[9]. Osama [Singa Jantan]

3.4K 436 2
                                    

♡بسم الله الرحمن الرحيم♡

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." QS. Al-Ma'idah ayat 90.

Suara azan maghrib menggema di mana setiap masjid bersahut-sahutan menandakan waktu sholat maghrib telah tiba. Semua umat muslim berlomba-lomba untuk melaksanakan ibadah wajib dan meninggalkan segala urusan dunia yang sementara.

Berbeda dengan remaja laki-laki satu itu, ia bergegas mandi dan berkutat dengan pakaian kaos lengan pendek bewarna hitam dengan celana jeans. Tepat pukul tujuh malam, saat Ozak sedang sholat di masjid, Osama diam-diam keluar rumah, melajukan motornya untuk pergi ke klub, tempat di mana orang-orang tidak memikirkan akhirat. Kira-kira hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai.

Namun, belum sampai ke tujuan, Osama berhenti di pinggir jalan, karena ponselnya yang terus berdering, terdapat banyak panggilan yang tak terjawab, mulai dari para sahabatnya, dan Ozak tentu saja. Terhitung ada lima puluh panggilan. Tetapi Osama tak memperdulikannya, ia langsung mematikan ponselnya dan melanjutkan perjalanan. Walau pun jalanan ramai, dengan mudah ia menyalip semua kendaraan bahkan truk besarpun dilewatinya dengan cepat.

"Gue mau tambah lagi minuman ini!" ucap Osama setengah sadar. Tubuhnya sudah sempoyongan, namun niatnya untuk tetap berada di tempat itu sangat kukuh.

"Udahlah Bro, ini udah jam sembilan, bapak lo pasti khawatir. Lagian lo juga, ngapain sih, minum-minum gak jelas, mending minum jus mangga buk Rira."

Zaki, Wafi, Sakha, Rafka, Barra, Alham dan Ilham. Terpaksa mengikuti Osama untuk masuk ke dalam tempat sialan itu, mereka mengawasi Osama agar tidak berbuat aneh-aneh, dan juga Ozak mempercayai mereka untuk menjaga Osama, dan di antara mereka berdelapan, yang meminum pun cuma Osama.

"Ck! Gue gak peduli." Laki-laki itu berdecak kesal, sambil terus meminum minuman yang disediakan di atas meja, tak terhitung sudah berapa gelas ia habiskan, ia tak memikirkan apa-apa, hanya minum, minum dan minum.

"Apa kalian mau memesan lagi?" tanya lembut wanita itu sambil tersenyum, rambutnya terurai dengan pakaian kurang bahan serta warna mencolok yang dipakai. Wanita itu tersenyum manis sambil bergilir melirik kedelapan laki-laki di depannya.

"Gak," jawab Barra singkat, tanpa melirik ke arah wanita itu. sebenarnya sedari tadi yang memesan hanya Osama. Yang lain hanya duduk sambil memperhatikan singa jantan atau sesekali mengecek ponsel. Entahlah, ini hanya perasaan Barra saja atau yang lain juga merasakan. Ia merasa, semakin malam berada di klub, maka ia semakin tidak nyaman. Tetapi mungkin ini faktor karena pertama kali berada di tempat seperti itu.

"Panas bener sih!" Rafka mengibas-ngibaskan tangannya, keringat sudah bercucuran di pelipis, tempat itu tidak terlalu besar, juga tidak terlalu banyak orang yang datang, tapi Rafka merasakan hawa panas dan pusing, karena musik yang disetel dengan volume tinggi, ditambah orang-orang yang berjoget dengan lampu yang berkelap-kelip, membuatnya benar-benar pusing tujuh keliling.

"Heh! Me-nding... Lo pada, jelasin ke gue, kena-pa emak gue bisa-...Arggh!"

Prangg!!!

Racauan Osama terdengar begitu tidak jelas, tapi masih bisa di mengerti, ia menanyai tentang sang bunda, namun di akhir kalimat, ia tak bisa melanjutkan ucapannya. Karena kesal harus mengingat kembali hal tersebut, Osama berteriak dan memecahkan gelas yang dipegangnya. Semua pasang mata pun tertuju padanya, Osama kembali menangis histeris.

Osama [Singa Jantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang