[25]. Osama [Singa Jantan]

2.4K 343 13
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." QS. Al-Furqan ayat 74.

"Jadi, kedatangan kami kemari ini untuk membicarakan perihal perjodohan yang beberapa tahun lalu kita sepakati. Dulu kan kita sudah sepakat ya, mau menjodohkan anak kita, nah sekarang ini sudah waktunya untuk membicarakan lagi, ke depannya gimana. Cuma, begini Zan... Anakku ini kan sekitar 1 minggu lagi ada penelitian di luar negeri, dan itu berlangsung selama sebulan. Kami sudah punya rencana, gimana kalau misalnya kami langsung lamaran sekarang, setelah itu nanti pas Zayn sudah pulang, baru acara pernikahan."

Zaura hanya bisa diam, ia tak bisa berkata-kata, Zaura menunduk begitu dalam, menatapi ubin lantai yang terasa semakin dingin. Zaura tak tahu menahu apa yang Rafan katakan, kedua orang tuanya tidak ada yang memberitahunya.

Dan ia sangat terkejut saat Rafan berkata perjodohannya telah disepakati beberapa tahun yang lalu, berarti ini semua sudah direncanakan. Beribu-ribu pertanyaan ingin sekali ia ajukan ke Faizan atau Risya, namun di situasi seperti ini Zaura memilih bungkam.

Belum lagi kejadian beberapa menit yang lalu membuatnya jadi tak enak hati pada kepala sekolah dan Osama. Mau ditaruh di mana wajahnya besok saat di sekolah.

"Kukira kamu cuma bercanda, Fan... Ternyata beneran. Hahaha... Tapi bukannya aku waktu itu bilang, tunggu umur anakku 20 tahun dulu, baru menikah. Sekarang dia masih 17 tahun, bukannya apa-apa, aku cuma takut dia ini masih terlalu muda untuk menikah, masih labil, masih remaja istilahnya. Dia juga katanya mau lanjut kuliah dulu, kejar cita-cita..."

Rafan tersenyum. "Kuliah setelah nikah kan bisa, Zan. Lagipula, Zayn ini takut nanti ditikung oleh lelaki lain, dan katanya lebih cepat lebih baik. Hahaha..."

Faizan ikut terkekeh. "Ya sudah kalau begitu. Tapi sesuai keputusan anakku, aku nih gak tau, mungkin Zaura punya idamannya di sekolah..." Faizan melirik Zaura.

"Zaura Shamia, saya Muhammad Zayn. Dengan niat ingin menyempurnakan ibadah, menjalankan sunnah Rasulullah, saya mau melamar kamu jadi istri pendamping hidup saya, maharnya terserah kamu, insya Allah kalau saya bisa kasih, pasti saya kasih. Kamu terima?" ucap Zayn tegas dengan kegugupan yang tiada tara, dibalik ekspresi serius, ada jantung yang berdegup kencang.

Zaura mendongak, memperlihatkan ekspresi wajah bingung, ia tidak tahu harus menjawab bagaimana, dan yang jelas. Ia tak ada rasa pada Zayn...

"Gimana kalau kasih Zaura waktu beberapa hari untuk menjawab? Dia masih bingung, Nak Zayn." timpal Risya yang mengerti perasaan anaknya. Dalam hati Zaura bernafas lega karena sang ibu sudah membantu.

Zayn tersenyum manis dan mengangguk pelan. "Saya kasih kamu waktu 1 minggu ya, sebelum saya berangkat," ucapnya lembut.

Zaura mengangguk kecil. "Makasih..." ucapnya terdengar begitu lirih.

"Oh iya, aku buat bakso loh! Kita makan dulu yuk. Ayo Zayn..." Risya berdiri dari duduknya dan tersenyum lebar, mengajak tamu pergi ke dapur untuk memakan bakso buatannya.

Akhirnya, mereka semua makan bersama, lalu selanjutnya dilanjutkan mengobrol bersama. Kecuali Zaura tentunya, ia tak akan berbicara kalo tidak diberi pertanyaan. Dan sekarang, Zayn mengajaknya duduk di halaman belakang. Halaman yang lumayan luas dengan pelengkap kursi, serta pemandangan bunga-bunga, cukup membuat jiwa dan pikiran menjadi tenang.

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang