Jung's 48

3.9K 392 50
                                    

Pagi-pagi buta Mark, Jeno, Sungchan sudah tiba dirumah mereka. Kondisi halaman rumah terlihat baik-baik saja, pak satpam yang semalam berjaga pun sudah digantikan shiftnya oleh satpam yang lain. Aman.. eits~ tapi itu sebelum Jay memergoki anak-anaknya sedang jalan mengendap-endap.

"Kalian abis dari mana?"

Ketiga anak itu menegapkan badan sambil berjejer rapih menghadap Jay. Mengarahkan pandangan kekiri dan kanan agar otak mereka dapat menemukan cara yang tepat untuk mendapatkan alasan. Sedangkan Jay menatap heran mereka yang terlihat seperti pasukan tentara.

"Eumm... kitaaa... kitaaaa..." Mark selaku anak tertua mengerjapkan mata pada dua adiknya untuk membantu ia menjawab pertanyaan Jay.

"Kita abis jogging, dad" Jawab Jeno, Mark menghela nafas lega.

"Jogging? Sepagi ini? Tumben"

"Yaa... iyaa, biar lebih seger, dad"

Jay hanya mengangguk sebagai respon, mempercayai ucapan anaknya. Eh tapi tunggu, tidak biasanya mereka jogging sepagi ini. Karena setau Jay, mereka biasa jogging itu setiap jam enam atau tujuh pagi. Lantas ini saja jam masih menunjukkan pukul lima. Ah tapi biarkan saja, mungkin mereka memang sedang ingin mencari udara lebih segar.

"Daddy sendiri kenapa pagi-pagi begini udah bangun?" Tanya Sungchan.

"Daddy mau ambilin susu buat Jisung"

Taeri memang sengaja selalu memompa dan membuat stok ASInya sebelum tidur agar jika si kecil merengek sepagi ini, Jay bisa menghangatkannya lalu diberikan pada Jisung.

"Yaudah, dad. Kalo gitu kaka mandi dulu" Ucap Mark berjalan menuju kamarnya,

"Kita juga ya, dad" Saut Jeno dan Sungchan seperti Mark.

Sepeninggal anak-anak, Jay membawa susu yang sebelumnya telah ia hangatkan untuk Jisung. Membuka pelan pintu kamarnya, melihat Taeri tengah berdiri menggendong Jisung.

Jay berjalan mendekat, mengecup pelipis Taeri sambil memeluk pinggangnya "kok kamu bangun?"

"Jisung nangis tadi, kayanya dia laper. Makannya aku gendong sambil tunggu kamu ambil susu"

"Maaf ya lama, tadi aku ngobrol sebentar sama anak-anak"

"Anak-anak? Mereka udah bangun jam segini?"

"Iya, mereka abis jogging"

Taeri mengangguk, lalu memberikan sebotol susu hangatnya pada Jisung. Mulut bayi itu menyedot dengan kuat membuat Taeri gemas, anaknya benar-benar lapar ternyata.

"Ri, aku ngga nyangka sekarang aku punya bayi lagi" kekeh Jay sambil mengusap pipi Jisung.

"Iya ya, Jay. Seharusnya kan kaka yang punya bayi, kamu juga harusnya udah punya cucu"

Alis Jay terangkat mendengar kekehan Taeri. Enak saja ia bilang seperti itu, Jay belum terlalu tua jika harus mempunyai cucu. Lagi pula hot daddy satu ini tidak mungkin memiliki cucu dalam waktu dekat sebab anak-anaknya kan masih pada bersekolah.

"Aku belum boleh punya cucu dulu, anak-anak kita yang tiga itu kan masih sekolah"

"Yah siapa yang tau, kalo misalkan salah satu dari mereka ada yang hamilin pacarnya gimana?" Goda Taeri.

"Ngaco kamu! Anakku ngga ada yang berani bobolin anak orang sebelum menikah"

Taeri tertawa, "iya daddy, aku bercada kok"

Chup~

Usai mendapat kecupan dibibirnya, Jay memeluk Taeri dari belakang. Menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang istri.

Step Mother For Jung's || After Married(✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang