03. Auristela

1.8K 117 6
                                    

Selepas pulang sekolah aku segera mengendarai mobilku dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan kota jakarta yang lenggang.

Aku memasuki kawasan perumahan elite dimana terdapat gedung-gedung tinggi nan kokok menjulang ke langit.

Aku menghentikan mobilku saat puluhan motor besar, berwarna hitam dan beberapa mobil terparkir didepan rumahku hingga membuat jalanku terhalang.

Aku melihat beberapa orang yang dengan santainya duduk di atas motor tanpa mau menyingkirkan motornya setelah melihatku.

Bib bib bib

" Brisik!!" Triak seorang laki-laki berambut pirang itu.

"Anjing! lewat-lewat aja!"

Aku mengepalkan tanganku saat mendengar umpatan-umpatan yang mereka ucapkan.

Aku mengenakan masker untuk menutupi wajah ku, turun dari mobilku untuk menghampiri mereka.

Langkahku terhenti saat aku melihat jaket yang mereka kenakan. Aku membaca tulisan yang ada di bagian dada pria itu Eagle mereka semua memakai jaket yang sama. Tunggu, mereka orang- orang yang ada disekolah kemaren.

Geng motor!. Sial!_ Batinku dalam hati.

"Wao liat siapa yang datang." Ucap salah satu dari mereka disertai seringainya.

Mereka menatapku lekat." Bukankah dia siswi LIHS?"

" Hay kita bertemu lagi, Sebegitu buruknya wajah lo? sampai harus ditutupi hahahha." Tawa mereka pecah saat ini juga.

Aku sudah mengepalkan tanganku menahan amarah yang sedang menguasai diriku sekarang.

" Pindahin!" Ucapku tegas walaupun terhalang oleh masker. " Wou nona suaramu sungguh indah, tapi sayang tidak dengan wajahmu." Katanya penuh dengan hinaan.

" Punya telinga?! Pindahin!" Teriaku dan mendapatkan tatapan tidak percaya dari mereka.

" Keberanian mu boleh juga, Ian kasih tau sama dia"

"Nona sebaiknya kau pulang cuci tangan, terus nenen sama mamah!" ejeknya dan disambut tawa oleh mereka.

Sudah cukup aku menahan emosiku sekarang. Mereka tidak bisa diajak bicara dengan baik-baik.

Aku semakian mendekatkan diriku kearah mereka." Bacot! Dimana ketua kalian." Ucapku berteriak dihadapan mereka dengan mata yang menyorot tajam kearah mereka.

Mereka bertepuk tangan seperti orang bodoh. Sungguh aku bisa melihat tatapan mereka meremehkan ku sekarang.

Mataku melihat beberapa orang yang baru saja keluar dari dalam rumah itu, ada tiga wanita yang masih memakai seragam yang sama seperti yang ku gunakan sekarang.

Mataku fokus dengan salah satu orang yang berdiri paling depan, tatapan matanya yang tajam menyorot kearahku seakan akan aku adalah buronan yang empuk untuknya sekarang. Aku tersenyum sinis di balik masker ku, aku bisa menebak dia ketua geng yang bernama Eagle terlihat semua orang-orang terdiam saat kedatanganya. Dan dari tatapan dan kewibawaannya dia bukan orang sembarangan, jika boleh jujur aku sedikit takut untuk menatapnya, namun aku menutupi ketakutan ku balik menatapnya tajam.

Mata gelapnya menatapku dengan tajam tapi tidak membuat nyaliku menciut sekarang. Dia mengangkat alisnya keatas pertanda menanyakan kehadiranku kesini.

"Pindahin!" Kataku dengan penuh penekanan sambil menunjuk motor yang seenaknya berparkir didepan pagar rumahku.

" Urusan lo apa?" Katanya datar dengan wajah dinginnya. " Lu ketuanya?"

AURISTELA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang