Back to Chrikaya

1K 101 21
                                    

"Ka Chikaaaa. Laper"
Ujar Christy sembari mengguncangkan lengan sang kaka untuk meminta perhatiannya. Dia yang hampir satu jam melakukan itu namun sang Kaka nampak acuh tak acuh terhadapnya. Dia masih saja fokus dengan tugas di laptopnya.

"Kaaaaa!! Makan !! Aku laper!"
Kini dengan nada lebih tinggi. Kesabaran memang ada batasnya.

"Iya nanti"
Jawab Chika cuek. Akhirnya ada jawaban meski hanya sebatas itu.

"Nantinya kapan ? Aku kan keburu laper"
Ambek Christy.

"Kan bisa minta ke mba di belakang. Jangan manja deh. Kaka lagi ngerjain tugas. Ganggu aja dari tadi"
Omel Chika.

"Aku maunya makan sama kaka. Mba udah siapin kok di meja makan, jadi ayo kita makan dulu"
Ajaknya memaksa.

"Nanti Christy. Kaka masih ngerjain tugas"

"Salah apa tugasnya kaka ? Kok di kerjain?"

"Ah kamu mah. Pura pura ngak tahu"

"Aku laper jadinya ngak bisa mikir"
Ngelesnya.

"Ya udah makan sana"

"Ya udah ayo sama kaka aja"

"Sendiri dulu sana, nanti kaka nyusul"

"Ngak mau, sama kaka!"
Kekeh Christy.

"Kalau sama mamih, mau dek ?"

Christy dan Chika kompak menoleh ke arah pintu. Di depan sana ada sosok yang amat sangat mereka rindukan tengah berdiri dengan merentangkan kedua tangannya.

"Siapa kangen mamih ?"
Ujar sosok itu. Senyumnya merekah. Rambut yang di potong di atas bahu menambah kesan fresh dari wanita yang hampir berusia 41 tahun itu.

"Mamih ?! Beneran mamih ? Bukan halusin nasi kan ?"
Kata Christy yang kini menepuk kedua pipinya sesaat setelah berdiri.

"Halusinasi dek. Ngomong aja ngak bener"
Kata Chika kesal. Dia juga ikut berdiri untuk memastikan bahwa di depan mereka memanglah Aya, mamih mereka.

"Kok kalian malah berantem ? Ngak ada yang kangen sama mamih ? Ngak ada yang mau peluk ?"
Ujar Aya yang kembali merentangkan kedua tangan nya lebar-lebar.

"Mamih!!"
Chika dan Christy sedikit berlari berhamburan memeluk Aya dengan begitu eratnya.

"Kangen mamih"
Kata Chika.

"Kity juga kangen mamih. Banget malah"
Sambung Christy.

"Kangen banget ?"

"He-em. Love you mih"

"Sama, sayang-sayang nya mamih"

Pelukan terjadi sekitar sepuluh menit. Barulah ketika Aya lelah memeluk kedua putrinya mereka masing-masing melepaskan diri.

"Kaka kenapa nangis ?" tanya Aya ketika melihat kedua bola mata Chika mengeluarkan air mata.

"Terharu lihat mamih pulang. Kaka kira mamih bakalan lama di sana"

"Jangan sedih lagi. Mamih kan jadi ikut sedih"
Aya ikut serta menghapus air mata Chika dengan lembut.

"Mih! Mamih pulang sendiri aja ? Papah mana, mih ?" tanya Christy celingukan. Dia benar benar berharap papah nya ikut serta pulang.

"Papah ngak bisa pulang. Mungkin lebaran bakalan di usahakan pulang. Adek kangen banget sama papah ya ?"

"Iya. Oh jadi papah ngak bisa pulang. Sedih banget"

"Jangan sedih dong. Kan ada mamih disini"

"Eh iya ! Sekarang ngak sedih kok. Kan ada mamih. Hehehe"

Cerita Keluarga MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang