EXTRA PART

6.3K 418 9
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Untuk perempuan atau istri, ambillah teladan dari Khadijah nilai kesetiaannya, dari Aisyah nilai kejujurannya, dari Asiah nilai kesabarannya, dari Maryam nilai ketabahannya, dan dari Fathimah nilai keteguhannya."

"Mas gak cinta sama aku..." Kalimat itu terlontar begitu saja. Osama sendiri bahkan terkejut mendengarnya, ia menaruh buku bacaannya dan mematikan laptop, lalu bangkit mendekati Zaura yang duduk di sofa.

Osama memeluk istrinya, sebelum Zaura mengeluarkan cairan bening dari mata. "Sayang ngomong apa sih? Mas cinta sama kamu..."

Zaura memanyunkan bibirnya. "Mas diemin aku, dari tadi gak ngajak ngomong. Katanya malem ini mau ke mall, tapi dari tadi main laptop sama baca buku terus... Kapan berangkat ke mall-nya?"

Osama merenggangkan pelukannya, memperhatikan wajah Zaura yang sudah berderai air mata. Osama mengelapnya dengan hati bersedih, menginjak usia kandungan sudah tiga bulan, akhir-akhir ini Zaura lebih sering menangis dengan beraneka macam alasan. "Maaf ya Sayang, bukannya Mas diemin kamu, tapi Mas lagi ada kerjaan... Mau berangkat ke mall sekarang, hm?"

Zaura menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Gak jadi! Udah gak mood tau! Urus aja kerjaan Mas tuh! Gak usah peduliin aku."

Osama terkekeh. "Ngambek nih? Gak jadi ke mall? Padahal Mas udah punya rencana mau beliin kamu es krim sepuluh loh, sama sate, sama martabak, sama novel... Lima!" Osama tersenyum tengil menatap Zaura.

Sementara Zaura, ia terdiam sejenak untuk berpikir dua kali. "Emm, ya udah! Ke mall-nya jadi..." ucapnya setelah menimang-nimang perkataan Osama barusan.

Cup

Osama mencium singkat pipi chubby Zaura. Istrinya itu tersenyum manis, matanya menyipit, bibirnya melengkung ke atas, pipinya memerah merona, sejak baru menikah sampai sekarang, Zaura masih sering malu-malu jika Osama berperilaku romantis padanya.

"Jadi? Bini Osama yang tercantik sedunia ini udah maafin suaminya yang tampan, beriman dan mapan kan?"

Zaura mengangguk mantap dan makin mengembangkan senyumannya, dan mempererat pelukan. "Iya, Pak suami..."

Kurang lebih sepuluh menit bersiap-siap, mesin mobil juga sudah dipanaskan, saatnya berangkat menuju ke mall. Zaura siap dengan setelan gamis cokelat dan jilbab yang senada, sedangkan Osama hanya memakai kaos oblong hitam dan celana jogger panjang, terlihat nampak seperti ingin jogging namun tetap tampan dan keren.

"Mas, aku pengen nyetir mobil..." Mata Zaura berkedap-kedip sambil tersenyum manis menatap Osama yang sudah mengeluarkan keringat dingin.

"Kamu kan belum ada sim mobil, Mas aja yang nyetirnya ya..." Osama menghidupkan mesin mobil dan menuntun Zaura untuk masuk kedalam mobil, ia terpaksa membuat mood Zaura jadi menurun. Karena jika tidak, siap-siap nyawa jadi taruhannya kalau Zaura yang menyetir, sebab Zaura belum berpengalaman menyetir, sekali pun.

"Hiks, Mas jahat! Dedeknya pengen Bunda yang nyetir mobil..." Zaura mengelus perutnya dan kembali menangis, entah sudah berapa kali ia menangis hari ini.

Osama menghembuskan nafas berat, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian ia mendekatkan wajahnya ke perut Zaura sembari mengelusnya. "Dedek, jangan suruh Bunda nyetir ya Nak, biar Ayah aja, ini kan tugas Ayah. Nanti pas kamu udah keluar, Ayah beliin mobil-mobilan ya..."

Zaura menyeka air matanya dan mengulum bibir atas, terlihat sangat lucu di mata Osama. "Ya udah deh, tapi nanti pas di mall aku mau beli skincare, boleh kan Mas?..." Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang