30. Auristela

486 37 0
                                    

Nangis banget 3 part ke hapus di part (7,9,13)😭
Gatau ini cerita jadi nyambung apa enggak, sumpaah sedih maaf mengecewakan, nanti bakal aku usahain buat sambungin ya semoga bisa🥺🥺

Maaf maaf sekali lagii🙏

°°°°

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada pura-pura baik-baik saja. Sekuat apapun aku bersikap untuk menunjukan kepada semesta bahwa aku baik-baik saja. Sekuat itu pula kehancuran ku semakin terasa.

Bertemu dengan pelaku terlukanya masalalu kita bukan sebuah hal yang mudah, aku ingin menangis dan meraung ketika melihat wajah mereka. Bayang kekejaman dan kebahagiaan yang mereka renggut tanpa perasaan terus menghantuiku.

Aku hanya gadis yang seharusnya tertawa bersama teman-temanku, menghabiskan waktu dengan berbelanja dan mencoba semua hal baru.

Tapi takdir itu tak berpihak kepadaku, aku terjebak dalam gelapnya dunia yang mengharuskan ku menjadi pribadi yang keras. Lebih keras dari takdir yang mencoba menghancurkan ku.

Aku tidak ingin seperti ini, aku juga menginginkan kehidupan remaja yang normal. Namun, aku menginginkan keadilan, hanya sebuah keadilan.

Galaxsy dia ayahku, dari lubuk hatiku aku menyayanginya. Sungguh tidak ada seorang anak yang tidak menyayangi ayahnya terlepas dari segala hal diperbuat mereka. Dia adalah cinta pertamaku bagaimana bisa aku bisa melupakannya.

Jika boleh memilih aku tidak ingin dia terluka, tetapi dia salah satu pelaku hancurnya duniaku. Dia ingin membunuh kami hanya karena sebuah harta, tidak hanya itu dia juga membunuh hati nurani ayahku. Dia bukan ayahku, aku tidak lagi mengenal sosoknya sekalipun didalam jiwa dan raga yang sama.

Aku terdiam melihat gerbong-gerbong kereta yang tidak lagi terpakai. Disinilah aku sekarang disebuah stasiun kereta api yang sudah lama tidak beroperasi.

Sunyi, satu kata yang menggambarkan tempat ini. Takut, sama sekali tidak. Tempat seperti ini yang lebih aku sukai, tenang. Aku menyukai tempat-tempat yang sepi, dimana aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa orang lain tahu.

Aku bisa mengekspresikan bentuk emosi tubuhku semau ku, kapanpun itu.

Tidak perlu takut untuk dianggap lemah atau dikasihani orang lain.

Satu persatu langkahku sudah aku mulai, menemui Galaxsy dan menemui Kalila. Takut? Iya jujur aku takut bertemu dengan mereka, mereka sumber kehancuran masalalu ku. Namun, membiarkan mereka menari diatas lukaku bukanlah pilihan yang tepat.

Aku mengubur semua rasa takutku demi ambisi untuk menghancurkan mereka, memberi mereka luka yang sama seperti apa yang aku rasakan. Aku hanya korban keserakahan mereka dan hanya ingin mendapat keadilan yang setimpal, hanya itu.

Aku tidak salah, benar pilihanku benar.

"AKHHHHH." Kutarik rambutku merasakan denyut rasa sakit di bagian kepalaku.

Sakit sekali.

Aku ingin segera menyudahi permainan ini.

"Help me prince." Ucapku lirih sembari menopang wajahku dengan kedua tanganku.

"Aku tidak sekuat itu, aku takut kembali gagal."

AURISTELA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang