Happy reading.
Typo tandai ya."Kehampaan yang tidak bisa kuketahui datang padaku."
--• Rain - BTS •--.
"Kau memanggilku?"
Dengan wajah polosnya, bocah itu mengangguk membuat Tzuyu mendekatinya dengan sedikit kaku. Dia tidak seperti Sana, yang bisa sangat menyukai anak kecil, yang bisa mengajaknya bermain seharian, yang bisa dengan santainya bercerita panjang lebar. Tzuyu hanyalah wanita yang sangat menghindari wajah polos itu, bukan karena membenci, ia lebih tak bisa bersikap di depan mereka, takut menyakitinya dan menakuti mereka hingga membuat mereka menangis.
"Wae?" Tanya Tzuyu kaku, sudah berdiri di dekat bocah itu. Laki-laki itu menatapnya dengan sorot meminta tolong. "Kau bisa ambilkan sepatu di sana? Teman ku melemparkannya ke atas pohon. Aku tidak cukup tinggi untuk mengambilnya sendiri,"
Dia menunjuk pohon yang cukup jauh dari tempatnya berdiri sekarang, dan di salah satu dahannya terdapat sepatu berwarna putih. Tzuyu menyipitkan matanya untuk memperjelas pandangannya, lalu balik menatap bocah itu.
"Kau di risak teman-temanmu?" Tanya Tzuyu pada bocah yang mungkin berumur sekitar 9-10 tahun.
Bocah itu menggeleng. "Tidak, A reum hanya kesal karena aku suka mengganggunya. Makanya ia melempar sepatu ku kesana."
"Kenapa kau mengganggunya? Kalau kau tahu dia akan kesal,"
"Aku tak tahu kenapa, aku hanya merasa lebih suka jika dia marah-marah ketimbang harus merasa sedih karena orang tuanya suka berkelahi." Jawaban polos itu, entah mengapa mengganggu pikiran Tzuyu. Ia teringat seorang pria, yang kini entah kemana meninggalkannya di tempat asing ini.
Taehyung sering mengganggunya, atau tepatnya menyiksanya, sebenarnya apa keinginan pria itu?
"--Noona, kata eomma ku, lebih baik melihat orang yang kau sayangi marah-marah ketimbang harus melihatnya bersedih. Aku tahu A reum memiliki masalah, makanya aku berusaha menghiburnya walau akhirnya aku harus membuatnya kesal."
"Baiklah, dimana sepatu itu?"
-• Fallin' light •-
Tzuyu melangkah menuju rumah tadi, setelah cukup lama berkutat dengan sepatu bocah itu. Selama setengah jam berusaha mengambil sepatu milik bocah yang tenyata bernama Lee Yeon itu, Tzuyu berbincang-bincang dengannya. Lee Yeon punya sisi menarik dari dirinya yang kuat. Dia pandai berkata-kata, sehingga membuat lawan bicaranya berpikir tentang kalimatnya berulang-ulang.
Dia cukup dewasa di usianya yang ternyata masih 10 tahun.
"Noona, terkadang orang yang sering menyakitimu adalah orang yang sangat menyayangi mu. Dia memberi luka untuk membuat mu menjadi lebih kuat, lebih mandiri. Kalau ia tak menyayangi mu, buat apa dia terus menyakiti mu? Itu salah satu cara menyalurkan rasa peduli, walau terlihat salah."
Tzuyu mendesah, kenapa anak itu seakan mengucapkan hal-hal yang sengaja di tujukan untuknya agar tidak terlalu membenci Taehyung? Apa Tuhan sengaja mengirimnya untuk membuat Tzuyu sadar, bahwa tidak perlu terlalu membenci kehidupannya?
"Ketimbang mengingat bagaimana kejamnya dia menyakitimu, lebih baik mengingat hal-hal baik dalam dirinya. Contohnya seperti bagaimana dia menyelamatkan nyawamu saat semua orang sibuk pada kehidupannya masing-masing?"
Okey, cukup! Tzuyu tak ingin berpikir lebih panjang lagi tentang bocah ingusan itu, berpikir tentang bagaimana ia terus mengoceh. Sekarang, yang harus ia lakukan hanya menghubungi Taehyung dan menanyakan dimana keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' Light [END]
FanfictionWritten by: zexmyonzen ⛓️: Taetzu area. 🦍: Tamat dan mau di revisi • -- • "Karena kau melihat apa yang ku lakukan, kini kau target selanjutnya." Pria itu menyeringai sinis. Tzuyu yang belum paham situasi masih terdiam bingung. Dan saat pria itu mul...