes sama mulutnya lo yang kek cewek noh tinggal ngubah panggilan jadi mawar udah, sialan."

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang