Chapter 12: Help Me!

830 116 18
                                    

Happy reading.
Typo tandai, makasih.

"Kegelapan dan kehampaan bersama mu."
--• You never walk alone - BTS •--

.

Tzuyu melamun, berdiri di bagian kasir, sambil menunggu pelanggan yang akan datang. Setelah pertemuan dadakan antar mahasiswa --Jimin, Sana, Mina, dan Taehyung-- yang di akhiri dengan gebrakan Sana pada meja dengan wajah kesalnya, Tzuyu berada disini, di kafe tempatnya bekerja, setelah meminta seminggu untuk cuti.

Entah karena apa, setelah Jimin membisikkan sesuatu pada Sana, wanita itu langsung mencak-mencak sambil memukul meja. Dia berdiri meninggalkan meja tempat mereka berkumpul, di ekori oleh Mina dan terakhir Tzuyu yang sebelumnya harus meminta ijin dulu pada Taehyung. Taehyung tahu, pasti Jimin mengatakan sesuatu yang menyinggung hingga membuat wanita itu begitu marah, dan akhirnya Taehyung membiarkan Tzuyu pergi dengan bayaran sebuah kecupan di pipinya.

"Eonnie, apa kabar?" Sapa Tzuyu saat melihat Jeongyeon datang, berdiri di sampingnya. Wanita berambut cepak itu mengangguk sambil tersenyum. "Aku baik, kau sendiri bagaimana? Seminggu ini ngapain saja sampai harus cuti?"

Tzuyu memamerkan senyuman polosnya. "Aku sibuk pada kuliahku, dan kabarku bisa Eonnie lihat sekarang. Aku baik-baik saja,"

Jeongyeon mengangguk, lalu memperhatikan Tzuyu dari atas sampai ujung flat shoes-nya. Tzuyu tetaplah Tzuyu, wanita cantik bak seorang putri kerajaan di dongeng-dongeng anak kecil. "Kau tetap cantik, berarti kau baik-baik saja."

Mendengar itu, Tzuyu tertawa. "Astaga Eonnie, kau bisa saja."

"Aku serius."

Keduanya tertawa pelan bersama, berusaha untuk tidak mengganggu ketenangan kafe.

"Eoh Eonnie, kau tau Shushua dimana? Aku tak melihatnya sejak tadi."

Jeongyeon mengerutkan keningnya. "Kau belum tahu? Dia berhenti bekerja karena ketahuan ibunya. Kau tahu sendiri ibunya seperti apa."

"Jinjja?!"

Jeongyeon mengangguk lagi.

"Astaga! Kenapa gadis itu tidak pamit padaku terlebih dahulu?"

"Kau sendiri yang susah dihubungi, lagipula Shushua menitip salam padaku, katanya kau kapan-kapan harus bermain ke rumahnya."

Tzuyu mengangguk-angguk. "Kau tahu alamat rumahnya, Eonnie?"

Jeongyeon mengangguk, "Tahu, aku pernah mengunjunginya saat demam dulu."

Pembicaraan mereka harus di hentikan tak kala seorang pria berdiri di hadapan mereka.

"Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Tzuyu sopan.

Pria itu tak langsung menjawab, dan lebih memilih memperhatikan wajah Tzuyu. Jeongyeon menyikut lengan Tzuyu, membuat wanita itu balik mengangkat bahu.

"Maaf Tuan, kami bisa merekomendasikan sesuatu jika Anda merasa bingung pada pilihan menunya," ujar Jeongyeon profesional.

Pria itu akhirnya mengalihkan pandangannya menghadap Jeongyeon. "Aku pesan Latte,"

Setelah itu, ia pergi begitu saja, duduk di pojokan kafe. Setelah kepergiannya, Jeongyeon dan Tzuyu saling tatap.

"Eonnie, apa ada yang aneh dari wajah ku?" Tanya Tzuyu sambil menatap Jeongyeon dan meraba wajahnya. Mungkin ada sesuatu yang membuat pria itu terus menatapnya.

Jeongyeon menggeleng. "Tidak ada selain kecantikan mu." Sahutnya membuat Tzuyu terkekeh.

"Eonnie...."

Fallin' Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang