Bogor 2

734 94 12
                                    

Embun menyapa pagi , aroma khas hujan yang turun tadi malam kini menerpa bumi.

Terduduk seseorang diatas kursi gantung rotan yang berada diruang keluarga lantai atas , ia menatap ke arah jendela yang sudah ia buka lebar.

Aroma tanah bekas hujan menyeruak masuk kedalam hidung. Ia pejamkan mata menikmati sentuhan semilir angin yang menyapa lembut mengenai tubuhnya , menikmati aroma khas embun dipagi hari.

Hamparan sawah dan ladang terlihat jelas oleh matanya , terdapat sungai dikejauhan menambah kesan sejuk sejauh mata memandang.

Ia tersenyum melihat indahnya alam didepan matanya , ia selalu terpesona dengan semesta dan seisinya yang Tuhan buat.

Pagi yang sunyi membuatnya merasa tenang untuk menikmati setiap inci fenomena yang ada didepannya.

Ia petik senar gitar yang ada dipangkuan nya untuk memecah sunyi di dalam villa itu.

Hari ini dadaku bergetar
Terguncang memilu dan mengerang
Ku yakin ku tak salah
Karna hatiku tak pernah dan takkan berdusta

Fikirannya melayang jauh mengingat hari dimana ia merasakan getaran aneh pada seseorang yang kini sudah menjadi kekasihnya.

Suara dengan kelembutan selalu ia berikan.

Cinta cinta cinta
Aku jatuh cinta

Ia tersenyum mengingat hari-hari bahagia bersama dengan orang terkasih.

Esoknya ku pikir rasa itu
Akan menghilang dengan seiring waktu
Namun ternyata tak berubah
Aku makin tergiur pada dirimu

Ia menatap kedepan dengan senyuman yang tak luntur. Rasa cintanya tumbuh semakin besar menutupi rasa sakit yang selalu ada.

Wajah kekasih selalu terputar dalam otaknya dan tak sekali pun ia merasa bosan.

Cinta cinta cinta
Aku jatuh cinta

Ia pejamkan mata menikmati bait demi bait lirik yang ia lantunkan.

Dan seterusnya rasa ini selalu terjadi
Dan tak pernah berkurang

Ia tersenyum dengan mata yang terpejam mengingat rasa yang tumbuh dengan begitu cepat dan terasa sangat bahagia.

Hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia

Senyumnya luntur bersamaan dengan rintik hujan yang kembali membasahi bumi. Fikirannya melayang mengingat ada seseorang yang kini mampu mengetuk sesuatu yang ia tak bisa.

Seseorang menatap dirinya yang sedang bernyanyi dengan intens. Tatapan yang menyiratkan begitu besar rasa penyesalan.

Ia berdiri beberapa langkah dari sosok yang sedang bernyanyi itu , ia mendengarkan lirik demi lirik yang keluar dari mulut manisnya.

"Sebegitu besar rasa cinta mu kak?" Batin orang itu

Lirik yang terdengar menyakitkan ditelinganya. Suara yang tulus membuatnya semakin bersalah.

Tatapannya kini sendu menatap sosok didepannya. Ia langkahkan kaki mendekati orang itu.

Mata orang itu terbuka bersama dengan dirinya yang sudah berada disampingnya.

"Hai chik!" Sapa orang itu tersenyum manis

Lihat! Selalu senyuman yang ia beri , tak pernahkah ia egois untuk perasaannya sedikit saja? Hm?.

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang