Chapter 21: Jealous?

825 108 80
                                    

Happy reading
Typo-nya di tandai ya.

"Aku bingung."
--• Lost - BTS •--

.

Sudah hampir seminggu Taehyung tidak menemui Tzuyu. Bukan karena keinginannya, hanya saja Tzuyu bersikeras untuk tidak menemuinya. Dia akan kumat berteriak-teriak histeris tak kala melihat Taehyung, kemudian di akhiri menyiksa dirinya sendiri.

Mingyu juga meminta tolong pada Taehyung untuk berusaha menjaga jarak dari Tzuyu sementara, agar tidak semakin menyakiti kejiwaan Tzuyu.

Taehyung tentu saja menolak dengan keras namun akhirnya menurutinya tak kala Sana menangis-nangis memohon untuk menjauhi Tzuyu, sebentar saja, sampai Tzuyu normal kembali.

Dan disinilah Taehyung selama 6 hari, di kediaman Jin sambil terus mendengar pengusiran dari bibir tebal pria dewasa itu. Kim Seokjin, pria berambut sedikit gondrong itu setiap hari mengoceh, menyuruhnya pergi dan memesan hotel atau apapun itu, asal tidak tidur di rumahnya. Pria itu memang tak tahu di untung, padahal sebelumnya ia sudah mengirimkan hampir 3 milyar pada pria itu.

"Ya! Kenapa kau mengambil makanan ku lagi, sialan! Sudah ku katakan jangan menyentuh dapur ku!"

Seokjin datang menemui Taehyung di ruang tengah, sambil berkacak pinggang dengan wajah kesalnya, menatap pria berambut merah itu yang sedang memakan beberapa makanannya tanpa ijin. Seperti ramyeon bersama kimchi yang ia sediakan untuk makan malam nanti.

Taehyung tak merespon, ia masih asyik mengunyah ramyeon yang ia buat tadi, menonton televisi yang sedang menayangkan sebuah berita.

Jin mendekatinya, dengan suara hentakan kaki yang sengaja di hentakan dengan keras. Setelah dalam jangkauannya, ia menendang kaki pria Kim itu dan membuat Taehyung menatapnya malas. "Aku sedang bicara padamu, bodoh. Kau jangan mengabaikan ku, dan tidak menjawab ucapan ku seperti itu."

Taehyung menghela napas malas. "Kau berisik sekali, apa tidak lelah mengomel setiap hari?" sarkasnya.

Jin menyipitkan matanya. "Makanya kau pergi dari sini, jika tak ingin mendengar ocehan ku. Astaga! kau tak pernah mencuci piring mu, tak pernah mencuci pakaian mu dan meletakkannya di sembarang tempat, memakan makanan ku tanpa ijin, menonton televisi dengan suara super keras, dan membuang sampah sembarangan. Kau membuat rumahku seperti kapal pecah, bodoh." Jin terengah-engah dengan cerocos panjangnya sendiri, menunjuk seluruh rumah yang memang sangat tepat untuk di katakan seperti kapal pecah.

"Kau sangat cocok jadi seorang rapper," sinis Taehyung sambil meletakkan mangkok yang ia pangku sejak tadi di meja. "Kenapa tidak mencoba untuk ikut audisi?"

Merasa sangat kesal, Jin kembali menendang betis Taehyung, namun pria itu keburu menghindar. "Aku serius, sialan."

"Kau kan bisa memesan jasa kebersihan, nanti aku yang membayarnya jika takut uangmu akan habis."

Jin memamerkan giginya yang saling mengigit, sebal mendengar ucapan itu. Matanya menyipit menatap Taehyung yang kembali asyik menonton televisi. "Kau sangat bodoh,"

"Kau juga bodoh, pria dewasa yang hanya suka bermain komputer." Jawab Taehyung tak peduli.

Jin ingin sekali menarik rambut pria itu, menjambaknya dengan keras hingga membuatnya memohon ampun. Tapi, Pria yang hampir berkepala tiga itu berusaha menahan niatnya untuk sementara. "Ya! Jika kau diam disini terus, dan membiarkan wanita mu bersama Mingyu-Mingyu itu, apa kau tak berpikir dia akan merebutnya darimu?"

Taehyung mengernyitkan dahi, lalu menoleh menatap Jin dengan serius. "Darimana kau tau?"

"Jimin memberitahu ku, kau menginap disini karena trauma wanita mu itu kembali."

Fallin' Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang