Hai semua....
Btw terimakasih 1knya hehe.
Happy reading-!!
🌸🌸🌸🌸🌸
Kini Daisy tengah duduk di depan halte sekolahnya, ia memang sengaja tidak membawa sepeda dan lebih memilih minta diantarkan oleh kakaknya, Lily.
Bukan apa, hanya saja dirinya sedang ada janji dengan seseorang dan orang tersebutlah yang akan menjemputnya.
Jasmine, ia sudah pulang dua menit yang lalu, barusan saja. Sedangkan Edelweis gadis itu tidak masuk, yang ia ketahui dari keterangannya gadis itu sedang izin, mungkin ada kepentingan keluarga.
Kini Daisy sedang menunggu William yang tidak segera datang menjemputnya.
Ya, William. Pria itu yang memang menawarkan untuk mengajak pulang bareng, entahlah Daisy hanya menurut saja.
Memainkan kakinya dan meniup rambutnya yang tidak ia ikat, dua hal itulah yang dilakukan dirinya untuk melawan rasa bosan.
"Mana sih kak William, udah lima menit nih nunggu, duh, kayak nunggu pacar aja, gila. Mungkin kak William masih di kampusnya ya," monolognya sendiri.
Ia sedikit ragu, apa William bisa menjemputnya sekarang? Melihat waktu sudah delapan menit dirinya menunggu, ya memang tidak lama ia menunggu namun namanya juga Daisy, paling malas jika disuruh menunggu, apalagi yang tidak pasti.
Tit.
Suara klakson berbunyi kearahnya membuat Daisy menatap mobil di depannya dengan kepala yang sedikit ia miringkan.
Apa itu William? Ah, jika memang itu William panjang umur sekali dia sudah dibicarakan oleh Daisy seorang diri.
"Sorry, buru naik. Gue baru pulang dari kampus." Daisy menganggukkan kepalanya, ia menaiki mobil William.
Mobil tersebut pun meleset pergi dari hadapan sekumpulan cowok yang menatap kearah mobil tersebut.
Watson hanya terdiam menatap mobil yang sudah melaju hilang dari pandangannya.
Itu mobil tidak asing baginya, namun ia semakin dibuat bingung akibat Daisy yang tiba tiba naik di bangku samping kemudi mobil tersebut, ia salah lihat atau bagaimana saat ini? Tidak mungkin ia salah lihat, matanya masih sehat dan normal.
Ponsel Watson berdering membuat sang pemilik mengambilnya dari saku jaket hitam yang ia pakai.
Watson menggeser tombol hijau setelah melihat nama seseorang yang ia cintai tertera disana.
Mengabaikan temannya yang masih berceloteh, entah apa yang dibicarakan Watson tidak paham karena dirinya tidak ikut menyimak pembicaraan itu.
"Tolong, sakitttt," rintih seseorang di seberang sana membuat Watson panik.
"Ara, dimana kamu? Tahan oke, atur nafasnya jangan nangis oke, aku segera kesana," ujar Watson panik membuat temannya mengalihkan pandangan kearahnya.
"Dirumah, cepet sakit banget, aku gak tahan," ujarnya dengan nada pelan sesekali juga dirinya merintih kesakitan.
"Aku segera kesana, atur nafas dulu oke."
Setelah mengucapkan itupun, Watson memutuskan sambungannya dan segera memakai helm.
"Minggirin motor lo gue mau lewat."
Sage tanpa banyak bicara dia langsung menyingkirkan motornya yang berada di depan motor milik Watson.
"Gue duluan, ara sekarang butuh gue," ujar Watson dan dirinya langsung menjalankan motornya tanpa menunggu balasan dari temannya itu.
Semuanya hanya terdiam, semoga ara kekasih Watson dan sahabat mereka diberi keselamatan, ya mereka berharap begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisy
Random~Hallo, ini cerita aku yang ketiga dan ini masih ada kaitannya sama cerita Andreas ya, tingkyu semua😍 semoga suka ya~ Aku Daisy, Daisy aurelia najela. Aku bukan gadis kaya, aku juga bukan gadis cupu, aku bukan gadis yang berpenampilan bad dan uraka...