Bali

1.1K 106 30
                                    

'Aneh memang ketika logika memaksa untuk enyah namun, hati masih ingin singgah'

***

'Brak!'

"AAARGHHHH!"

Tangis Chika pecah, tubuhnya luruh bersandar pada balik pintu. Ia menutup mulutnya menahan tangis pilu yang menyakitkan. Dadanya terasa sesak bagaikan ditimbun oleh ribuan batu.

Tangis dalam diam yang sangat menyiksa kini ia rasakan, sakit yang mendalam terasa menusuk hati.

"Kenapa? Kenapa sesakit ini?" Lirih Chika

"KENAPAAA???!!!!" Teriak Chika dalam kamarnya

"Chika?" Panggil Shani dari luar kamar

"Kamu kenapa dek?" Tanya Shani dengan khawatir

"Aku mau sendiri ci" Ucap Chika pelan yang terdengar oleh Shani

Shani mengerti, ia merasa bahwa terjadi sesuatu pada Vivi dan Chika yang tentu saja ia tidak berhak untuk ikut campur.

Chika menatap hujan deras lewat jendela kamarnya, tatapannya terlihat menyedihkan.

"Kenapa harus berakhir seperti ini?" Lirih Chika dengan air mata yang membanjiri pipinya

"Bukan ini yang aku mau kak" Ucap Chika pelan

Chika berjalan gontai dan merebahkan dirinya diatas kasur, ia tatap langit-langit kamarnya dengan air mata yang terus menetes.

"Kenapa sesakit ini?" Batin Chika sambil meremas dada nya yang terasa sangat menusuk

Ia menggeleng pelan berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang ia lakukan sudah benar. Chika menghapus kasar air mata yang jatuh kemudian berjalan menuju kamar mandi dan membiarkan dirinya diguyur shower dengan air hangat.

"Ya, semua akan baik-baik aja dan pasti akan kembali seperti semula. Aku yakin"

~~~

Vivi menatap kosong jendela kamarnya yang menampilkan ribuan bulir hujan yang jatuh menapak bumi, hatinya rapuh.

"Ah gile cape banget gue!" Ucap Elmira yang datang memasuki kamar Vivi dengan membawa koper

Elmira mengerutkan keningnya melihat diri Vivi yang diam dan tak bergeming sambil menatap kearah jendela.

Elmira duduk disamping Vivi, ia menduga bahwa sesuatu baru saja terjadi. Sesuatu yang mungkin sangat menyakitkan buat Vivi.

"Are you okay?" Tanya Elmira pelan

Ia merasa sangat khawatir terlebih dengan wajah Vivi yang terlihat banyak lebam.

Vivi menoleh dengan air mata yang menetes mengalir melewati pipinya. Elmira terkejut melihat Vivi seseorang yang selalu terlihat gembira menintikan air mata, dengan sigap Elmira menarik Vivi berhambur dalam pelukannya.

"No, you're not okay!" Ucap Elmira pelan

"Sakit!" Lirih Vivi

"It's okay, i'm here with you" Bisik Elmira pelan dan menenangkan Vivi

"Gue sendiri lagi" Lirih Vivi

"No! I'm here!"

"Gue cape, kenapa selalu gue yang dikasih kehilangan? Why always me?"

Elmira melepas pelukan mereka, matanya menatap dalam manik mata Vivi.

"Why? 'Cause you're strong, Tuhan tau lo bisa jalanin ini lo kuat, lo hebat, lo mampu! Lo-"

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang