[33]. Osama [Singa Jantan]

2.7K 331 6
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?" QS. An-Nisa ayat 78.

"Hiks... Ya Allah..."

Risya menangis lagi setelah mendapat kabar bahwa pesawat yang Zayn tumpangi belum sampai di Singapore hingga sekarang pukul 22.38 WIB. Mereka menyatakan pesawat Doraemon hilang dan kemungkinan jatuh ke laut, namun belum diketahui pasti yang sebenarnya dan jatuh di lokasi mana. Setelah kepulangan dari rumah Rafan dan Nada, Risya dan Faizan kembali pulang dan menunggu kabar selanjutnya.

Layaknya orang tua kandung Zayn, Risya sangat-sangat takut jika terjadi apa-apa pada pemuda itu, ia tak bisa berkata-kata panjang dan terus menangis sedari tadi, Faizan jadi bingung bagaimana caranya menenangkan istrinya. Sementara Zaura, ia sudah tak bisa menangis lagi, air matanya sulit keluar, dan ia cuma bisa pasrah dengan apa pun yang terjadi sesuai kehendak Allah ta'ala.

Gadis itu terdiam menatap kosong ke depan, sambil sesekali Zaura mengecek ponselnya siapa tahu Zayn menghubunginya. Malam semakin larut, tetapi belum ada rasa kantuk, mata yang membengkak itu seakan tak bisa terpejam rapat.

"Za, kamu tidur sana. Udah malem ini, besok katanya kamu mau ke rumah Osama." Faizan tersenyum sambil mengelus-elus kepala anaknya.

Zaura memang mempunyai rencana ingin berkunjung ke rumah Osama besok pagi, ia ingin membayar hutangnya dan sekalian mengantar kue yang Osama pesan darinya. Laki-laki itu memesan lima toples kue kering cokelat buatan Zaura, hitung-hitung menambah uang sampingan, Zaura menyetujuinya dan membuatkannya dengan cepat.

"Ayah sama Ibu juga tidur ya, insya Allah Mas Zayn baik-baik aja..." Zaura memeluk kedua orang tuanya sejenak, lalu pergi ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam.

Ia membaringkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamar yang terasa hampa, hujan yang sempat berhenti tadi sekarang kembali terdengar suara rintik-rintiknya, udara juga kembali sejuk. Zaura menutupi tubuhnya sampai ke leher dengan selimut tebal, ia memeluk bantal guling dan berusaha memejamkan mata.

Zaura berharap hari esok semuanya baik-baik saja.

Allahu akbar...

Zaura terbangun dan langsung terduduk, kepalanya terasa berdenyut-denyut, ia baru tertidur jam satu pagi. Zaura meregangkan otot-otot tubuh kemudian mengambil wudhu dan menyiapkan sajadah serta mukena. Selesai melaksanakan sholat qobliyah subuh, dan sholat subuh, Zaura berdzikir, membaca beberapa ayat Al-qur'an, dan setelahnya barulah ia membersihkan diri.

Brum...

Zaura memanaskan mesin motornya, matahari yang mulai timbul menyilaukan pemandangannya, dengan setelan sweater dan rok panjang Zaura bersiap berangkat mengantar pesanan, kantong kresek yang berisi kue Osama ia gantung di motor, Zaura memakai helm tak lupa ia juga sudah berpamitan pada orang tuanya. Detik berikutnya ia melajukan motor dengan kecepatan maksimum, jalanan yang masih sepi dan udara yang masih sejuk membuat hidup terasa damai.

"Assalamualaikum, Osama..." Zaura sudah sampai di depan pagar rumah Osama, atau lebih tepatnya rumah Ozak.

Tidak lama, pintu rumah terbuka, Osama keluar dan membukakan pagar. "Wa'alaikumussalam, mampir dulu Za..." Ia membuka pagar lebar-lebar.

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang