Jung's 24

4.8K 581 43
                                    

Detak jantung Sungchan terus menurun, bahkan nafas anak itu semakin menipis membuat dokter berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawanya. Berbagai alat penunjang keselamatan banyak menempel ditubuh Sunychan, namun tanda-tanda kehidupan untuknya tampak tak terlihat. Hingga di menit kemudian, dokter menyatakan Sungchan tidak bisa diselamatkan.

Dokter keluar dari ruang pemeriksaan, melepas kacamatanya saat orangtua, kakak, teman, hingga kekasih Sungchan berdiri menemuinya.

"Dok.. bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Jay.

Semua yang ada disana harap-harap cemas tentang kondisi Sungchan, bahkan Taeri tak ada henti-hentinya menangis. Ia pernah mengalami hal seperti ini dua kali, tapi rasa takut itu seakan berkali-kali lipat dari sebelumnya.

Dokter menghela nafas panjang, menggeleng pelan menatap Jay dan Taeri.

"Racun yang masuk kedalam tubuh anak anda membuat beberapa organ dalamnya tak berfungsi secara sempurna, sehingga membuat detak jantung dan sistem pernafasannya terhambat"

"Jadi intinya, dok?" Jay mulai panik, pikiran buruk mulai menggerayangi kepalanya.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tuhan berkendak lain"

"Apa maksud dokter?!"

"Pasien tidak bisa kami selamatkan, anak anda telah meninggal dunia"

Taeri hampir saja terjatuh jika Jay tidak sigap memegangnya, ia lemas setelah tau bahwa Sungchan kini telah meninggalkannya. Bukan hanya Sungchan, bahkan Rena juga hampir saja pingsan dipelukan bundanya.

Iya.. setelah tau Sungchan mengalami kejang, Rena langsung menghubungi orangtuanya dengan Dery menghubungi Jay dan Taeri. Lalu bagaimana Dery bisa disana? Nanti akan aku ceritakan.

"Ngga, dok! Adek saya ngga mungkin meninggal!" Pekik Mark.

Mark juga sama tak percaya dengan mereka, baru kemarin dirinya pergi bersama dengan sang adik lalu hari ini ia mendapat kabar bahwa Sungchan telah pergi untuk selamanya.

Tak berbeda dengan si sulung, Jeno hanya diam membantu mengetahui fakta ini. Adik kurang ajarnya telah pergi? Dan ia tidak kembali? Bahkan untuk menangis saja Jeno tak ingin. Jeno yakin bahwa adiknya baik-baik saja, ia yakin Sungchan masih disini bersama mereka. Lalu Dery dan Yangyang, mereka hanya bisa menenangkan teman-temannya saat ini.

"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian anak anda, dan saya mohon izin kepada bapak dan ibu untuk melepas alat-alat yang ada pada tubuh anak anda"

"NGGA! ANAK SAYA NGGA MUNGKIN TINGGALIN SAYA! ANAK SAYA MASIH HIDUP! DIA BELUM MENINGGAL!"

Taeri menguatkan dirinya untuk berdiri, mencegah dokter tersebut untuk melepas alat yang membantu kehidupan Sungchan. Batinnya sebagai seorang ibu mengatakan bahwa Sungchan masih bisa bertahan, ia yakin anaknya masih bisa diselamatkan!

Jay yang berusaha agar terlihat kuat langsung memeluk tubuh Taeri, namun ia berontak agar Jay melepaskannya.

"Ri, kamu tenang. Kamu harus bisa ikhlasin adek pergi, adek udah tenang disana sayang"

"Ngga, Jay! Anakku masih hidup! Dia belum pergi!"

"Kamu tenang, Ri. Tenang.. biarin adek pergi, kamu harus ikhlas sayang"

"Anakku belum pergi, Jay. Dia masih disini..." Taeri mulai melemas dan Jay semakin mengeratkan pelukannya pada sang istri.

Mungkin saat ini Jay terlihat kuat, tapi percayalah bahwa dirinya hancur ketika harus merelakan salah satu anaknya pergi meninggalkannya. Tapi Jay harus kuat demi anak istrinya.

Sedangkan dilain tempat, Rena sedikit tersadar dan menangis dipelukan Doyie.

"Bunda... ini semua salah Rena.. Rena yang udah bikin Sungchan pergi, bund.."

Doyie terus mengusap pundak anak gadisnya, begitu juga Taeil. Ia mengusap lembut rambut anaknya agar Rena merasa lebih tenang.

"Ngga, sayang. Ini bukan salah Rena. Ini semua udah takdirnya Sungchan, Rena harus kuat ya" Ucap Doyie.

"Tapi kalo aja Rena bisa cegah Sungchan, pasti dia baik-baik aja bunda"

"Rena tau apa penyebabnya Sungchan bisa sampai begini?" Tanya Taeil.

"Sungchan kaya gini gara-gara minum minuman punya Rena, yah"

Taeil agak mengernyit heran. Disini Sungchan kehilangan nyawa karena minum dari gelasnya Rena, bearti secara tidak langsung ada yang ingin mencelakai Rena dan seharusnya Rena lah yang menjadi korbannya.

Kemudian Taeil bergeser dari duduknya mengarah pada Jeno dan temannya.

"Jeno, om boleh bertanya sesuatu sama kamu?" Jeno mengangguk pelan, mulutnya terasa kaku untuk sekedar berbicara.

"Apa bener Sungchan kaya gini setelah minum minumannya Rena?" Lagi, Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Apa yang Sungchan minum?"

"Milshake"

Milkshake? Setaunya, Rena itu paling tidak suka dengan minuman itu.

"Apa itu atas pesanan Rena sendiri?"

"Rena pesen jus, dia dapet minuman itu dari pelayan disana. Rena pikir itu mungkin bonus dari pesanan kita, taunya malah ditaburin racun didalemnya" Tangan Jeno mengepal kuat, ia marah pada orang yang telah mencelakai adiknya.

"Tapi ada yang aneh dari pelayan itu" Saut Yangyang membuat mereka mengalihkan atensinya.

"Aneh?"

"Iya, om.. setau saya pelayan disana semuanya perempuan, dan Rena bilang pelayan yang nganterin minumannya itu laki-laki"

Benar dugaan Taeil, pasti ada yang tidak beres dengan kejadian ini.

"Oh iya gue juga mau cerita. Lo penasaran kan Mark kenapa gue disana?" Tanya Dery pada Mark dan mendapat anggukan dari anak itu.

Jadi sebelumnya Mark memang bertanya kenapa Dery bisa ada disana dan membantu membawa Sungchan ke rumah sakit, padahal setau Mark temannya itu ada tugas tambahan di kampus. Namun jawaban Dery tertunda ketika dokter keluar dari ruang pemeriksaan Sungchan.

"Awalnya gue baru pulang nugas, tapi Chani mendadak minta dibeliin pie yang ada disana. Begitu masuk kafe gue liat ada rame-rame, gue pikir apaan kan. Pas gue deketin, otomatis gue kaget liat Sungchan mulutnya udah ngeluarin busa. Sampe akhirnya gue pergi ke rumah sakit ini buat kirimin ambulan dan bawa Sungchan kesini. Tapi begitu gue mau keluar kafe, gue ngga sengaja ngeliat satu orang duduk di sudut ruangan nyeringai puas gitu waktu Sungchan diangkut kedalam ambulan"

Penjelasan Dery barusan semakin membuat Taeil curiga. Pasti ada yang berniat mencelakai mereka berdua.

"Besok kalian mau temani om kesana? Kita cari siapa dalangnya"

* * *

Kembali pada Jay dan Taeri. Mereka sekarang sudah pasrah jika Sungchan memang harus pergi meninggalkan mereka. Taeri lihat dari balik kaca, disana Sungchan tengah terbaring layaknya orang tidur. Taeri memegang kaca tersebut seakan dirinya sedang menyentuh anak itu.

"Dek.. jangan tinggalin mommy.. adek bilang ngga sabar kan mau ketemu adik bayi? Adek bilang mau di panggil abang kan sama adik bayi? Mommy yakin kamu kuat sayang. Ayo bertahan lebih lama buat mommy, daddy, kakak, sama baby"

Jay yang mendengar ucapan Taeri tak bisa lagi untuk tidak menangis. Jika Jay hancur, maka Taeri sangat hancur dibanding dirinya.

Saat dokter ingin melepas alat ditubuh Sungchan, tiba-tiba ia lihat jari itu sedikit bergerak. an tak lama garis itu perlahan kembali terbentuk.

"Jay.. anakku masih hidup!!"

















































Kalian pikir aku rela bikin Sungchan pergi? Engga tau!😭

Step Mother For Jung's || After Married(✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang