♡بسم الله الرحمن الرحيم♡
"Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim." QS. Al-A'raf ayat 41.
♔
"Alo Meong, udah lama ya Babang gak ngobrol sama Meong. Meong kangen kan sama Babang? Iya dong pastinya. Meong tau gak? Enggak kan. Kemarin Babang disuruh benerin genteng sama Om Faizan. Dikira Babang bisa kali ya, padahal benerin hati yang hancur berkeping-keping aja gak bisa. Kan gak lucu. Mana kemarin Babang nyungsep ke dalem tedmond lagi. Bisa Meong bayangin gimana jadi Babang. Malunya sampe ke ubun-ubun."
Kemarin siang menjelang sore. Saat Faizan ingin membicarakan sesuatu pada Osama. Ternyata bapak satu anak itu meminta Osama untuk mengganti genteng yang bocor. Diakibatkan hujan deras yang melanda Kota, dan karena mumpung ada Osama. Jadi pemuda itu yang mengganti genteng, tapi bukannya berjalan dengan mulus. Osama malah terpeleset ke dalam tedmond kosong yang letaknya pas didekat genteng bocor.
Pulang dari rumah camer. Eh, rumah Faizan maksudnya. Pinggang Osama menjadi encok, ia berjalan tertatih-tatih seperti habis disunat, tanda biru melekat di tubuhnya.
"Meong kangen gak sama ibu Negara?" Meong hanya diam sedari tadi, tidak merespon ucapan Osama, berusaha memejamkan mata karena merasakan sensasi mengantuk saat Osama terus mengelus-elus kepalanya. Sedangkan Osama, laki-laki itu kembali teringat akan sang bunda. Osama rindu, rindu semua hal yang Nisrina lakukan padanya. Termasuk saat membangunkan anaknya yang sedang bermimpi drakula dan zombie.
"Bang, nanti sore buka butik sampe malem ya. Periksa stok barang. Sekarang mandi sana, Ayah udah masak, nanti makan terus berangkat." Semenjak Nisrina pergi, Ozak yang memasak, dan juga butik menjadi tidak terurus. Anaknya itu menjadi enggan untuk bekerja, tidak seperti dulu yang selalu membantu ibunya.
"Hm, iya Yah." Osama hanya bergumam dan menjawab lirih. Ia sedang sibuk melamun dengan tatapan yang kosong, bahkan tidak melirik bapaknya.
"Awas dimakan Meong!" Ozak terkekeh melihat Osama yang seketika sadar dari lamunannya, padahal Meong sudah tertidur. Bapaknya memang suka usil sejak Osama baru lahir.
Dan sekarang di sinilah Osama, tempat tujuan utama ketika sampai disekolah, berkumpul dengan anak-anak manusia lainnya. Ada yang sedang menguyah bubble gum, ada yang sedang makan seblak di pagi buta, ada yang bermain game, ada yang mengobrol, ada yang berkhayal, dan terakhir, ada yang sedang membaca buku. Tunggu dulu... Ada yang membaca buku? Hal langka yang sangat jarang terjadi. Siapa yang sedang membaca buku?
Osama. Laki-laki yang menjadi idola para ciwi-ciwi itu dengan fokus membaca buku yang ia ambil di perpus kemarin. Tapi ketujuh curut tidak terheran dengan kejadian yang mereka lihat, karena mereka yakin, pasti 5 menit kemudian Osama akan menutup kembali buku tersebut. Biasanya tipe-tipe human seperti mereka itu, paling lama membaca buku hanya 3 menit.
"Bro, gimana nih masalah ngecat?" Rafka menatap atas langit yang nampak kebiruan. Ia yang paling was-was karena takut kepsek akan menambah hukuman mereka menjadi 2 kali lipat, meski sudah sering mendapatkannya. Namun kali ini laki-laki dengan rambut ikal itu memiliki firasat tidak enak, apalagi tadi malam ia bermimpi akan dikeluarkan dari sekolah. Itu bisa membuat orang tuanya naik pitam, dan ia bisa saja diusir dari rumah, baru membayangkannya saja, ia sudah bergidik ngeri.
"Udahlah tenang aja, biar gue yang atur." Dengan santai sambil selonjoran, Sakha sudah memikirkan bagaimana agar pengecatan sekolah segera selesai tuntas brantas.
"Ooh iya, ngomong-ngomong. Si Arif and the geng ngajakin kita tanding basket pulang nanti, di lapangan basket," ucap Ilham sambil mengotak-atik ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Osama [Singa Jantan]
Spiritual"Tipe cowok idaman lo?" "Beriman." Satu kata, namun berjuta makna. *** |TPOOΠΣ Oβ| SOMOS LOS MEJORES| OSAMA. Singa Jantan Cakrawala, laki-laki yang berjuta karisma, memiliki banyak teman, bukan berarti tidak memiliki musuh. Mempunyai sifat buruk, bu...