Jung's 3

6.6K 668 17
                                    

Perasaan Taeri pagi ini sangat senang, bahkan mommy satu itu tak ada henti-hentinya memasak sambil bernyanyi dimana membuat keempat kesayangan Taeri agaknya tak mengerti dengannya hari ini. Bukannya apa, mereka tuh bingung karena perubahan mood Taeri yang naik turun.

Seperti saat satu jam yang lalu, mereka habis dimarahi oleh Taeri karena memakan apel hijau yang ada diatas meja sedangkan Taeri dari dulu sangat tidak menyukai buah itu. Lalu sekarang, moodnya naik drastis menjadi lebih baik.

"Dad, itu mommy kenapa sih? Tadi marah-marah, sekarang nyanyi-nyanyi"

"Daddy juga ngga tau, deh. Moodnya mommy ngga jelas"

"Mommy stress kali dad, karena punya suami kaya daddy"

"Serambangan kamu, Jeno! Dikata daddy beban hidup apa bikin stress"

Ketiga anak Jay tertawa pelan saat melihat sang daddy mengeluarkan wajah tak bersahabat. Mereka ini jadi lebih sering meledek dan menertawai Jay entah dalam hal apapun, menurutnya itu seru dan akan mereka jadikan sebuah kebiasaan baru untuk menistai daddynya sendiri.

"Kalian kenapa ketawa-ketawa? Bukannya makan"

Glup...

Jay dan anak-anaknya meneguk liurnya secara cepat saat Taeri menatap mereka tajam. Kan, baru tadi dibilang kalo moodnya Taeri naik turun. Eh, sekarang moodnya balik lagi dalam mode menyeramkan.

"N-ngga, mom. T-tadi kita cuma--"

"Ngga usah banyak omong! Makan!"

Taeri langsung memotong ucapan Mark saat ia berusaha menjelaskan. Karena sungguh, selain menyeramkan, Taeri hari ini juga sangat-sangat menyebalkan menurut mereka.

Akhirnya mereka memulai sarapan dalam diam, mereka tak ingin banyak bicara agar Taeri tidak kembali marah-marah. Namun saat disuapan pertama, tiba-tiba perut Taeri merasa tidak enak dan memuntahkan isinya walau tak mengeluarkan apa-apa.

"Daddy, mommy kenapa?"

"Ngga tau, daddy liat dulu ya"

"Ehh, ikut daddy"

Bukan hanya Sungchan yang terlihat cemas, namun Jay dan dua kakaknya juga ikut merasakan hal yang sama saat Taeri seperti tadi, bahkan mommy mereka sampai berlari karena saking tak tahannya.

"Mom.. kamu baik-baik aja?"

Jay terus mengetuk pintu kamar mandi saat Taeri masih memuntahkan cairannya.

"Mommy jawab, jangan diem aja" Teriak Jeno dari luar.

Tak kunjung mendapat jawaban dari dalam tentu membuat mereka semakin merasa cemas karena takut Taeri malah pingsan dikamar mandi, bahkan mereka sampai berniat akan mendobrak pintu itu sebelum akhirnya Taeri keluar dengan keringat membanjiri wajah kecilnya.

"Mommy, you okey?" Tanya Mark.

"Iya, kak. Perut mommy cuma ngga enak aja" Jawabnya dengan suara lemas.

"Kamu makan apa sebelumnya sampe muntah-muntah kaya gini?" Kali ini Jay bertanya, dan hanya dibalas dengan gelengan lemah.

"Ke dokter, mau?"

"Ngga usah, lagian kayanya aku cuma masuk angin biasa"

"Tapi muka mommy pucet" Saut Jeno.

"Ngga apa-apa, sayang. Mommy baik-baik aja"

Taeri berusaha mengeluarkan senyumnya agar mereka tidak semakin dibuat khawatir olehnya. Hei, raut wajah itu sangat terlihat diwajah tampan mereka!

"Yaudah sana kalian berangkat, nanti telat lagi" Titah Jay pada anak-anaknya.

"Daddy kerja apa ngga? Soalnya kalo daddy kerja kan kasian mommy sendirian"

"Ngga, kak. Daddy hari ini ngga masuk dulu"

"Bukannya kamu ada meeting penting ya?" Tanya Taeri.

"Biarin, lebih penting kamu dari pada meeting itu"

"Tapi kan meeting itu bisa hasilin uang puluhan juta, kamu ngga takut rugi?"

"Baru puluhan juta, ngga ada apa-apanya buat aku"

Haha, bapak satu ini memang kalo bicara selalu sesuai dengan fakta. Ingatkah kalian jika dulu Jay pernah kalah tender bernilai ratusan juta? Nah, buktinya sampai sekarang Jay tidak merasakan rugi apa pun. Bahkan harta yang ia punya setiap tahunnya selalu bertambah.

"Yaudah kalo gitu kita berangkat, dad. Kalo ada apa-apa sama mommy, langsung kabarin kita. Jangan diem-diem aja ya, dad. Jeno ngga mau daddy ngebug disaat yang ngga tepat"

Bukan tanpa alasan Jeno bicara seperti itu, sebab ketiga anak ini sering memperhatikan jika sedang terjadi sesuatu dalam hal apapun kadang Jay akan lama dalam meresponnya. Itu juga yang kadang membuat mereka kesal :')

"Ih bawel kalian! Udah sana berangkat"

"Oke kita berangkat dulu ya, bubay~"

Setelah ketiga anak Jay pergi kini Jay membantu Taeri agar duduk disofa ruang tengah, lalu Jay pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat agar perut sang istri terasa lebih baik.

"Enakan?" Jay bertanya lalu diangguki oleh Taeri.

Tak berapa lama setelahnya, pintu rumah Jay tiba-tiba saja diketuk dari luar. Jay pikir siapa orang yang bertamu sepagi ini?

Kemudian Jay berdiri dan membuka pintu tersebut, lalu tak lama mata Jay membulat saat melihat sosok didepannya.

"I-ibu"

Wanita paruh baya dengan tampilan anggun tersebut melepas kacamata hitamnya, menatap wajah mantan menantunya dengan senyuman manis yang ia berikan.

"Selamat pagi, Jay. Maaf ibu datang sepagi ini. Ibu cuma mau ketemu sama cucu-cucu ibu"

Asli, Jay yang melihat senyuman itu justru memandang beda. Senyum itu tidak terlihat manis, malah mengerikan. Seperti senyum Cheon Seo Jin dalam drama The Penthouse yang biasa keluarga ini tonton :')

Karena Jay tak kunjung menyuruh tamu itu masuk, Taeri penasaran sebab ia pikir tidak sopan sekali bicara sambil berdiri tanpa menyuruh tamu tersebut duduk.

"Jay.. ada tamu kok bukannya disuruh masuk malah ngobrol diluar"

Atensi wanita tersebut langsung teralihkan pada Taeri didepannya, ia memandang setiap inci tubuh Taeri dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Jadi ini istri baru kamu, Jay?"

Merasa dirinya sedang di perhatikan, Taeri tersenyum ramah dengan sedikit membungkukan badannya.

"Selamat pagi, bu"

"Tidak lebih cantik dari mendiang istri kamu ternyata"

Jay dan Taeri saling lirik mendengar ucapan agak sinis dari ibu mertuanya ini. Jujur Jay tersinggung saat Taeri dibilang seperti itu, karena bagaimana pun sekarang Taeri adalah istrinya. Tapi Jay harus tetap bersikap sopan mengingat wanita ini nenek kandung dari anak-anaknya.

"Ngga apa-apa bu istri Jay ngga cantik, yang penting dia baik"

"Yaaa... mudah-mudahan aja"

Disaat Jay mati-matian menahan sikap judes ibu mertuanya, justru berbanding terbalik dengan Taeri. Perempuan itu bahkan terlihat biasa saja. Taeri pikir namanya juga orangtua, pasti kembali lagi seperti anak-anak, menyebalkan.

"Anak-anak lagi pada sekolah, bu. Mungkin nanti siang mereka baru pulang" Ujar Jay.

"Yaudah, kalo gitu ibu mau tunggu mereka. Oh ya ngomong-ngomong ibu nginep ya disini, ibu kangen banget sama anak-anak kamu"

Tuhkan! Ini yang Jay khawatirkan jika ibunya sudah berkunjung kerumah, ia pasti akan menginap. Bukannya Jay tidak suka, namun ibunya ini memiliki sikap yang tak ramah. Apalagi dengan orang baru, nah dia langsung memikirkan Taeri tuh jadinya.

Step Mother For Jung's || After Married(✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang