AKSARA 1

19.8K 1K 17
                                    

“Kamu adalah objek nyata, namun terasa fatamorgana.”

***

Suara derap langkah kaki berasal dari langkah seorang laki-laki dengan name tag Aksara Ardhana di dadanya. Laki-laki itu berjalan dengan tangan yang dia masukkan ke saku celananya. Rambut hitamnya tampak sedikit acak-acakan, namun hal itu justru membuat dirinya terlihat semakin mempesona.

Dengan jam tangan yang terpasang di tangan kirinya, dia berjalan santai dengan pandangan lurus ke depan. Kondisi sekolah yang masih sepi membuat dia leluasa untuk berjalan tanpa gangguan dari siapapun.

Tentu saja ada alasan mengapa dia berangkat sepagi ini, dan alasan itu tak lain dan tak bukan adalah untuk menghindari seorang Amara Adriana si pengacau hidupnya. Baginya, Amara adalah benalu bagi hidupnya. Kehadiran mahluk bumi yang satu itu, selalu membuat dirinya tekanan batin.

Aksara bahkan sampai binggung sendiri harus melakukan penolakan dalam bentuk apa lagi untuk menghentikan aksi seorang Amara yang kadang sudah termasuk diluar nalar manusia hingga membuat dirinya frustasi sendiri. Dari cara yang paling lembut hingga yang paling kasar, Aksara sudah melakukan segala cara penolakan.

Bukan Amara namanya jika satu hari saja tidak merecoki Aksara, karena hal itu adalah kegiatan rutinnya. Sehari tidak menganggu hidup Aksara, tentu saja seperti ada yang kurang.

Entah Amara yang terlalu bego atau bagaimana, namun dia sudah bucin akut kepada manusia bernama Aksara ini. Tingginya yang menjulang tinggi, wajahnya yang menawan, dan bau parfumnya yang maskulin, membuat Amara tidak bisa berhenti mengagumi laki-laki itu.

Laki-laki seperti Aksara sudah menjadi incarannya sejak awal masuk bangku sma. Jika dulu saat kelas sepuluh Amara belum berani menunjukkan rasa cintanya karena dia sadar diri jika dia masih termasuk penghuni baru SMA Dharmawangsa, namun mulai kelas sebelas dia mulai menunjukkan rasa sukanya kepada Aksara.

Dan kini mereka sudah naik ke kelas dua belas, tentu saja Amara akan semakin gencar melancarkan serangan-serangannya untuk mendapatkan Aksara.

Amara memang termasuk golongan siswi cantik di SMA Dharmawangsa, dia sering mendapatkan hadiah dari seorang pengagum rahasianya di loker, namun hal itu tidak pernah Amara tanggapi karena dia sudah terlanjur bucin tingkat dewa kepada Aksara.

Walupun hingga kini Aksara tidak pernah menanggapinya, namun dengan percaya dirinya, Amara yakin jika suatu hari hati yang beku itu akan mencair entah itu akan terjadi kapan.

Pagi ini, Amara sudah sampai di sekolah. Dengan kemeja putih dan rok abu-abu sedikit di atas lutut dipadukan dengan sepatu berwarna merah menyala, membuat dirinya tampak begitu cetar. Amara memang termasuk murid bandel karena sering tidak menaati peraturan sekolah.

Gadis penyuka warna biru itu kini mengikat rambutnya menjadi satu ke belakang dengan ikat rambut berwarna hitam. Dia kemudian berlari pelan untuk segera menemui pujaan hatinya. Dia tadi sudah melihat motor Aksara yang terparkir rapi di parkiran.

Amara memang sengaja bangun pagi agar pagi ini bisa menemui Aksara sebagai vitamin paginya. Dan ternyata dugaannya benar jika Aksara hari ini berangkat pagi hari.

Dengan langkah yakin, Amara berlari menuju kelas Aksara yang berada di lantai 2. Belum sempat sampai di ruang kelas Aksara, Amara justru melihat punggung tegap Aksara yang kini berjalan naik ke tangga. Dengan langkah cepat Amara menyusul langkah panjang Aksara.

"DOR! Kaget nggak?" tanya Amara sambil cengengesan. Tubuh Aksara yang terasa bergetar pertanda jika dia terkejut dengan kehadiran makhluk bumi yang satu itu.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang