♡بسم الله الرحمن الرحيم♡
"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah." (HR. Muslim).
♔
Zaura. Gadis itu sedang berjalan menuju mushola sekolah, saat bel istirahat berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas untuk segera ke kantin mengisi perut mereka yang kelaparan, walaupun ada juga yang ke mushola seperti dirinya, namun hanya sedikit dan bisa dihitung dengan jari, sejak sekolah menengah pertama, Zaura memang sudah membiasakan diri untuk mengutamakan sholat dhuha dari pada ke kantin, lagi pula setiap paginya ia selalu menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu.
Mulutnya yang berkomat-kamit melafalkan pujian terhadap Allah, dan juga sholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, di sepanjang koridor hingga sampai turun tangga, membuat setiap pasang mata menatapnya aneh dan berbisik-bisik. Tak heran memang ia di cap aneh, karena memang itulah yang ia lakukan setiap hari, ditambah memiliki sifat yang pendiam dan susah berbaur menambah kesan keanehannya.
"Za, mau ke mushola kan?" tanya seseorang dari arah belakang Zaura.
Gadis itu menoleh pada sosok yang ada di belakangnya.—Muhammad Arif, ketua OSIS sekaligus ketua rohis, mereka saling kenal saat duduk di bangku sekolah dasar, lalu saat SMA bertemu kembali di sekolah yang sama, kebetulan Zaura juga mengikuti ekstrakulikuler rohis dan ia adalah wakilnya.
Zaura mengangguk pelan menjawab pertanyaan Arif dan mereka berduapun pergi bersamaan ke mushola, saat sampai di sana, Arif mengambil wudhu di tempat laki-laki dan Zaura di tempat perempuan, hingga rakaat keempat terlaksana. Namun tak sampai di situ, setelah selesai sholat, Zaura melanjutkan dengan membaca ayat Al-qur'an dengan suara pelan, begitu juga dengan Arif. Suara mereka berdua terdengar sangat merdu, membuat para murid yang lewat di depan mushola, seketika melihat ke arah dalam.
Sering kali mereka berdua di jodoh-jodohkan oleh para guru, termasuk guru agama yang sangat setuju dengan hal itu, bagaimana tidak, mereka berdua sangat cocok, karena sama-sama memahami agama dan memiliki beberapa kesamaan sifat. Pernah dengar, kalau jodoh itu cerminan diri? Ya, seperti itulah kira-kira mereka berdua. Namun, Zaura tak menganggap jodoh-jodohan tersebut sebagai hal yang serius, karena ia percaya pada Allah yang sudah mempersiapkan seseorang untuk menjadi imamnya kelak, tugasnya hanyalah lebih memahami dan memperdalam agama.
"Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (keislamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi." (HR. Bukhari Muslim).
"Mau ke kantin dulu?" tanya Arif saat mereka sudah di luar mushola, kebetulan waktu istirahat masih tersisa setengah jam lagi, dan cukup jika hanya sekedar ingin ke kantin membeli roti dan susu kotak. Zaura sangat suka dengan susu kotak, apalagi jika rasa cokelat, Arif mengetahui itu, karena dulu sejak SD, gadis itu setiap hari membeli jajanan susuk kotak.
Zaura berpikir sejenak, kemudian ia menganggukkan kepalanya. Lagi dan lagi para siswi menatapnya tidak suka, dan berdecak kesal, mungkin karena Arif yang berjalan di depannya yang hanya menyisihkan jarak satu meter. Selain Osama, nyatanya Arif juga menjadi idola bagi para kaum hawa, ditambah parasnya yang mirip dengan pangeran Arab membuat siapa saja yang melihatnya menjadi meleleh. Tapi tidak bagi Zaura, karena ia lebih sering menundukkan pandangan, dan hanya menatap beberapa detik lawan jenisnya.
"Buk, beli susu kotaknya lima, sama roti lima" ucap Arif pada Buk Rira, salah satu penjual di kantin SMA Cakrawala.
Arif menoleh pada Zaura dan memberikan semua susu kotak dan roti yang beli, membuat raut bingung terlihat jelas di wajah gadis itu, yang Arif berikan terlalu banyak baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Osama [Singa Jantan]
Spiritual"Tipe cowok idaman lo?" "Beriman." Satu kata, namun berjuta makna. *** |TPOOΠΣ Oβ| SOMOS LOS MEJORES| OSAMA. Singa Jantan Cakrawala, laki-laki yang berjuta karisma, memiliki banyak teman, bukan berarti tidak memiliki musuh. Mempunyai sifat buruk, bu...