Terik matahari menyinari bumi, membuat keringat menempel pada diri. Semua orang sangat menyukai hari yang cerah yang dimana tak ada tanda awan gelap muncul seperti biasanya.
Hubungan Vivi dan Chika pula masih tak kunjung membaik, hal itu tentu saja membuat Vivi menjadi sedikit murung dan pendiam. Namun, sebaliknya hubungan Chika dan Flo justru semakin mesra dan lengket.
"Drun sebelah sini!"
Vivi mengoper bola basket pada Ara, sejujurnya Mira sudah melarang keras Vivi untuk bermain basket pada jam pelajaran olahraga kali ini tapi bukan Vivi namanya jika ia tak keras kepala.
Vivi berlari menuju Mira yang duduk dibawah pohon rindang dan langsung merebahkan kepalanya diatas paha Mira.
"Hah! Capek banget!" Keluh Vivi
"Lagian gue udah ngomong ga usah ikut!" Omel Mira
"Lagian kenapa sih mainnya di outdoor?! Kenapa ga di aula aja!" Kesal Vivi
"Kalo di aula ntar ga keringetan!" Jawab Mira
"Kan gerak ya keringet lah!"
"Ya kok lo ngotot ke gue sih?! Lo bilang dong ke Bapak nya!"
"Buset iye iye! Marah-marah aje lo nek lampir!"
Mira berdiri dari duduknya dan hal itu tentu saja membuat kepala Vivi terbentur.
"Anjing!"
"Rasain! Wle"
Mira berlari menuju Ara dan Olla untuk menuju kantin bersama dengan mereka.
"Tungguin buset!"
Vivi kemudian berjalan santai membiarkan mereka meninggalkan nya, saat menuju kantin Vivi merasa kesal dengan dua insan didepannya yang sedang bermesraan dengan jalan yang begitu lambat, ia heran apa yang mereka obrolkan hingga jalan selambat itu.
"Buset dah kek penganten aja nih dua orang jalannye!" Ucap Vivi
Ia menyadari postur serta rambut yang khas dari wanita didepannya, dan saat itu pula moodnya langsung turun. Dengan langkah cepat Vivi menuju teman-temannya tak peduli jika ia menyalip lewat diantara kedua insan yang dimabuk asmara itu.
"Misi!" Ucap Vivi dengan nada yang begitu dingin
"Main nyalip aja, ga sopan!" Teriak Flo pada Vivi
Vivi tak menghiraukan ucapan Flo dan terus berjalan tak lupa memberikan jari tengah nya pada Flo dengan membelakangi mereka.
"Ck! Ngelunjak!"
"Udah kak sabar" Ucap Chika menenangkan Flo
Tatapan Chika tertuju pada Vivi, sudah empat minggu sejak kejadian itu mereka tak pernah berkomunikasi baik dirinya dan Vivi sama-sama tak ingin mengirimkan pesan terlebih dahulu.
Tatapan Chika sendu, ia sangat merindukan Vivi sebagai seorang kakak disampingnya, ia ingin mereka seperti dulu layaknya kakak dan adik. Cinta yang Vivi berikan salah, hubungan mereka salah, menentang takdir demi sebuah kebahagiaan? Itu sangat beresiko sampai kapan pun Chika akan selalu menentang cinta yang Vivi berikan dan hanya menganggap ia seorang kakak. Ya sampai kapan pun!
"Ck! Bagi minum lo!" Ucap Vivi lalu menarik kasar minuman dalam genggaman Olla
"Buset ngape lo? Kek kerasukan setan" Tanya Olla
Ara dan Mira saling pandang pertanda mengerti situasi yang saat ini sedang Vivi rasakan.
Vivi hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan dari Olla, ia sibuk memainkan ponselnya dan membalas beberapa pesan yang masuk, termasuk pesan dari Elmira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
General Fiction⚠️WARNING!⚠️ GXG AREA (17+) No description! just read <3