♡بسم الله الرحمن الرحيم♡
"Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikan untuknya yang lebih baik daripada itu. Jangan pernah menukar kebajikan kita dengan sedikit keuntungan dunia." -Ustadz Hanan Attaki.
♔
"Assalamualaikum..." Osama tersenyum tipis, selesai setoran hafalan dengan Zaura tadi, ia langsung pergi ke kantin menemui Barra dan Zaki. Osama duduk di depan kedua laki-laki itu. "Gak ada yang mau jawab salam?" lanjut Osama yang merasa diabaikan, sebab Barra dan Zaki hanya diam saja.
"Ooh iya. Wa'alaikumussalam..." balas Barra yang peka, lalu ia menyenggol Zaki di sebelahnya yang sibuk menyeruput secangkir es buah yang segar.
"Hm?" Zaki berdehem pelan masih belum peka terhadap keadaan. Kemudian ia melihat ke depannya ternyata sudah ada Osama. "Eh! Osa. Sejak kapan lo duduk di situ?"
Osama menggeleng pelan. "Dari tadi," jawabnya dingin sambil menatap Zaki intens. "Jawab salam gue."
Zaki terkekeh kecil. "Hehe... Waalaikumussalam. Sorry, gue baru nyadar."
"Eh, lo tau gak? Tadi pagi si Viano nelpon gue. Katanya PS5 kita udah sampe, ternyata tuh bocah gak bohong. Mangkanya para cecurut pada bolos, mereka balapan sekalian ngambil PS5. Dia bilang pertama sebenernya dia nelpon lo, tapi gak diangkat, jadi ya dia nelpon gue."
Pagi-pagi buta tadi saat baru ingin pergi ke rooftop, tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel Barra yang berada di dalam saku celana. Ternyata, Viano yang meneleponnya padahal awalnya Barra mengira Osama yang menelepon. Kemudian, Barra mengangkat telepon tersebut dan Viano langsung menjelaskan semuanya.
Osama menghela nafas berat. "Gue gak ambil. Kayaknya itu gak halal, soalnya kita dapetinnya dengan cara yang gak bener."
"Gak bener gimana?" balas Barra cepat. Ia sedikit memiringkan kepala dan menaikkan satu alisnya.
"L-" Baru hendak kembali menjawab, ucapan Osama terpotong karena cecurut sudah datang.
"Hallo my Brother! Liat nih gue bawa PS5 limited edition. Mantap!"
Osama melihat Sakha begitu sangat bahagia, laki-laki itu membawa sekantong plastik ukuran jumbo, yang Osama yakini pasti di dalam plastik itu berisi PS5 yang Barra bicarakan tadi. Kelima laki-laki yang baru datang tersebut langsung duduk di meja yang sama dengan Osama, Barra, dan Zaki. Rafka yang baru sadar bahwa ada Osama langsung berpindah duduk disamping Osama. Rafka memperhatikan penampilan Osama dari bawah hingga atas, lalu ia tersenyum tipis.
"Rapi banget seragam lo, kayak si Arif!" celetuk Rafka berhasil mengalihkan para sahabat yang lainnya.
"Ya iyalah. Kan Osa udah sahabatan sama si cengcorang goodboy itu, makanya Osama ikutan jadi goodboy. Btw, lo ngapain di sini?" tanya Sakha sarkas.
"Husst!" Alham berdesis pelan memperingati Sakha. Walau bagaimana pun Osama tetap sahabat mereka.
Sakha memutar bola mata malas. "Setelah gue pikir-pikir, yang cocok jadi ketua kita tuh si batu Bara. Kenapa? Karena Barra gak munafik. Hem, lo pada setuju gak kalo singa jantan yang baru itu Barra? Jadi gini... Barra, Singa Jantan Cakrawala. Gimana?"
Diam. Tidak ada yang menjawab pernyataan Sakha, termasuk Barra yang di maksud, laki-laki itu cuma bisa diam dan melirik Osama, Barra yakin Osama jadi merasa tidak nyaman kalau keadaannya jadi menegangkan.
"Gue anggap diem kalian sebagai persetujuan. Deal! Dan lo, gue gak peduli lagi, lo mau berubah kek, lo mau temenan ama siapa kek, bodoamat. Yang jelas, sekarang gue gak nganggep lo sebagai sahabat gue. Sahabat gue cuma ada 6."
KAMU SEDANG MEMBACA
Osama [Singa Jantan]
Spiritual"Tipe cowok idaman lo?" "Beriman." Satu kata, namun berjuta makna. *** |TPOOΠΣ Oβ| SOMOS LOS MEJORES| OSAMA. Singa Jantan Cakrawala, laki-laki yang berjuta karisma, memiliki banyak teman, bukan berarti tidak memiliki musuh. Mempunyai sifat buruk, bu...