Luka

330 32 7
                                    

Vivi mengerjapkan matanya berusaha menyinkronsasikan cahaya yang masuk kedalam retina mata. Ia menoleh ke kiri dan mendapati Chika sedang tertidur lelap sambil memeluk lengan nya.

Ia tersenyum tipis.

Vivi melepaskan tangan Chika dari lengan nya dan berbalik menjadi tengkurap.

Ia menatap intens wajah Chika yang tampak tertidur dengan sangat lelap hingga mulutnya sedikit terbuka. Ia meraih ponselnya dan mengabadikan momen itu dalam sebuah gambar. Vivi tersenyum menatap hasil gambarannya.

Tangan Vivi terulur, mengusap lembut tiap inci dari wajah Chika. Sungguh pahatan begitu sempurna yang sudah Tuhan ciptakan.

Mata Chika mengerjap membuat senyum Vivi semakin lebar.

"Pagi!"

Chika tersenyum tipis, lalu merenggangkan tubuhnya.

"Pagi Kak Vivi" Ucap Chika dengan suara khas bangun tidur membuat Vivi terkekeh

Vivi mengambil air putih yang ada diatas nakas dan memberikannya pada Chika.

"Bangun, minum dulu"

Chika menurut, ia menyandarkan tubuhnya pada dipan kasur dan meminum air putih yang Vivi berikan.

"Makasih"

Vivi tersenyum menanggapi ucapan Chika. Namun, detik berikutnya ia terkekeh melihat Chika yang sedang membenarkan rambutnya yang tampak berantakan.

"Kenapa?" Tanya Chika heran dengan Vivi yang tiba-tiba tertawa

"Lucu, muka kamu bangun tidur"

Seketika wajah Chika berubah menjadi masam mendengar ucapan itu.

"Apaan sih Kak Vivi! jangan ngeledek dong!" Sahut Chika lalu memukul tubuh Vivi

"Eh! Iya iya engga"

Chika menghentikan pukulan nya lalu kembali membenarkan rambutnya dan mencepolnya asal.

"Kamu ada kegiatan hari ini? kebetulan aku lagi kosong, jadi bisa nemenin kamu" Tanya Vivi memecah keheningan beberapa saat

Chika mengulum senyumnya mendengar ucapan Vivi.

"Temenin aku seharian di apart mau? kebetulan aku ada yang dikerjain sekalian kamu ketemu Christy"

"Ah iya aku belum ketemu Christy" Ucap Vivi pelan mendengar penuturan Chika

Chika tersenyum dengan sangat lebar mendengar permintaannya yang dituruti oleh Vivi.

Kini kedua insan itu beranjak dari kasur empuk milik Vivi dan bersiap-siap menuju apartement milik Shani.

Vivi turun menggunakan kemeja panjangnya berwarna biru muda yang lengannya ia gulung hingga siku dengan celana bahan berwarna hitam lengkap dengan mantel tebal yang ia bawa juga syal yang melingkar di lehernya.

Sedangkan Chika sama seperti Vivi hanya dibedakan dengan warna kemeja yang ia gunakan yaitu berwarna merah muda, karena ia tidak membawa pakaian dan mau tidak mau menggunakan pakaian milik Vivi.

"Rapih amat mau kemana lo?" Tanya Beby yang baru saja menyelesaikan kegiatannya di dapur

"Apart Ci Shani"

Beby melemparkan tiga batang cokelat yang dapat ditangkap dengan mudah oleh Vivi.

"Ga mau sarapan dulu?" Tanya Beby

"Ga usah nanti beli di jalan aja"

"Pagi Kak Beby!" Sapa Chika menuruni tangga dengan senyum manis yang terpatri diwajahnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang