40. hari besar sekolah

15 0 0
                                    


Aula sekolah yang besar kini sudah disulap sedemikian rupa. Terdapat panggung besar dan banner yang tertempel di gedung tersebut. Jangan lupa terdapat beberapa macam lampu dan hiasan yang membuat kesan indah dan sangat mewah.

Terdapat banyak kursi yang di sediakan, tapi kursi tersebut hanya diperbolehkan diduduki oleh orang penting seperti tamu undangan.

Sedangkan siswa yang ingin melihat bisa berdiri saja agar lebih banyak menampung orang.

Daisy kini sudah cantik dengan dress maroon yang melekat indah dan sangat pas ditubuhnya. Ia juga sudah mengatakan terimakasih kepada orang tua Watson.

Wajah Daisy masih belum terkena make-up sedikitpun, katanya nanti saja jika ia sudah tampil bersama Watson.

Kini Daisy dan Watson berada disamping panggung, melihat ketua OSIS yang membuka acara.

Daisy memainkan jari tangannya, gugup? Jangan ditanyakan lagi, ia pertama kalinya dirinya tampil sebuah lagu. Ya, memang pertama kalinya karena menyanyi adalah sebuah hobi belaka saja bagi Daisy. Daisy hanya pernah menampilkan sebuah tarian didepan banyak orang, Pramuka di banyak siswa yang ikut lomba juga dan dance di tempat terbuka.

"Grogi?" Daisy mengalihkan pandangannya kearah Watson yang sedang menatap kearahnya, ia hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Bawa santai aja, anggap aja mereka gada dan hanya ada gue sama lo seperti waktu kita latihan. Bawa enjoy, gue yakin lo bisa."

"Mungkin."

Watson berdecak, "pesimis banget jadi orang, heran gue. Keknya sikap pesimis lo sudah mendarah daging." Gerutunya membuat Daisy tertawa pelan.

"Ada-ada saja, iya nanti aku akan enjoy aja. Ini hal pertama yang aku lakukan jadi aku akan menampilkan semaksimal mungkin."

"Nah, bagus!"

Ternyata sekarang acaranya adalah sambutan dari kepala sekolah. Tidak banyak yang beliau katakan, hanya saja ucapan terimakasih kepada tamu yang sudah berkenan hadir dan hafalan agar sekolah ini bisa lebih maju lagi dengan banyaknya siswa yang berprestasi.

"Mungkin cukup sekian sambutan dari saya, sekali lagi terimakasih dan nikmati acara selanjutnya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Tepukan tangan meriah terdengar, MC juga sudah kembali berdiri diatas panggung membacakan urutan acara yang akan tampil selanjutnya.

"Baik, terimakasih kepada bapak kepala sekolah atas sambutannya dan sekarang kita nikmati tarian tradisional dari sekolah kami!"

Tepukan kembali terdengar. Daisy memang tidak ikut dalam penampilan tari itu, bentrok dan ia tidak bisa mengatur waktu.

"Gak siap-siap dai? Udah tari lo sama Watson yang tampil?"

"Lah iya? Yaudah aku siap-siap dulu ya son dan terimakasih Seroja."

Seroja hanya mengatakan sip dengan jempol di jari kanannya yang ia perlihatkan.

Daisy cukup berjalan sedikit cepat kearah make-up yang disediakan dan disana juga ada orang yang akan membantu merias wajahnya.

"Bantuin ya, polesinnya tipis-tipis aja jangan tebel dan kesannya wah gitu kek ala Korea gitu, paham kan?"

Gadis di depannya tertawa pelan dan menganggukkan kepalanya, "paham banget gue, yakali ikut ekstrakulikuler kecantikan gatau."

Daisy tersenyum dan ia mulai duduk dan diam ketika wajahnya mulai dipolesi oleh make-up. Ia juga mengikuti perintah gadis itu, ketika dirinya akan dipasangkan ayliner dan mascara maka Daisy akan memejamkan matanya.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang