13. Daisy

33 6 0
                                    


"Duh aduh senangnya jadi orang kaya, beli apa juga bisa, mau ke mall juga bisa."

"Otak lo lagi geser ya Sage?"

Sage mengabaikan pertanyaan Watson yang ditujukkan padanya.

Oleander yang diam ikut menyahut. "Lo nyanyi kek gitu berasa lo orang miskin dah. Padahal lo orang kaya Sage, gegayaan mah ke mall. Tiap malam pun lo ke mall uang bokap nyokap lo gak bakal habis."

"Gue cuman nyanyi aelah, kenapa pada ribut dah."

"Lo nyanyi gak sesuai sama kenyataannya," sahut Anthony.

Alder mengganggu kepalanya. "Awas aja malaikat di kiri kanan lo Aminin nyanyian lo, bisa jadi miskin mendadak lo."

Sage yang mendengar ucapan Alder pun melototkan matanya.

"Hah, masa sih? Padahal gue gak niat gitu. Astaghfirullah ya Allah hambamu ini yang shaleh tidak berniat apa apa ya Allah hamba hanya sekedar bernyanyi tidak jelas saja, dan teruntuk malaikat yang menjaga di kiri dan kanan saya tolong jangan aminkan," ujar Sage heboh.

Semuanya saling menatap satu sama lain, pertanyaan di otak mereka kini sama. Kapan otak Sage berfungi dengan benar?

"Gila gue lama lama deket sama lo Sage, Sage," ujar Oleander kesal. Dirumahnya dirinya kesal terhadap bundanya yang membandingkan dirinya dengan si kelinci.

Yakali dirinya dibandingkan dengan hewan berbulu itu. Menurut bundanya, kelincinya lebih banyak diam, tidak banyak meminta apa hanya wortel dan lebih baiknya, kata bundanya kelinci tersebut tidak boros dan selalu meminta uang padanya, bukan seperti dirinya yang banyak tingkah, banyak mau dan suka meminta uang.

Ingin dirinya berujar, bunda Olen sama kelinci itu beda bunda. Jelas sangat beda bunda, kita dilahirkan di rahim yang beda.

Namun dirinya tidak berani, yang ada dirinya bisa di pukul dengan panci andalan bundanya itu, sialan.

"Lo gila tinggal gue anter kerumah sakit jiwa, beres. Kok ribet sih."

"Lo ngomong seenak jidat, si babi!!"

Sage menatap ke arah Oleander. "Loh kok ngamok?"

"Diem dah, ribut mulu kalian berdua. Gak malu apa sama umur," ujar Anthony yang sudah jengah melihat perdebatan yang tidak ada usainya jika tidak ada yang menengahinya itu.

"Udah lah gitu aja ribut, gue mau balik," ujar Watson sembari mengambil kunci motor yang ada di atas meja.

Ren mengangkat alisnya sebelah, "Tumben pulang cepat, cewek lo?"

Watson menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Ren. Memang dirinya pulang duluan akibat seseorang yang meminta dirinya untuk menemuinya.

"Kenapa cewek lo?" Tanya Alder.

Watson menghembuskan nafasnya pelan.

"Biasa, kumat."

"Yaudah sono berangkat keburu lo di telfon lagi," ujar Oleander, sedangkan Sage? Pria itu sedang memakan kentang dengan khidmat.

"Gue duluan."

"Yoi."

"Separah apa emang?" Tanya Alder, sepertinya satu hari dia tidak masuk, banyak hal yang tertinggal.

Ren mengedikkan bahunya, "Gue gatau."

Alder menatap temannya yang lain, semuanya juga mengedikkkan bahunya pertanda mereka juga tidak tau.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Gue suka sama Daisy."

Daisy membulatkan matanya, "Hah!!"

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang