Model

822 107 21
                                    

"Eh drun sini dulu pilih model baju nya mau yang gimana" Seru Mira berkacak pinggang saat melihat teman-temannya yang sedang asik memperhatikan model-model cantik di dalam ruangan di suatu butik

"Ck! Genit banget! " Gumam Mira kesal karena ucapannya tidak di gubris

"Eh drun yang itu cakep tuh!" Seru Ara menunjuk salah satu model yang sedang berpose

"Ah cakep doang tapi kagak manteb body nye!" Ucap Vivi sambil memperhatikan model yang lain

"Yang itu tuh drun!" Tunjuk Olla pada model yang lain

"Eh jangan ditunjuk la! " Seru Vivi panik saat melihat model itu berjalan kearah mereka

"Waduh gawat!" Panik Vivi lalu bersikap sok cool dengan mengalihkan pandangannya pada yang lain

Model itu tersenyum gemas menatap tiga anak SMA yang masih mengenakan seragam sekolah yang acak-acakan beserta topi yang bertengger.

Matanya tertuju pada satu gadis yang sedari tadi menatap nya lalu mengalihkan pandangannya dengan sok cool untuk menetralisir rasa panik. Ia tersenyum geli melihat tingkah nya.

"Eh hai!" Sapa Ara saat sang model berada didekat mereka

Model itu tersenyum manis menatap mereka bertiga.

"Aku mau ambil tas" Ucap model itu lalu melirik kearah Vivi

Vivi masih tidak menatap model itu , hingga Olla menyikut tangannya begitu kuat. Sedangkan Ara sudah siap dengan ponselnya untuk merekam aksi Vivi yang sok cool itu.

"Anjing!" Pekik Vivi

"Lo ngapain nyikut gue?!" Tanya Vivi dengan kesal

Olla melirik kearah model itu membuat Vivi ikut melirik.

"Aku mau ambil tas" Ulang sang model

"Ye gue kagak tau dimane tas lo, ya kali gue ambil" Ucap Vivi dengan jujur

Model itu tersenyum gemas mendengar ucapan serta nada Vivi. Ia menunjuk kearah samping kursi Vivi membuat Vivi menoleh dan menepuk jidat nya pelan.

"Eh sorry sorry gue kira bukan disamping gue , lagian ni tas ngapa bisa di samping gue sih?, gue kan kagak tau!" Ucap Vivi seolah tak ingin disalahkan

"Ye bisa-bisanye lo nyalahin tasnya!" Ucap Olla kesal

Vivi memberikan tas itu pada sang model dan langsung diterima dengan hangat.

"Makasih ya!" Ucap model itu lalu melangkahkan kakinya menuju teman-temannya

Vivi memandangi model itu hingga duduk bersama teman-temannya. Ia baru tau kalau ada model yang lemah lembut seperti itu karena selama ini calon kakak iparnya Shania dan teman-temannya selalu galak dengan Vivi bahkan tidak segan-segan untuk menjitak dan memukulnya. Sungguh malang nasib Vivi.

Vivi menundukan kepalanya melirik kearah ponsel yang ia pegang, tak ada satu pun notifikasi dari gadisnya membuat Vivi menghela nafas nya pelan. Ia kembali mendongak dan melirik sekilas pada kumpulan model-model itu dan matanya tak sengaja bertemu dengan model tadi yang mengambil tas, ia tersenyum manis dan dibalas juga senyuman manis sebelum model itu memalingkan wajahnya.

Sehari setelah pulang dari Bogor, Vivi dan teman-temannya sudah kembali sibuk berlatih dan mengurus segala sesuatu tentang Band mereka membuat ia jarang bertemu dengan orang terkasih. Bahkan Chika sudah terlihat sangat dekat dengan Flo, tapi hal itu tak memusingkan Vivi. Baginya perlombaan nya ini ialah prioritas utama karena ia percaya bahwa Chika tidak akan berpaling darinya.

Olla menyenggol lengan Vivi pelan.

"Cakep tuh drun bodynya juga manteb!" Sahut Ara sambil memvideokan Vivi

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang