[34]. Osama [Singa Jantan]

3.1K 325 1
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." QS. Fussilat ayat 12.

Ada awal, ada akhir. Begitu juga dengan pertemuan, pasti ada perpisahan, prosesnya panjang, namun seakan terasa singkat. Dipertemukan karena pendidikan, dan dipisahkan karena mengejar impian. Itulah kita, calon penerus generasi bangsa, 12 tahun sekolah demi masa depan yang cerah, dan akhirnya tiba pada hari yang dinanti, hari kelulusan.

Hari kelulusan, hari terakhir berkumpul bersama teman-teman. Mencatat materi, berdiri di lapangan, ditegur guru, bolos ke kantin, tidak mengerjakan pr, dan lainnya. Semua itu akan menjadi memori kenangan yang indah. Saat masih sekolah, ingin segera lulus. Tapi saat sudah lulus, malah ingin sekolah lagi. Sungguh! Berpisah dengan teman-teman apalagi sahabat bukanlah hal yang mudah, hal yang paling ditakutkan adalah saat kita sudah dewasa, maka saat itu pula kita kehilangan yang namanya teman.

Acara kelulusan SMA Cakrawala diadakan di aula sekolah, dengan sederhana namun meriah. Semua murid-murid memakai jas dan gamis atau dress dengan rapi, juga membawa sebucket bunga sebagai tanda bahwa bersyukur dan senang telah menyelesaikan sekolah dengan baik. Seperti umumnya, mereka membawa orang tua untuk menyaksikan acara, tapi ada juga yang hanya membawa saudara atau paman karena tidak ada orang tua, tidak masalah asal salah satu keluarga datang.

"Woi! Kita lulus!" Wafi bersorak ria, tersenyum lebar sambil mengangkat kedua tangannya diudara.

"Bener-bener gak kerasa, kita bakal pisah untuk gapai cita-cita," balas Rafka. Ia menatap langit biru yang indah, matanya berkaca-kaca ingin mengeluarkan cairan bening.

Barra menatap Rafka intens. "Nangis lo Bro?"

Rafka menghela nafas pelan, sedetik kemudian ia langsung memeluk Barra, dan yang lainnya ikut memeluk. Barra, Ilham, Alham, Sakha, Wafi, dan Zaki balas memeluk, mereka terbawa suasana sekaligus merasa terharu dengan perilaku Rafka.

"Ngemeng-ngemeng, Osama mana ya?" tanya Alham karena belum melihat batang hidung kehadiran Osama, ex Singa Jantan Cakrawala itu tidak menelepon atau mengabari mereka bertujuh.

Barra celingak-celinguk melihat sekeliling, lalu memeriksa ponselnya barangkali Osama memberi pesan, tetapi ternyata tidak ada pesan satu pun dari Osama. Barra mengisyaratkan keenam sahabatnya agar ikut mencari Osama, tujuan pertama mereka adalah kelas, tapi nihil, tujuan kedua adalah halaman belakang gedung, masih tidak ada, tujuan ketiga adalah kantin, tetap tidak ada. Baiklah, Barra berpikir mungkin saja di rooftop, dan memang benar.

Osama duduk menyendiri di rooftop, laki-laki itu menghisap rokok sambil duduk menatap ke depan. Wafi mengibas-ngibaskan tangannya karena asap rokok yang berbau tak sedap.

"Osa, ngapain lo sendirian? Ayo kebawah, kita foto-foto," ucap Ilham dan memegang bahu kanan Osama, membuat Osama tersadar dan menoleh, ia mematikan rokoknya dan berdiri.

"Acaranya udah mau dimulai?"

Alham mendengus pelan. "Belum, masih ada sepuluh menit lagi, kita foto-foto dululah, biar bisa dicetak entar, buat kenang-kenangan."

Osama mengangguk. "Ya udah, ayo..."

Osama berjalan mendahului ketujuh sahabatnya, Zaki dan yang lainnya merasakan ada yang janggal dari Osama. Kemudian mereka semua turun kebawah dan bersiap-siap foto bersama, dengan gaya keren dan paras yang tampan mereka bergaya layaknya model pria.

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang