Chapter 20: Kim Mingyu

686 103 62
                                    

Happy reading, guys.
Typo tandai ya

"Kau membuatku marah dan terus marah tanpa alasan."
--• Boy in luv - BTS •--

.

Mina masih menatap tajam pada dua pria yang sedang berdiri di hadapannya, bersandar pada dinding sambil melipat kedua tangannya masing-masing. Matanya seakan tak pernah lelah untuk memperhatikan keduanya, yang kini asyik bermain ponsel.

"Apa Tzuyu akan baik-baik saja di dalam?" tanya Jimin, tanpa mengalihkan pandangan matanya. Taehyung mengangkat bahu, tak menjawabnya. Bagaimana mau menjawab, jika dirinya saja tidak tahu jawabannya.

Mina menghela napas panjang, lalu berdiri, berjalan menuju apartemen Tzuyu. Ia masuk untuk menjenguk Sana, yang tertidur. Wanita cerewet itu, menangis seharian saat tahu Tzuyu tak ingin menemui siapapun. Sana memang tipe orang yang sangat sering mengkhawatirkan orang lain, begitu berlebihan, dan kadang karena sikapnya itu, ia malah menyakiti dirinya sendiri.

Jimin menghentikan aksinya yang sejak tadi menatap layar kosong ponselnya, lalu menatap Taehyung. "Apa menurutmu, wanita itu menyukaiku?" 

Taehyung menoleh, mengabaikan ponselnya yang menampilkan data statistik saham sebuah perusahaan. "Kau sebenarnya ngapain disini?"

Jimin berdecak. Apa yang ia tanyakan memang sangat jarang mendapatkan sebuah jawaban yang layak dari seorang Kim Taehyung. "Aku hanya ingin menjenguk Tzuyu, kenapa memangnya?"

"Bagaimana kau tahu dia sedang sakit?"

"Aku tahu, tadi Mina bersama ku."

"Ck, kau pergilah. Aku bosan melihat mu," usir Taehyung, tentu saja dengan cara yang sama sekali tidak sopan.

Jimin mengedikkan bahu tak peduli. "Tzuyu kan junior ku, salah jika aku menjenguknya?"

Taehyung berdecak, lalu menegakkan punggungnya. Ia meletakkan kedua tangannya di pinggang, lalu mengerutkan keningnya. Ini sudah malam, dan Tzuyu masih tak ingin menemui siapapun, bahkan kedua sahabatnya sendiri.

Sejak pagi, wanita itu mengurung diri, dan berteriak frustasi beberapa kali, namun semakin menjadi-jadi tak kala ada seseorang yang berusaha masuk ke dalam apartemennya, atau tepatnya apartemen Taehyung.

Ia melirik jam branded di pergelangan tangannya, lalu mendesah panjang.

"Jangan khawatir, Tzuyu tak akan bisa menyakiti dirinya sendiri kembali. Mina dan Sana sudah mengeluarkan barang-barang berbahaya dari apartemen studio mu." Jimin membuka suara, saat melihat Taehyung sejak tadi menahan diri untuk tidak masuk ke dalam apartemennya. Dia bisa menahan diri itu sudah rekor terbaru, karena biasanya sifat pria itu sangat pemaksa dan tidak mau peduli.

Taehyung tak menjawab, dan hanya mengalihkan pandangannya tak kala pintu apartemen Tzuyu yang ada di sampingnya terbuka. Sana yang terisak keluar dengan Mina yang menuntunnya untuk duduk di kursi yang sengaja mereka siapkan di depan apartemen, untuk berjaga-jaga jika Tzuyu memanggil salah satu dari mereka.

"Gwaenchanna, jangan menangis terus. Jika kau berisik seperti ini, kau akan mengganggu Tzuyu dan lainnya." Mina mengelus rambut Sana, dan berusaha menenangkan sepupunya.

Jimin yang mendengar kalimat itu, menahan tawanya. "Astaga, bagaimana dia bisa diam jika kau sekasar itu," ujarnya nimbrung.

"Aku tak berbicara padamu," sinis Mina, lalu menarik tangannya untuk berhenti mengelus Sana.

Sana mengangkat kepalanya, dan matanya yang membengkak menatap Jimin sambil berusaha tersenyum. "Tak apa Sunbae, Mina memang suka seperti itu. Dia menyebalkan, walau sangat cantik." Ujarnya dengan menyedot ingus yang mengalir melalui hidungnya.

Fallin' Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang