Chapter 19: Panic

760 100 60
                                    

Happy reading.
typo tandai ya.

"Masa dewasa, bukakanlah apa-apa, sungguh."
--• Adult child - BTS ••--

.

Sebuah sorot datar menatap wanitanya dalam diam, tangannya mengelus pelan pipi tirus itu. Sambil memeluknya, ia sama sekali tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah wanitanya. Kenapa wanita ini seakan-akan di benci oleh penciptanya sendiri, sampai harus tertimpa masalah terus-menerus? Bukan Taehyung mengasihaninya, hanya saja ia merasa sedikit tak rela?

Tzuyu menggeliat dalam tidurnya, berusaha mencari kenyaman dari pelukannya. Dia tertidur cukup lama, setelah semalam Taehyung menyuntikkan obat bius, yang sengaja ia bawa hari ini untuk menangkap penguntit Tzuyu yang sudah cukup lama mengikutinya, dan ternyata pria itu adalah anggota geng sialan dari Jepang sana.

Saat Tzuyu sudah tenang, Taehyung kembali mengeratkan pelukannya, ia berulang kali mengecup pipi wanita itu, kemudian mengelus rambutnya. Bukannya merasa nyaman, Tzuyu perlahan malah membuka matanya.

Saat matanya terbuka dengan sempura, ia bertatapan dengan Taehyung, saling menatap untuk beberapa saat hingga akhirnya ia berteriak keras.

"Menjauhlah dariku!" Tzuyu mendorong dada Taehyung, kemudian beranjak bangun menjauhi Taehyung dengan sedikit oleng, efek dari obat bius. Dia membelalak, kembali dengan tubuh yang bergetar. "Jangan sakiti aku," dia memohon, dengan suara yang parau.

Pria korea itu mendesah, perlahan bangun untuk mendekati Tzuyu. Matanya tak lepas memandangi wanitanya dengan lelah.

"Jangan dekati aku,"

Wajah Tzuyu yang memelas di abaikan begitu saja oleh Taehyung, ia terus mendekati wanita Chou itu yang masih berusaha menjauh darinya.

"KU BILANG JANGAN DEKATI AKU, AKU TAKUT!" Tzuyu berteriak frustasi, lalu berlari menuju pantry, memporak-porakkan dapur tanpa sekat, hanya untuk mencari suatu benda. Taehyung menunggu apa yang akan di lakukan dengan dapurnya oleh Tzuyu, dan matanya menyorot tajam tak kala melihat Tzuyu mengambil sebuah pisau, lalu mengarahkannya pada nadi di pergelangan tangannya.

"Kau mendekat, aku akan benar-benar memutus nadiku." Ancam Tzuyu, dengan sorot penuh keyakinan, mengatakan bahwa ia tak main-main dengan ucapannya.

Taehyung berdecak, "Jangan macam-macam,"

"SEBAB ITULAH, KAU PERGILAH DARI HIDUP KU!"

Mendengar itu, entah kenapa membuat darah Taehyung berdesir tak suka, ia merasa kalimat itu sangat tak menyenangkan untuk di dengar. "Jangan ucapkan itu, aku tak suka!" bentaknya, lalu bergerak cepat, mengambil pisau dari tangan Tzuyu, dan melemparnya ke sembarang arah.

Tzuyu melotot kaget saat Taehyung sudah berdiri tepat di depannya, dan hanya berjarak sejengkal dari wajahnya. Ekspresi datar itu menatapnya dengan sorot yang tajam, dengan hembusan napas yang dapat di rasakan Tzuyu di wajahnya.

"Aku tak akan pernah pergi dari hidupmu, bahkan ketika kau menangis darah sekalipun. Karena, kau sudah menjadi milikku, seutuhnya."

Perlahan pertahan diri untuk tidak menangis roboh begitu saja, Tzuyu menangis dengan pilu. Takumi Hokuto dan Taehyung sama saja, sama-sama suka menyakitinya, sama-sama bisa membuatnya tersiksa dengan trauma yang muncul, sama-sama seenaknya untuk menyentuhnya.

Air matanya terus keluar, secara bertahap ia merosot ke bawah, bersandar pada pantry, dan menekuk kakinya. Bahunya bergetar, bingung harus berbuat apa lagi. Fisiknya sakit, hatinya lebih sakit, pikirannya berkecamuk penuh keluhan. Ia lelah dengan takdir menyedihkan ini. Tak bisakah ia istirahat sebentar saja? Mengistirahatkan dirinya, untuk sekejap saja?

Fallin' Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang