Bukber

989 86 22
                                    


Christy menatap dengan sedih sebuah wadah besar di depannya. Berbagai jenis ikan segar berada di dalam wadah besar itu dan seperti tengah meminta tolong padanya untuk segera di lepaskan. Ikan ikan itu nantinya akan menjadi bahan santapan untuk buka puasa nanti. Akan tetapi Christy terlihat tidak rela kalau ikan ikan itu akan masuk ke dalam perutnya. Sebagai pencinta ikan, Christy tidak rela ikan malang itu akan mati demi mengisii perutnya.

Kedua tangannya ia tumpukan di meja. Sesekali menopang dagu dan sesekali menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Lalu kembali melamun dan membayangkan nasib ikan ikan itu nanti di perutnya.

Christy juga sesekali membalikkan badan ikan agar ikan itu tidak berhimpitan dan bertumpukan satu sama lain. Tak lupa juga dia mengajak berbicara para ikan yang akan pergi menuju penggorengan nanti.

Aya yang menyuruh Christy mengambil ikan ikan itu dari penjual keliling tadi seketika melongo melihat ikan ikannya tengah di ajak main oleh si bungsu.

"Adek. Jangan di mainin ikannya. Nanti mabok ngak bisa di makan."
Tegur Aya yang masih sibuk membuat bumbu ikan goreng.

"Kaisan mih mereka."
Ucap Christy.

"Kaisan ?. Maksud dede ?."

"Kasian mamih. Masa mereka mau di bunuh. Nanti kalau mereka di cariin temennya atau keluarganya gimana ?."

Aya menghela nafas. Anaknya mulai deh membuat puasanya bisa saja batal.

"Ya mana mungkin sih. Bisa aja itu sekeluarga kan ? Jadi ngak ada yang cariin."

"Mih. Mereka beda bentuk, warna, dan jenis. Masa bisa satu keluarga ?. Lihat mih, ini ikan gurame kan ? Lah kalau ini tuh ikan nila. Emang mereka satu keluarga ?."
Christy mengangkat kedua ikan yang dia sebutkan tadi.

"Kity. Jorok ahh. Bau amis nanti tangan kamu."
Aya menatap Christy jijik.

"Jawab dulu, emang mereka satu keluarga?."

"Bisa aja mereka hasil perkawinan silang. Udah, taro wadah lagi."

"Tapi mih. Kasian mereka. Lihat, mereka nguap terus minta air. Aku kasih air lagi ya ?."

"Iya. Kasih aja."

Christy pergi menuju wastafel dan mengambil air sebanyak satu gelas. Ini sudah ketiga kalinya dia menuangkan air ke dalam wadah ikan itu.

"Minum ya ? Nanti ngak haus."

Chika muncul di dapur saat Christy tengah bermonolog.

"Kamu lagi apa sih ? Ngobrol sama ikan ?."
Tanya Chika.

"Iya ini. Lihat deh ka, ikannya bagus banget."

Chika mendekati adiknya yang asik bermain dengan ikan ikan itu.

"Dih. Kamu bau amis banget. Mandi sana." Chika mengapit hidungnya karena bau amis yang menyengat ketika dia mendekati adiknya.

"Bau apa sih ?. Aku ngak mencium bau apa apa."
Christy mencium setiap inci tubuhnya. Menurutnya dia wangi wangi saja. Kakanya saja yang aneh.

"Mih, masa adek bau amis nih. Dia juga main sama ikan."
Adu Chika.

"Udah mama bilangin, dianya ngak nurut. Mending kaka bantuin mamih aja potong ikannya. Ini bumbunya udah mau siap."

"Yah!! Jangan mih!! Kasian."
Christy memeluk wadah itu untuk menghindari kakanya yang akan memotong teman barunya itu.

"Sini!! Mamih suruh kaka potongin ikan!!."

"Ngak boleh. Kasian mereka harus di aputasi. Kaka ngak kasian apa ? Gimana kalau dia itu seorang kepala keluarga ? Dia pasti harus cari nafkah. Kasian kalau di potong."
Cegat Christy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Keluarga MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang