Persiapkan hati kalian karena part ini mengandung adegan yang memicu emosi kalian naik.
Jangan lupa follow akun wattpadku!💙
Jangan lupa juga buat vote dan komennya ya!💙
Okey, happy reading all!💙💙
___
"Terima kasih telah menjadi secerah cahaya dalam hidupku yang gelap ini."
_____
Pagi ini Amara sudah menginjakkan kakinya di sekolahan. Gadis yang membiarkan rambutnya tergerai bebas itu melangkah dengan gaya angkuhnya seperti biasa. Senyuman manis yang akhir-akhir ini jarang terlihat kini justru terlihat sangat jelas. Seberpengaruh itu memang seorang Aksara Aradhana di dalam hidupnya.
Jika kalian bertanya bagaimana kondisi jantung Amara kemarin saat tiba-tiba Aksara meneleponnya, tentu saja jantungnya serasa berpacu lebih cepat. Bahkan hingga saat ini saja, rasa senang yang membuncah masih saja terasa di hatinya. Amara benar-benar tidak menyangka seorang Aksara akan melakukan hal tersebut.
Tindakan Aksara kemarin benar-benar memporak-porandakan hatinya. Gagal sudah rencana move on yang sebelumnya sudah dia rencanakan. Kalau begini ceritanya, Amara malah akan semakin mempunyai rasa sayang yang semakin dalam untuk lelaki itu.
Mengingat acara teleponannya kemarin dengan Aksara, senyuman manis langsung merekah di bibir gadis itu. Apalagi saat terbayang ucapan Aksara yang benar-benar membuat sejuk hatinya. Selepas telpon di tutup saja, Amara saja langsung melompat-lompat sendiri seperti orang gila di kamarnya.
"Ih gila senyum-senyum sendiri," sindir Cici yang sedari tadi mengamati wajah Amara. Gadis itu kini berjalan tepat di samping Amara. "Kesambet apa lo?"
Bukannya menjawab, Amara justru semakin melebarkan senyumannya, "Percaya enggak lo kalau kemarin Aksara telepon gue malam-malam?"
"Ih halu ya?" tanya Cici sambil menatap Amara serius.
"Gue beneran anjir! Ah lo mah, orang ngomong beneran malah dikira halu!" kesal Amara. Pasti selalu seperti ini. Di saaat dia mengatakan kebenaran peningkatan hubungannya dengan Aksara, semuanya pasti akan mengatakan jika dia berhalu. Menyebalkan!
"Bukanya lo diblokir?"
"Iya dulu, tapi sekarang Aksara udah buka blokirannya," jawab Amara sambil tersenyum girang.
Gracia atau sering dipanggil dengan nama Cici ini langsung menunjukkan wajah tidak percayanya. Dia menganggap semua ucapan yang keluar dari mulut Amara adalah kebohongan semata.
"Kemarin gue juga pulangnya diantar sama dia," ucap Amara membuat Cici lagi-lagi tercengang kaget.
"Sumpah beneran?" tanya Cici.
"Beneran, Cimol! Gue beneran diatar sama dia. Orang jaketnya aja masih ada di rumah gue. Kemarin gue sama dia kehujanan soalnya," terang Amara.
"Gila! Pakai pelet apaan lo sampai Aksara kayak gitu?"
Amara refleks menampar pelan lengan gadis yang berada di sampingnya itu. Enak saja dia dikatakan pakai pelet!
Keduanya kini sudah berada di lantai atas. Cici ikut menghetikan langkahnya saat Amara mendadak behenti, "Kenapa berhenti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita itu menyakitkan." Aksara Aradhana, lelaki penuh pesona dengan wajah tampan dan senyuman menawan. Bukan seorang berandal sekolah, dia hanya murid yang dianugerahi otak encer...