Suasana kantin begitu ricuh. Semua berlomba-lomba agar bisa mendapatkan makanan nya duluan dari yang lain. Ada pula yang bercanda dengan tawa yang menggelegar hingga terdengar dari ujung ke ujung.
Tapi tidak dengan Vivi CS , mereka sedang asik mengunyah makanan dan sesekali mengobrol ringan.
Kini hubungan Vivi dengan Chika terlihat membaik dan semakin dekat. Tak jarang mereka jalan berdua di keramaian kota.
Ara dan Fiony juga terlihat sering mengumbar kedekatan mereka di sosmed maupun kehidupan nyata.
Kini Mira sudah bisa menerima kekasih sahabat nya itu lagi. Ia senang dengan kedekatan Vivi dan Chika , ia hanya tak suka bila Chika berbuat semaunya pada Vivi.
Vivi memiliki hati yang tulus dengan cinta yang begitu besar untuk Chika bahkan Mira sendiri dapat merasakan itu , itu lah mengapa Mira akan sangat marah bila Vivi nya disakiti.
Baginya Vivi bukan hanya teman semasa kecil tapi juga sosok penerang hidup untuk Mira , Vivi selalu ada ketika keluarganya kesulitan. Ia selalu membantu Mira sekalipun Mira tak ingin.
Lantas mengapa orang setulus Vivi harus merasakan sakit yang begitu dalam? Ia bahkan tidak layak untuk merasakan itu semua.
Mira sangat mengenal Vivi , ia tau jauh lebih banyak di bandingkan Ara dan Olla. Ia sangat tau seluk beluk kehidupan Vivi , ia tau betapa pahitnya Vivi menjalani hidup. Bagi Mira cukup masa lalu Vivi saja yang pahit tapi untuk kedepannya ia sangat layak untuk bahagia.
"Eh drun lo buka coba ig yang nyelenggarain lomba minggu depan , ada notif soalnya" Ucap Ara sambil memotong bakso miliknya
"Kenapa kagak lo?" Tanya Vivi
"Lagi susah ini , tangan gue motong bakso" Ucap Ara
Vivi mengangguk lalu mangambil ponselnya dan membuka aplikasi berwarna ungu itu.
Matanya membelalak dengan sempurna hingga jus mangga yang berada di mulut tersembur mengenai teman-temannya.
"ANJING!" Pekik Ara
"Kebiasaan mulutnya kalo kaget nyebut yang engga-engga!" Kesal Fiony lalu mencubit pinggang Ara yang disamping nya
"Buset drun bau bwener ye" Ucap Olla lalu mengelap wajahnya dengan baju sekolahnya
"Ck! Napa sih lo pake segala nyembur" kesal Mira lalu mengelap wajahnya dengan tissue
"Ada mbah dukun lagi ngobatin pasiennya~" celetuk Christy yang dengan pasrah mengelap wajahnya yang terkena semburan Vivi
"Bukan itu Christ" sahut Chika yang juga tengah mengelap wajahnya dengan tissue
"Sambil komat-kamit mulut Mbah Dukun baca mantra~" nyanyi Chika memberitahu Christy
"Dengan segelas air putih lalu pasien disembur~~" lanjut Olla yang langsung menyipratkan air putih kewajah Vivi
"Setan Gendeng, Setan Bandel, Setan Gombal, Setan-setan, semua yang namanya setan~~" Lanjut Mira sambil berdiri dan mengangkat tangannya kearah Vivi seakan memantrai seperti dukun , diikuti oleh Olla yang juga seperti itu
"Jangan ganggu, yeuh! Jangan suka mengganggu! Pergilah kau setan, jangan ganggu! Mbrreuh!Bayawak belegug ngaganggu siah ku aing dibatako!~~" Lanjut Ara , ia juga ikut berdiri dan mengangkat tangannya sama seperti Mira dan Olla
Chika , Christy dan Fiony tersenyum kikuk karena sekarang warga kantin memperhatikan mereka , tidak tepatnya mmeperhatikan Vivi , Ara , Mira dan Olla yang terlihat sangat aneh.
Vivi yang melihat teman-temannya seperti dukun itu menatap bingung.
"Ngapain gue diginiin kan setannya itu lo pada" Ucap nya yang langsung mendapat pukulan dari mereka semua kecuali adik kelas mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
General Fiction⚠️WARNING!⚠️ GXG AREA (17+) No description! just read <3