AKSARA 14

7K 553 3
                                    

Aksara kini berada di rumah sendirian. Ayah, bunda, dan adiknya sedang pergi ke rumah saudaranya. Aksara memilih tidak ikut karena ingin menghabiskan waktunya dengan rebahan di rumah. Dia lebih memilih di rumah karena sangat malas jika nanti dia terus-terusan di jadikan topik penghibahan oleh saudaranya itu. Lebih baik tidur di rumah.

Rencana yang tadi sudah dia rencanakan itu kini hancur saat ternyata tiba-tiba sahabatnya datang. Aksara memutar bola matanya jengah saat sahabatnya yang tanpa permisi tiba-tiba masuk rumah. Hari minggu yang akan dia habiskan untuk tidur, kini hancur sudah. Sahabatnya yang tidak tahu diri itu tiba-tiba muncul begitu saja.

Kondisi rumahnya yang tadinya sepi, kini menjadi sangat ramai setelah kedatangan mereka. Mereka berkumpul di ruang keluarga tempat biasanya Aksara berkumpul bersama keluarganya. Minuman bersoda dan beberapa makanan ringan kini sudah tersaji di sana.

Ada Laskar dan Langit yang sedang bermain PS. Kemudian ada Aksara yang kini sedang mabar bersama Gibran. Sedangkan Dhirga lebih memilih ngemil sambil menonton televisi. Tangannya yang satu kini memegangi ponselnya. Dia sedang bertukar pesan dengan Amara. Sebagai kapten hubungan antara Aksara dan Amara, dia selalu diteror oleh Amara mengenai apa yang Aksara kini sedang lakukan.

Dhirga lalu mengirimkan foto Aksara yang dia ambil diam-diam agar Amara tidak meneror dirinya lagi. Dhirga langsung menutup aplikasi pesannya dengan Amara saat mengetahui reaksi gila gadis itu. Gadis itu malah semakin menggila saja.

Dirinya lalu keluar dari aplikasi WhatsApp dan beralih ke aplikasi instagram miliknya. Postingan pertama yang muncul adalah foto Amara. Dhira lalu berniat memperlihatkan foto itu kepada Aksara.

"Buset Amara cantik banget!" seru Dhirga saat melihat foto postingan Amara. Amara baru saja mengunggah fotonya di aplikasi Instagram. Gadis itu terlihat sangat manis dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Menggunakan baju berwarna merah muda dan bando di rambutnya, membuat dirinya terlihat cantik dan menggemaskan.

"Mana lihat," pinta Gibran lalu merebut ponsel Dhirga. Saat sudah melihat foto Amara, dirinya langsung mengakui jika Amara terlihat sangat manis.

"Cantik banget. Yakin lo nggak mau sama dia?" goda Gibran sambil menaik turunkan alisnya guna menggoda Aksara yang kini menampakan wajah kesal.

Tidak adiknya, tidak orangtunya, tidak sahabatnya, semuanya terus-menerus membicarakan Amara saja. Telinga Aksara sampai bosan mendengarnya.

"Lihat dulu nih," ucap Gibran lalu memberikan ponsel Dhirga kepada Aksara. Aksara otomatis langsung menolak. Dirinya langsung mefokuskan matanya ke layar ponselnya sendiri tanpa menghiraukan Dhirga dan Gibran yang terus-terusan menggoda dirinya.

"Cakep gini disia-siain." Dhirga menatap Aksara sambil geleng-geleng kepala sendiri. Bisa-bisanya Aksara seperti tidak tertarik sama sekali kepada seorang Amara.

Laskar dan Langit sendiri sedang beristirahat bermain PS. Mereka lalu mendekati Dhirga untuk memakan camilan. Tangan Langit tergerak untuk mengambil keripik singkong lalu memakannya.

"Pada ngomongin apaan lo?" tanya Langit penasaran pasalnya tadi mereka bertiga terdengar sangat berisik.

"Amara cantik. Mau lihat nggak lo?" tanya Dhirga.

"Ck. Ga ada bahasan lain?" tanya Langit. Setiap perkumpulan mereka, pasti terselip nama Amara yang menjadi pokok bahasan mereka.

"Lo belum lihat jangan kesel dulu," jawab Dhirga lalu memberikan ponselnya kepada Langit. Langit memutar bola matanya malas tapi tetap menerima ponsel Dhirga. Dirinya langsung terkejut saat melihat wajah Amara yang terlihat kalem saat di foto.  Ini sangat berbanding terbalik dengan Amara yang selalu mengajaknya berdebat.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang