Epilog

1.3K 119 71
                                    

Happy reading.
Typo tandai ya.

"Kau adalah matahari yang terbit dalam kehidupan ku."
--• Jungkook BTS - Euphoria •--
.

Dengan urat yang terlihat jelas di dahi dan lengan tangannya, pria dingin itu masih fokus pada pekerjaannya membaca beberapa lembaran di map hitam.

Setelah mendapat gelas magister ia akhirnya menjadi seorang CEO. Berawal menjadi anak magang, kemudian karyawan tetap dan tiba-tiba menjadi seorang pemimpin. Ah tentu saja itu bisa terjadi, karena perusahaan ini memang di buat oleh kakeknya, kemudian di lanjutkan sang ayah dan kini ialah yang mengemban tugas itu.

Dengan kemeja yang sedikit kusut, dasi yang terlampir berantakan, dan lengan baju yang di sisihkan asal-asalan. Semua orang tahu dia sedang fokus dengan pekerjaannya membaca beberapa dokumen yang akan di tandatangani.

Perlu berulang kali membacanya, perlu fokus yang tinggi agar tidak menjadi boomerang suatu saat nanti. Tanda tangannya bukan hak sepele, karena ini menyangkut ratusan karyawan yang bekerja di perusahaannya, menyangkut keuangan yang berjumlah tak sedikit dan tentu saja menyangkut harga dirinya sebagai seorang pemimpin.

Taehyung akan menjadi orang yang bertanggungjawab dalam urusan pekerjaan.

Setelah merasa yakin, Taehyung kemudian menaburkan tanda tangannya di atas kertas tersebut. Selanjutnya ia memilih merenggangkan otot-otot badannya yang terasa kaku dan akhirnya memijat-mijat pelan dahinya.

Ia melepas kacamata bacanya, dan kemudian kembali memijat-mijat dahinya.

Drrrtttttt drttttttt

Ia mengalihkan pandangannya untuk menatap sumber suara. Tertulis nama Tzuyu di layar menyala itu. Ah, sepertinya hanya kontak istrinya saja yang tersimpan di kontaknya.

Taehyung mengangkatnya dan langsung di sambut suara lembut sang istri.

"Taehyung-ah?"

Taehyung berdehem. "Hmm..."

Suara wanita di ujung sana terdengar bahagia. "Dengarkan baik-baik, eoh?" ujarnya tiba-tiba.

"Ha?" tanya Taehyung.

Namun istrinya tak menjawab dan hanya terdengar suara seseorang yang sedang berlari. Taehyung menunggu sebentar tanpa berniat bertanya tentang maksud Tzuyu meneleponnya.

"Dengarkan baik-baik, oke?" Tzuyu mengulang kalimatnya yang tadi dan Taehyung hanya menjawab dengan gumaman tak jelas.

"Sayang, apa yang tadi kau ucapkan?"

"Ayo katakan lagi, Appa ingin mendengarnya..."

"Eoh?"

Samar-samar terdengar suara Tzuyu yang berbicara pada seseorang, tentu saja bukan dirinya. Dari sana juga terdengar suara seorang bayi yang berceloteh dengan bahasa bayinya sambil memukul-mukulkan sesuatu pada lantai.

Sebenarnya ada apa dengan ibu dan anak ini?

Taehyung masih berusaha mendengarkan dengan sabar, lagipula dia sedang tak sibuk. Mendengarkan suara tak jelas dari sambungan teleponnya memang sedikit menghibur.

"A-appa..."

Taehyung langsung melotot, menajamkan pendengarannya. Ia tak salah mendengar kan? Bahwa anaknya yang kini berusia 6 bulan sedang memanggilnya?

"Mwo?" Ulang Taehyung yang sudah berdiri dari duduknya. Ia menyampirkan tangannya yang bebas di pinggang.

Tzuyu tertawa bahagia di ujung sana. "Sudah kubilang dengarkan baik-baik..."

Fallin' Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang