[20]. Osama [Singa Jantan]

2.7K 384 6
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." Al-Hujurat ayat 13.

"Hiks... hiks. Ayah jahat!"

Layaknya anak kecil yang tidak diberi permen, Osama menangis tersedu-sedu karena baru mengetahui satu fakta yang membuat hatinya hancur seketika. Apalagi jika bukan tentang Meong yang dibawa ke kebun binatang, sudah 20 menit yang lalu remaja laki-laki itu mengeluarkan air mata sambil memandangi kandang peliharaannya yang telah kosong tidak terisi, bahkan ia belum mengucapkan kata-kata terakhir pada hewan kesayangannya.

Kemarin malam ia memang tidak sempat menjenguk Meong di kandang karena sibuk belajar, dan paginya langsung berangkat ke sekolah tanpa menjenguk Meong. Tadi saat baru pulang sekolah, ia berniat memberi Meong makan, tapi saat melihat kandang yang kosong melompong, Osama panik dan gelisah.

Ternyata, Meong pergi meninggalkannya...

Ozak sampai bingung bagaimana cara menenangkan anaknya. "Ya Allah, Bang. Kan tadi Ayah udah bilang, kita bisa jenguk Meong di kebun binatang. Dia udah besar, Bang. Kalo kita yang di ngab gimana? Berabe entar. Lagipula, Meong punya temen di sana, jadi gak kesepian, udah gak usah nangis lagi. Malu kalo diliat cewek, masa laki-laki tangguh cengeng..."

Osama menyeka air matanya dan memajukan bibir beberapa centi. "Seharusnya, Ayah kasih tau Babang dong. Biar Babang bisa menyampaikan kata demi kata ke Meong, kayak perpisahan gitu, Yah."

Ozak mengangguk kecil. "Iya, maaf. Ya udah, sekarang ganti baju sana, sholat dzuhur, abis itu makan. Ayah udah masak ayam panggang tuh, oh iya nanti bantu Ayah benerin genteng ya"

Osama sedikit melotot menatap Ozak. "Yah, Babang gak bisa benerin genteng. Suruh onyet aja, kan onyet bisa manjat. Lagian kalo misalnya Babang jatuh gimana?"

"Masa gitu aja gak bisa, laki-laki itu harus serba bisa. Kalo Babang udah berumah tangga nanti, misalkan atap rumah Babang bocor, siapa yang benerin coba? Masa istrimu, yang bener aja."

"Sabi tuh, nanti Babang cari istri yang serba bisa. Benerin genteng, ngecat, dan lainnya..."

"Dah, sana ganti baju."

"Siap!" Osama memberi hormat, lalu pergi ke kamarnya, ia mengganti baju kemudian melaksanakan sholat dzuhur.

Selesai sholat dan makan, Osama menyusul Ozak di teras rumah, ia melihat bapaknya sedang mempersiapkan tangga yang digunakan untuk naik ke atas atap, kalau dilihat-lihat dari bawah, ketinggian atap lumayan membuat jantung jadi dag dig dug ser.

"Bang, naik. Periksa yang mana yang bocor, nanti turun lagi, terus naik lagi, terus turun lagi," ucap Ozak sambil memegang tangga dan menatap anaknya.

"Ada jaminannya gak? Kalo misalnya Babang jatuh?"

"Ada. Kalo Babang jatuh, jaminannya ruang rawat inap di rumah sakit yang VIP, ada tv, kasur king size, dan kulkasnya. Mau?"

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang