Mabar

685 79 15
                                    


Christy tengah bergelayut manja pada lengan Anin yang berjalan disebelahnya. Sedangkan si kembar berjalan di depan mereka untuk memimpin jalan. Keempat orang tersebut tengah berjalan mengelilingi sebuah mall untuk nantinya pergi makan malam bersama.

Aya kini tengah berada di Jogja karena ada pekerjaan disana bersama suaminya. Rencananya Aya dan suaminya akan berada di kota tersebut selama dua hari. Kedua orang itu baru pergi tadi pagi dan menintipkan Christy pada Anin saja karena kemarin saat di titipkan kepada Jinan bocah itu hampir saja mati kelaparan. Sedangkan Cindy tengah kurang enak badan makanya dia tengah terbaring sakit di kamarnya jadi tidak bisa mengasuh anak anak untuk sementara waktu. Dan pastinya Jinan yang akan momong anaknya. Maka lebih baik di titipkan ke Anin saja.

Kalau soal Chika mah yang penting di kasih duit saja dia bisa hidup sendiri di rumah. Dia aman kalau di tinggal pergi asal ada uang. Namun dia tidak mau sama sekali di tinggal di rumah bersama Christy. Rusuh. Gitu katanya.

Saat ini Anin mengajak anak anaknya untuk makan diluar dan si kembar yang akan menentukan mereka akan makan di mana. Sepanjang jalan kedua anak Anin itu masih saja memilih milih tempat yang cocok untuk mereka.

Itu cukup membuat Christy bosan dan kelaparan.

"Maa..aku mau beli mainan boleh?"
Tanya Christy saat keempatnya baru tiba di lantai empat sebuah mall.

"Mainan apa coba ? Kan udah gede" jawab Anin.

"Apa ya ? Boneka gitu. Kemarin pas aku jalan sama temen temen ada boneka lucuuuu banget. Aku mau beli, tapi uangnya ngak cukup. Nanti di beliin mama Anin ya ?"
Kata Christy mencoba merayu Anin.

Anin lama lama kesel juga. Was was dia. Dari awal masuk mall bocah itu selalu minta dibelikan ini itu. Kalau sampe lantai paling atas mall mereka belum juga berhenti, mungkin Christy akan meminta di belikan mall. Hadeh. Repot urusannya.

"Udah SMA masa masih main boneka. Kity nanti beli Boba aja, ya ?"
Tawar Anin. Uang sebenarnya bukan masalah. Jangan tanya berapa saldo di ATM Anin. Kalian pasti minder. Raffi ahmad juga.

"Yahhh. Mau yang tadi kita lewatin. Itu disitu bonekanya lucu lucu karena import dari korea ma, ya ? Kita nanti beli ya ?"
Bujuk Christy lagi.

"Iya. Tapi kalau ngak lupa. Semoga lupa aja"
Tiga kata terakhir hanya Anin ucap dalam hatinya. Anin sudah diwanti wanti oleh Aya bahwasanya Christy tidak boleh di belikan mainan dengan jenis apapun. Karena mainan di rumah saja masih banyak yang belum keluar dari plastiknya. Banyak yang hanya jadi pajangan dan lebih parahnya masih banyak di kardus mainan yang belum sama sekali keluar dari sana. Anak itu hanya suka membeli tanpa suka memainkan nya. Alias mubazir.

"Mah, jadinya makan di mana ? Gee udah kelaparan tapi cici ngak mau makan nasi" adu Gracia. Dia lelah berdebat dengan cicinya yang selalu menolak usul dia sejak tadi. Dan dia juga tidak setuju dengan usul cicinya yang ingin makan serba mie.

"Loh. Belum deal juga ?"
Tanya Anin.

Keempatnya berhenti di tengah jalan untuk berdiskusi lagi.

"Gee maunya makan nasi ma, tapi aku ngak mau makan nasi. Pengen ramen apa udon"
Ujar Shani.

"Itu mana kenyang ci, nanti sampe rumah bisa bisa kelaparan lagi" kata Gracia kesal.

"Ya udah jangan berdebat. Kalau mau ikut mama ya ikut, mama ngak maksa kalian. Mama pengen makan makanan khas korea"

Anin berjalan mendahului kedua anak nya yang masih berdebat. Christy yang sejak tadi tak lepas dari Anin juga ikut berjalan bersama Anin dan masuk kedalam restoran khas korea.

"Ma..ma...itu situ." tunjuk Christy pada area pojok resto.

"Apa lagi ?"
Tanya Anin jengah. Dia pikir Christy akan meminta sesuatu untuk di belikan lagi.

Cerita Keluarga MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang