31. Auristela

470 39 2
                                    

"Don't dirty my name, your mouth is nothing  more than trash

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Don't dirty my name, your mouth is nothing more than trash."

•••

Melihat senyum menyebalkan milik Lio rasanya ingin mencabuti gigi-giginya satu persatu. Menyebalkan sangat menyebalkan. Aku melangkah menuruni anak tangga untuk menghampirinya yang duduk diruang tamu.

"Wou perfect girl."

Aku melempar jaket yang berada di tanganku mengenai wajahnya. Lio tidak marah malah tertawa terbahak-bahak.

"Galak sekali."

Aku menyilangkan tangan dihadapannya, memperhatikan Lio yang masih sibuk tertawa.

"Lu gak kedinginan pakek kek gitu."

"Bacot."

Dia kembali tertawa kali ini benar aku ingin meleparnya dengan vas bunga diatas meja milikku.

"Diamlah Lio!"

"Baiklah." Lio memegangi perutnya mencoba menghentikan tawanya. "Sepetinya kita harus segera berangkat." Ucapnya disaat tawanya yang mereda.

Dia berdiri dari duduknya menyampirkan jaket milikku tadi pada bahuku.

"You're so hot." Lio mengedipkan matanya setelah berbisik disamping telingaku, sebelum bisa tanganku menggampar mulutnya pria itu memilih meninggalkanku terlebih dahulu. Sialan.

Aku mengamati penampilanku, memang benar aku terlalu berani menggunakan pakaian seperti ini diarea balap. Sebuah hot pants dengan crob top yang memperlihatkan perut rampingku berwarna hitam senada dengan jaket dan topi yang aku kenakan. Hanya sepatu yang berbeda aku memilih menggunakan sepatu berwarna putih sebagai pemanis.

Mengabaikan godaan Lio aku keluar menyusul pria itu keluar, sebelum dia bertingkah semakin menyebalkan nantinya.


Setelah menempuh perjalanan dua puluh menit dengan kebisuan didalam mobil, kami sampai di sirkuit yang sudah hampir dipenuhi muda mudi yang akan menyaksikan pertandingan malam ini. Beberapa anggota geng berkumpul sesuai kubu mereka masing-masing.

Lio membukakan pintu mobil untukku, segera aku keluar dari sana. Sedikit canggung karena aku kembali dihadapi dengan keramaian. Tapi bukan Auris namanya jika tidak bisa menyembunyikan raut perubahan ekspresinya.


"Wouuu siapa ini." Suara salah satu teman Lio saat melihatku membuat semua orang yang belum menyadari kehadiranku ikut menoleh.

AURISTELA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang