Pantai

808 82 9
                                    

Matahari menampakan dirinya dipagi yang cerah ini , hari dimana orang-orang ingin bermalas-malasan dan enggan bangun dari tidurnya.

Sinar mentari menerobos masuk kedalam kamar seseorang yang sedang tertidur pulas. Iya itu Vivi.

"Badrunn bangunn!!!" Teriak Beby dari luar kamar Vivi

Vivi yang merasa sangat terganggu pun mengacak rambutnya kesal , dengan langkah terseret ia membuka pintu putih itu dan terlihat lah seorang Beby dengan pakaian tidur miliknya.

"Apa?!"

Beby terkekeh melihat muka lusuh bangun tidur milik sang adik.

Tak lama terdengar langkah kaki menaiki tangga , membuat Vivi melirik kearah orang itu.

"Hai!" Sapa orang itu

Vivi pun tersenyum dengan wajah yang masih terlihat lusuh dan berantakan.

"Hai chik!"

Chika pun membalas senyum Vivi tak kalah manis.

"Dah ye gue mau tidur lagi" ucap Beby lalu pergi menuju kamarnya yang berada di seberang kamar Vivi.

"Masuk chik!" Suruh Vivi saat melihat Chika hanya berdiri diam.

Chika pun masuk kekamar Vivi yang berantakan itu.

Tv menyala , PS juga menyala , gitar di depan pintu kamar mandi , snack berserakan dan masih banyak barang berantakan yang mengganggu mata saat melihatnya.

Chika menggelengkan kepalanya dan berkacak pinggang melihat pemandangan didepannya. Sungguh bukan seperti kamar seorang gadis.

Sedangkan Vivi sudah kembali tertidur di kasur empuknya. Terlihat dari mata Vivi yang setengah meram.

"Malah tidur" Ucap Chika saat melihat Vivi tertidur pulas

Chika pun berniat membereskan kamar Vivi namun tiba-tiba pintu kamar Vivi terbuka memperlihatkan Bi Inah yang sedang membawa sapu , serokan dan kain pel.

"Eh non jangan!" Larang Bi Inah saat Chika hendak membereskan beberapa snack

"Eh Bi Inah"

"Udah non duduk aja , biar bibi yang beresin"

"Eh gapapa bi biar Chika aja"

"Udah gausa ini mah tugas bibi"

"Yaudah Chika bantu ya bi , biar cepet selesai"

"Udah gausa non biar bibi aja , kalo dibantu non nanti bibi ga ngapa-ngapain kan tugas bibi dirumah ini cuma bersih-bersih sama masak. Masak juga kadangan non Beby yang buat. Kalo masih di bantu juga bibi yang ke enakan nanti" jelas Bi Inah diakhiri candaan. Chikapun hanya menurut saja.

Setelah selesai Bi Inah pergi meninggalkan Vivi dan Chika.

Kini dikamar itu hanya tersisa Vivi yang sedang tertidur dan Chika yang memperhatikan Vivi.

Chika tersenyum kala mengingat pertemuan absurd mereka. Tak disangka bahwa kakak mereka juga adalah teman baik.

"Kenapa sih orang secakep kamu harus perempuan kak?" Tanya Chika pelan sambil mengelus rambut Vivi

"Kalo aja kamu laki-laki mungkin aku udah naksir dari lama" lanjut Chika sambil menatap wajah Vivi yang tenang itu

Chika pun mengeluarkan ponselnya dan memfoto wajah tidur vivi dengan mulut sedikit terbuka dan rambut yang sedikit lepek.

Ia pun mencari remote AC kamar Vivi lalu menurunkan suhu AC itu menjadi 20°C sehingga Vivi tidak akan merasa kepanasan.

Pendekatan Vivi terhadap Chika sudah sedikit membuahkan hasil. Mereka sudah terlihat sedikit mesra saat bersama , Chika juga terlihat sedikit posesif pada Vivi , juga sudah mulai merasa nyaman dan ingin berada didekat Vivi. Hal itu tentu membuat Vivi senang.

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang