Happy reading, guys.
Typo tandai dong."Jika aku bisa, aku ingin bertanya. Mengapa kau melakukan apa yang kau inginkan saja?"
--• 134430 - BTS •--.
Tzuyu terbangun dari tidurnya saat ia memimpikan hal paling menyeramkan dalam hidupnya. Ia terduduk lalu melempar selimut yang ia gunakan ke sembarang arah, kemudian mengecek seluruh badannya. Tidak ada luka apapun, namun kenapa baju yang ia gunakan sama seperti mimpinya tadi? Bukankah tadi ia bermimpi akan di bunuh oleh seorang psikopat berambut merah menyala?
"Sehun, Oh Sehun," gumam Tzuyu langsung mencari ponselnya, dan menemukannya di lantai tak jauh dari ranjangnya. Ia turun dan melangkahkan kakinya untuk memungut ponsel itu.
Setelah mendapatkannya, Tzuyu langsung menghubungi nomor Sehun. "Ku mohon angkatlah, dan katakan kau dalam keadaan baik-baik saja, atau bilang saja kau masih bisa bernapas." Harap Tzuyu, sambil berjalan bolak-balik dengan tangan di pinggang, dan satunya sibuk memegang handphone menunggu jawaban dari ponsel Sehun, kekasihnya.
Tzuyu menggigit-gigit jarinya cemas, saat panggilannya tak mendapat respon, dan semakin kalut saat operator bilang ponselnya sedang tidak aktif. Apakah ia harus menjenguk apartement Sehun? Tapi bagaimana jika mimpi itu benar adanya? Bagaimana jika ia malah bertemu psikopat gila itu?
Tzuyu meremas kepalanya dengan keras untuk melepas kekalutannya. Apa yang harus ia lakukan kini?
Ponsel Tzuyu berdering, menarik perhatiannya dengan cepat. "Semoga ini pesan yang selalu Sehun kirim setiap pagi untuk mengucapkan good morning." Harap Tzuyu.
Namun, harapannya perlu ia buang jauh-jauh karena yang mengirimkannya nomor yang tak tersimpan.
Tzuyu membukanya lalu melotot kaget. Bulu kuduknya meremang serasa merasakan hawa orang yang mengiriminya pesan.
From: xxxxxxx
Jangan pergi ke apartemen mantan kekasihmu jika kau tak ingin menjadi pelaku pembunuhannya. Karena kau bisa saja meninggalkan jejak sidik jari disana. Tenang saja, semua fotomu telah ku singkirkan.
•- Fallin' light •-
"TZUYU! CHOU TZUYU!" Minatozaki Sana berteriak keras saat temannya masih saja melamun, padahal dirinya dan Mina terus memanggilnya. Perempuan Jepang ini mengerutkan dahi kesal.
Tzuyu kembali tersadar. Kenapa akhir-akhir ini ia sering melamun?
"Wae?" tanya Tzuyu sambil menghela napas panjang. Kedua sahabatnya kini nampak memperhatikan dirinya dengan kerutan dahi yang sangat jelas.
"Sana memanggilmu sejak tadi, tapi kau hanya diam saja. Apa yang kau pikirkan sampai melamun seperti itu?" Myou Mina bertanya, ia sepupu Sana, dan sama-sama berasal dari negeri sakura.
"Eoh, apa ada yang membebani pikiranmu?" tanya Sana lagi.
Tzuyu menggeleng lalu mengedarkan pandangannya, nampak kelasnya kini sudah kosong melompong, padahal ia merasa barusaja mendengarkan Profesor menjelaskan tadi. "Kelasnya sudah selesai?" tanya Tzuyu.
Sana menggulirkan bola matanya malas, dan Mina hanya diam. "Pertanyaan bodoh macam apa itu? Ini sudah 10 menit berlalu sejak kelas di bubarkan." Sunggut Sana kelas.
"Jinjja?" tanya Tzuyu. "Lalu apa yang kalian berdua lakukan disini? Kalian tak ke kantin?" tanya Tzuyu bingung.
Dengan sabar, Sana menggeleng kepalanya. "Aku baru saja menyelesaikan tugasku yang belum ku kerjakan kemarin, dan aku melihatmu sejak pagi ini terus melamun. Sebenarnya ada masalah apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' Light [END]
FanfictionWritten by: zexmyonzen ⛓️: Taetzu area. 🦍: Tamat dan mau di revisi • -- • "Karena kau melihat apa yang ku lakukan, kini kau target selanjutnya." Pria itu menyeringai sinis. Tzuyu yang belum paham situasi masih terdiam bingung. Dan saat pria itu mul...