[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
"Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita itu menyakitkan."
Aksara Aradhana, lelaki penuh pesona dengan wajah tampan dan senyuman menawan. Bukan seorang berandal sekolah, dia hanya murid yang dianugerahi otak encer...
Jangan lupa buat share cerita ini dan rekomendasiin ke teman-teman kalian biar makin banyak yang baca!🌸🤍
Okai, happy reading!!🌸🤍
______
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika hari sabtu kemarin Aksara dan Amara menghabiskan waktunya bersama, maka hal itu terjadi lagi pagi ini. Aksara yang setiap minggunya memang menghabiskan waktunya untuk berolahraga, pagi ini mengajak Amara untuk melakukan kegiatan itu. Gadis pemalas yang sangat malas melakukan olahraga itu akhirnya mengiyakan ajakan Aksara setelah laki-laki itu memaksanya berkali-kali.
Dan sekarang di sinilah mereka berdua. Di sebuah taman yang berada di pusat kota. Laki-laki itu tadi pagi harus sampai memaksa Amara agar mau berolahraga. Amara sudah menolak ajakan itu berkali-kali, namun Aksara tetaplah Aksara yang rajin memarahi Amara agar melakukan perintahnya.
"Aksara, gue mager banget tau enggak sih? Gue masih ngantuk," ucap Amara yang kini berlari bersisian bersama Aksara.
Aksara hanya bisa menggelengkan kepalang heran mendengar ucapan yang keluar dari mulut gadis di sampingnya itu, "Udah jam segini masih aja ngantuk."
"Gue tadi malam susah tidur tau!" ucap Amara memberi tahu.
"Tadi malam gue chat katanya udah mau tidur."
"Iya pas itu emang udah mau tidur, tapi tiba-tiba hilangnya ngantuk gara-gara nonton film."
"Jangan biasain deh, Ra, tidur kemalaman gara-gara nonton film. Kasihan tuh mata lo nanti kalau sampai rusak."
"Gue emang udah biasa kayak gitu."
"Ya udah sekarang jangan dibiasain lagi!"
"Susah tau!"
Aksara hanya bisa menggelengkan kepalanya heran, "Lama-lama gue hapus juga itu film."
"Jangan dong! Nanti gue ngapain kalau enggak bisa tidur. Ga mungkin, kan, gue telepon lo malam-malam demi temenin gue?"
"Telepon aja gapapa."
"Boleh?"
"Paling enggak gue angkat."
Amara menampar lengan Aksara pelan, "Jahat!"
Laki-laki itu terkekeh. Keduanya kini masih melanjutkan lari. Kondisi taman hari ini terbilang cukup ramai. Banyak sekali orang yang kini berolahraga di taman. Ada juga banyak anak kecil di sini.
Aksara yang mulanya fokus berlari tiba-tiba menghentikan langkahnya saat ternyata Amara tertinggal di belakang. Gadis itu kini sedang berjongkok untuk membenarkan ikatan sepatunya yang terlepas. Menghela napasnya, Aksara akhirnya berjalan menghampiri Amara yang jaraknya cukup jauh darinya.
