AKSARA 5

7.9K 577 4
                                    

"Kamu itu seperti senja, indah namun hanya sesaat, dan hanya singgah untuk membuat orang terpana, tapi setelah itu menghilang."

***

Aksara sampai di rumahnya dengan selamat. Rumah megah nan mewah berwarna putih dengan rerumputan hijau di halaman rumah membuat hawa rumah itu terlihat damai dan sejuk. Dirinya memarkirkan motornya di garasi kemudian segera beranjak untuk berjalan ke dalam.

"Assalamualaikum," salam Aksara kepada Bundanya yang kini sedang memasak. Aira yang mendengar suara anak sulungnya itu langsung menolehkan kepalanya dan tersenyum menghampiri Aksara.

"Waalaikumsalam, sayang. Langsung mandi habis itu nanti makan ya," ujar Aira dengan senyum manisnya sambil mengelus rambutnya putranya itu.

"Oke Bun," jawab Aksara kemudian berjalan meninggalkan dapur. Dia melihat adiknya yang sedang rebahan di ruang keluarga sambil menonton televisi.

Aksara adalah anak pertama dari dua bersaudara. Dia mempunyai adik laki-laki yang jarak umurnya terpaut tiga tahun darinya. Adiknya itu kini masih duduk di bangku SMP. Alkara Aradhana, anak bungsu dari pasangan Arya Aradhana dan Aira Aradhana. Diusianya yang masih terbilang muda itu, Alkara mempunyai wajah yang bisa dibilang sangat tampan.

Bukan Aksara namanya jika tidak menganggu adiknya itu. Dia mengambil sebuah bantal kemudian melemparkannya tepat ke wajah Alkara. Setelah itu, dengan segera dia berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

"Aksara sialan!" amuk Alkara dan langsung balik melemparkan bantal walaupun tidak mengenai Aksara. Alkara memang jarang memanggil Aksara dengan sebutan kakak, aa, ataupun abang. Dia lebih sering memanggilnya dengan nama saja, walaupun bisa di bilang tidak sopan, namun Aksara sendiri tidak mempermasalahkannya.

Alkara hanya akan memanggil Aksara dengan embel-embel kakak jika ada ayah dan bundanya. Dia juga akan memanggil kakak jika ada maunya saja. Hanya dua faktor itu yang membuat Alkara menjadi adik yang baik.

Kamar dengan cat warna abu-abu dan bau parfum khas laki-laki yang maskulin langsung menyambut kedatangan Aksara. Aksara langsung meletakkan tas dan mencopot sepatu hitamnya. Dia melepaskan dasi yang terasa mencekik lehernya dan juga kemejanya, setelah itu langsung bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Aksara membungkus tubuhnya dengan kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana selutut berwarna hitam juga. Dia menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk. Setelah itu, dia langsung keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur.

"Bunda bikin kue, kamu mau?" tawar Aira pada anaknya yang sudah nampak sangat tampan dengan bau maskulin yang sangat menyeruak.

Aksara menggeret kursi kemudian langsung duduk. "Mau, Bun. Makasih" jawab Aksara langsung mengambil sepotong brownies coklat yang dibuat oleh Aira. Dia langsung memasukkannya ke mulutnya.

"Enak nggak? Ini pakai resep baru soalnya buatnya," tanya Aira penasaran.

Aksara tersenyum sambil mengangguk. "Apapun yang dibuat sama Bunda, pasti selalu enak," ungkap Aksara.

"Wih apaan nih, mau dong," sahut Alkara yang tiba-tiba datang dan langsung merebut brownies yang ada di depan Aksara.

"Ini punya gue!"

"Ih orang yang buat aja Bunda," jawab Alkara sengit.

"Adek, ini masih ada kok, itu kan buat kakak aja. Adek makan yang ini," sahut Aira saat menengahi perdebatan anaknya.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang