Prolog

2.5K 145 1
                                    

Happy Reading-!!
Typo tandai ya.

"Perpisahan itu menyakitkan, bahkan lebih menyakitkan. Aku tak bisa melangkah jika tanpamu. Cintailah aku, dan kembali ke pelukanku."
--• Love Is Not Over - BTS •--

.

"Ibu...." Tzuyu tak henti-hentinya terisak sambil menyebut seseorang yang kini nampak damai di dalam peti matinya. "Ku mohon ibu, bangunlah." Pinta Tzuyu berulang-ulang, namun tak juga mendapat jawaban dari wanita cantik yang dipanggil ibu olehnya.

Guanlin mengelus punggung Tzuyu dengan lembut. "Sudahlah Tzuyu, kau bisa mengganggu tidur Bibi yang nampak damai." Ujarnya lembut, berusaha memberikan pengertian pada sepupunya ini.

Air mata Tzuyu tetap tak mau berhenti mengalir. "Guanlin, ku mohon bangunkan ibuku. Aku tak akan bisa bertahan di dunia yang kejam ini tanpa Ibu." Pintanya terbata-bata, masih dengan menangis keras.

Orang-orang berlalu-lalang, baik pelayan yang menyiapkan pemakaman dengan sebaik mungkin, pengelayat yang nampak bersedih atau bahkan beberapa penjaga yang menjaga ketertiban di rumah ini.

Guanlin menarik Tzuyu ke dalam pelukannya, lalu mengelus punggungnya lagi. "Kau memiliki Aku, Tzuyu. Lepaskan Bibi dengan ikhlas, ia mungkin sangat merindukan Paman, hingga memutuskan pergi menyusulnya."

Tzuyu menggeleng. "Lalu bagaimana denganku? Aku juga akan merindukannya, apa ia tak mau menemuiku lagi?" tanyanya pilu.

Guanlin menghela napas. "Tzuyu, ayo istirahat di kamarmu. Sejak semalam kau menangis terus-menerus tanpa henti, lihatlah dirimu, kau terlihat berantakan."

Perempuan berwajah sembab, dan bermata panda itu menggeleng. "Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku?"

"Ayolah, Bibi harus di kremasi. Aku tak yakin kau kuat melihatnya," kata Guanlin pengertian, lalu mengelus kepala Tzuyu.

Tzuyu mengadahkan kepalanya, dan akhirnya ia mengangguk. Kasian juga Guanlin terus menenangkannya dengan sangat sabar sejak semalam. "Bisa kau gendong aku? Aku sangat lelah." Tanya Tzuyu.

Guanlin mengangguk, dan beranjak berdiri lalu menggendong Tzuyu ala bridal-style. Ia melewati beberapa orang yang juga kini sedang nampak berduka atas kepergian Nyonya Wang yang di kenal sangat baik hati.

Di tangga, Guanlin dan Tzuyu berpapasan dengan wajah dingin Jackson Wang, satu-satunya kakak Tzuyu. Tzuyu langsung membuang pandangannya, dan lebih memilih menghadap dada bidang Guanlin.

"Apa perempuan berisik itu sudah lelah menangis?" tanya Jackson sambil melirik Tzuyu.

Guanglin mengangguk. "Tzuyu ingin istirahat di kamarnya,"

Jackson nampak berdecih lalu kembali hendak berjalan. "Guanlin, berikan dia obat tidur yang banyak, aku tak ingin mendengar tangisannya lagi saat ia bangun nanti." Sebelum benar-benar pergi, Jackson menyela.

Guanlin hanya mengangguk saja, lagipula respon apa yang harus ia berikan pada kakak sepupunya yang dingin itu?

"Keparat sialan,"

Terdengar umpatan Tzuyu di balik tubuh Guanlin, namun Jackson tidak mengidahkannya dan lebih memilih terus berjalan pergi.

"Bersabarlah, Jackson juga satu-satunya orang yang kau miliki sekarang." Guanlin menenangkan Tzuyu dan kembali berjalan. "Dia kakakmu satu-satunya."

"Kakak? Apa aku tak salah dengar?" sinis Tzuyu. "Selama ini kemana dia? Menghilang dan meninggalkan Ibu serta aku yang berjuang mempertahankan perusahaan Ayah. Dan sekarang, seenaknya ia pulang dan berpura-pura menjadi anak baik di hadapan banyak orang. Aku tau dia hanya ingin mengincar warisan," Tzuyu semakin kesal, dan ingin menangis lagi, namun berusaha ia tahan.

Fallin' Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang