[21]. Osama [Singa Jantan]

2.4K 396 7
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri) nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." (QS. An-Nisa: 1).

"Sttt... stttt..." Osama berdesis pelan, ia sedang memanggil gadis yang duduk di sebelahnya, sebenarnya jika ingin menggunakan cara mudah, ia bisa langsung saja menyenggol Zaura, tapi Osama ragu, apalagi ada guru di depan yang tengah menerangkan materi pelajaran. Beberapa kali Osama berdesis, namun tak membuahkan hasil, Zaura begitu fokus menghadap ke depan.

Pada akhirnya laki-laki itu jadi sedikit agak kesal, ia mengambil penanya lalu menoel-noel lengan Zaura, baru sadar dengan hal itu. Zaura agak menoleh ke arah Osama sambil sesekali kembali menghadap ke depan papan tulis, guru tersebut sedang menjelaskan tentang rumus matematika, Zaura tidak ingin ketinggalan, bisa-bisa ngelag otaknya jika mengerjakan matematika namun tidak tahu rumusnya.

"Hm?"

"Gue udah hafalin surah Ad-Duha... nanti lo dengerin gue ya? Pas abis sholat dhuha." Fajar tadi, Osama memiliki inisiatif untuk menghafal surah Al-Quran, kebetulan surah Ad-Dhuha cukup pendek dan mudah dihafal, tidak membutuhkan waktu lama, 20 menit ia sudah bisa menghafalnya dengan lancar.

"Kamu setoran aja sama Arif, kan sekalian lanjut baca iqro," balas Zaura.

"Ck. Gak mau gue sama si Arif, dia suka ngacak. Misalnya nih, gue kemaren kan hafalan surah Al-Falaq, terus pas udah selesai, dia acak ayatnya dan gue lanjutin, mana mesti cepet lagi. Gue jadi bingung. Sama lo aja ya?"

"Bagus kalo kayak gitu, itu bisa melatih ingatan kamu. Sama Arif aja..." Bukannya tidak mau mendengarkan atau mengajarkan, hanya saja kalian tahulah. Sudah jelas ada Arif yang lebih cocok mengajarkan Osama dibanding dirinya yang berstatus bukan mahram. Apalagi nanti pasti akan banyak orang berkomentar...

"Ya udah, iya. Oh ya, gue lanjut nih mau ngehafal surah Al-Kafirun, tapi lo yang tulis ayat-ayatnya ya? Tulisan Arab lo kan bagus, enak dipandang. Biar bisa langsung masuk ke otak pas gue hafal nanti."

Tolong jangan katakan bahwa Osama sedang modus, padahal sebenarnya iya sih.

"Kan aku udah kasih ke kamu, buku panduan. Baca aja itu, semuanya lengkap, ada surah-surah, doa-doa, tajwid. Kalo baca tulisan aku nanti kamu jadi bingung."

Osama menghela nafas pelan. "Gak mau. Gue mau baca tulisan lo aja, ya? Ayolah... lo bisa dapet pahala karena bantu gue."

"Iya. Dah, jangan ngomong lagi. Perhatiin Guru di depan..." ucap Zaura.

Osama tersenyum tipis. "Gue mau perhatiin lo aja. Karena bersamamu surga terasa begitu sangat dekat."

Deg

Tidak, bukan Zaura yang merasa degdegan, tetapi sang empu yang mengucapkan kalimat barusan. Osama tidak tahu mengapa tiba-tiba kalimat itu terlontar begitu saja, bahkan ia sama sekali tidak memikirkannya sebelum berucap. Ia jadi malu sekarang, laki-laki itu langsung mengedarkan pandangan ke sembarang arah, jantungnya berdegup hebat.

Hening, setelah kalimatnya terucap beberapa detik yang lalu, tidak ada lagi yang berbicara, hanya terdengar suara guru di depan dan kipas angin yang menyala.

Diam-diam, Osama melirik Zaura sejenak, bibirnya tak bisa dikondisikan, lagi dan lagi Osama tersenyum tipis. Ia melihat ekspresi Zaura yang biasa-biasa saja, pipi gadis itu sama sekali tidak merona, Zaura juga tidak menerbitkan senyuman walau pun setipis benang.

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang