[35]. Ending Sad or Happy?

5.7K 479 24
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah." QS. Fatir ayat 11.

Beberapa tahun kemudian...

"Bismillahirrahmanirrahim, asshalatu wassalamu 'alaa Rasulillah. Ya Osama Elfathan bin Ozak Elfathan, uzawwijuka 'alaa maa amarallahu bihi min imsaakin bima'ruufin aw tasriihin bi-ihsan. Ya Osama Elfathan bin Ozak Elfathan, zawwajtuka wa ankahtuka maktuubataka 'alaa ibnatii Zaura Shamia bil-mahri mi'atain arba' wa arba'in ghiraam dzahaban haalan,"

"Qabiltu nikaahaha wa zawwajaha bil-mahri al-madzkuur, haalan." Kalimat sakral terucap begitu lantang dengan sekali tarikan nafas.

"Sah?!"

Sah! Baraka allahu lakuma!!!

Mereka mengucap syukur kepada Allah subhanahu wata'ala, hari ini merupakan hari yang penuh suka cita, sepasang manusia dengan gender berbeda baru saja melangsungkan akad nikah. Sebuah hal yang tak pernah terduga, lika-liku harus dihadapi lebih dahulu, antara cinta segi empat atau cita-cita, terjal perjuangan dengan kekuatan doa sepertiga malam, dan kini semua perjuangan itu berujung dengan hasil yang sempurna.

Allah begitu baik kepada hamba-Nya, tak ada yang tidak mungkin bagi Allah, meski perjalanannya tidak semulus jalan tol, dan juga tidak sependek lorong.

Dulu, berusaha untuk menghilangkan perasaan yang ada, tetapi bukannya menghilang, perasaan itu malah makin bertambah. Hingga sampailah pada titik temu, kesempatan masih terbuka dengan lebar, datang kerumahnya dan memintanya dari orang tuanya. Syukur alhamdulillah, restu didapat saat lamaran yang kedua kalinya, benar-benar sebuah hal yang membahagiakan jiwa dan raga.

Kini, perempuan bernama Zaura Shamia resmi sah menjadi istri seorang Tentara angkatan laut, Kapten Osama Elfathan. Kurang lebih delapan tahun lamanya Osama menantikan momen sakral ini dan berjuang menjadi Abdi. Sungguh menyenangkan rasanya, setelah sekian tahun, Allah satukan ia dengan cinta pertama sekaligus terakhirnya.

"Ayo, cium kening istrimu, abis itu saliman..." ucap sang penghulu pada Osama.

Tangan Osama langsung gemetaran, perlahan ia memiringkan posisinya menghadap ke Zaura yang terlihat sangat cantik dengan gaun bewarna putih dan polesan make-up yang tidak mencolok, gadis itu tersenyum tipis dan agak menunduk malu-malu. Jantung Osama berdegup tak karuan, ia benar-benar terpana memandangi wajah istrinya, sepuluh detik Osama terdiam dan tak kunjung mencium kening Zaura, membuat Ozak mengambil tindakan.

Pria itu menepuk pelan bahu anaknya dan berhasil membuat Osama tersadar, pelan tapi pasti, Osama mendekat ke wajah Zaura sambil menangkup wajah Zaura.

Cup

Allahu akbar! Takbir!!!

Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Osama mencium kening seorang gadis. Senyumannya melebar, hatinya berbunga-bunga, jangan tanya bagaimana kondisi jantungnya. Sekarang giliran Zaura yang mencium tangan suaminya, sangking malunya Zaura, tangannya sampai keram dan ragu-ragu memegang tangan pasangan halalnya.

"Za, ayo..." Risya jadi gemas sendiri pada anaknya, sedari tadi tak jadi-jadi mencium tangan Osama.

Zaura mengibaskan tangannya yang sudah mendingin, hingga akhirnya ia berhasil mencium tangan Osama masih dengan gemetaran dan kesemutan.

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang