Chapter 6: Up to you

872 113 10
                                    

Happy reading, guys.
Typo tandai, ya.

"Suatu itu akan berjalan dengan baik, namun berikutnya aku akan benar-benar kacau."
-• Airplane - BTS •-

.

Kemarahan memang hal yang bisa membuat siapa saja hilang kendali, seperti halnya yang terjadi dengan Taehyung. Ia kehilangan kendali kala melihat Tzuyu memakai baju seperti jalang-jalang milik Jimin, dan semakin marah melihat banyaknya pasang mata genit menatap miliknya.

Hingga akhirnya Taehyung menyiksa Tzuyu dengan brutal, tapi hal itu tak membuatnya menyesal sama sekali. Biar saja Tzuyu tahu rasa, dan tak mengulangi kesalahannya.

Sebenarnya kemarahannya sudah mereda, tapi mendengar ada seseorang mengganggu Tzuyu-nya, malah membuatnya naik pitam lagi. Seperti prinsip seorang kakak pada adiknya, hanya kakak yang boleh mengganggu adiknya, tapi tidak dengan orang lain. Seperti itulah yang di rasakan oleh Taehyung. Hanya ia yang boleh mengganggu atau menyiksa Tzuyu, tidak dengan orang lain.

Taehyung meremas kemudinya dengan perasaan penuh kekesalan. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, mengabaikan bunyi klakson mobil lain.

Ia memencet display Radio mobilnya, berusaha menghubungi seseorang.

"Eoh, Taehyung-ah? Ada apa? Aku sedang bertugas di--"

"Noona, bisa kau periksakan seseorang?" Potong Taehyung cepat.

"Kau apakan dia?" Tanyanya seperti sudah menghafal sifat pria Kim itu.

Taehyung menghela napas. "Aku tadi kalap, kau bisa ke apartemennya?"

"Dia sekarat?"

"Tentu saja tidak!" Desis Taehyung. "Kau hanya perlu menjahit beberapa luka,"

"Beberapa luka? Sebanyak apa kau lukai dia?"

Taehyung mendengus kesal, banyak tanya sekali orang ini. "Noona, jangan banyak tanya seperti itu." Kesalnya.

Orang di ujung sambungan terdengar terkekeh. "Baiklah, baiklah. Aku akan langsung kesana, kau kirim alamatnya."

Taehyung mengangguk. "Baiklah,"

"Sudah kan? Aku tutup ya,"

"Noona!"

Perempuan yang di panggil Noona itu nampak berdecak. "Apa lagi?"

"Sekalian bersihkan apartemennya, kurasa tadi sangat kotor saat ku tinggalkan."

"Yak! Kau kira aku seorang--"

Taehyung mematikan sambungan telepon secara sepihak, lalu kembali fokus mengemudi menuju basecamp tempat biasa ia berkumpul.

Sampailah Taehyung di sebuah rumah bertingkat satu, tidak terlalu mewah dan besar, tapi tak buruk juga. Taehyung memarkirkan mobilnya dengan asal, lalu masuk dengan langkah tak sabaran.

"Yak, Taehyung! Siapa perempuan tadi? Kenapa kau meninggalkanku demi perempuan tadi, hah?!"

Taehyung dapat melihat Jimin sedang bersantai di sofa, kini menatapnya, begitu juga dengan laki-laki yang ada di sampingnya, Heseok.

Taehyung tak menjawab.

"Yak! Kau ini cuek sekali. Aku tak suka ya," Jimin memberengut kesal.

"Perempuan? Perempuan mana? Cantik tidak?" Hesok ikut menyahut.

Taehyung menghela napas. "Diamlah kalian," sahutnya sambil melirik ke sekitar. "Seokjin mana?" Tanyanya dan langsung mendapat sambutan sebuah pukulan di kepala secara tiba-tiba.

Fallin' Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang