"DADDY.. MOMMY..!!!"
Tubuh Jay menegang saat melihat Taeri terkapar dengan darah keluar dari wajah dan kakinya. Jay segera bangun, berlari menghampiri Taeri disusul ketiga anaknya.
Jay menaruh kepala Taeri diatas pahanya, Jeno menggenggam tangan Taeri yang penuh darah, lalu Mark dan Sungchan terus menatap wajah Taeri yang semakin memucat.
"Ri... kamu bertahan ya, sebentar lagi ambulan dateng" Jay terus mengusap pipi istrinya yang tertutup darah, ia semakin terisak saat melihat genangan air dari mata Taeri.
"Jay.. A-anak-ku"
"Anak kita pasti baik-baik aja sayang"
"Mommy.. mommy harus kuat, mom.. jangan tinggalin Jeno. Bilang sama adik kembar, mereka juga harus kuat"
"Maafin aku, Ri. Tolong bertahan lebih lama sayang"
"Mommy jangan tinggalin kaka, mom"
Nafas Taeri semakin tipis, bahkan ia tidak bisa merasakan apa-apa pada tubuhnya. Yang bisa Taeri lakukan hanya menatap langit dengan pandangan kosong. Taeri pasrah jika memang dirinya harus berpisah dengan keluarganya dengan cara seperti ini. Hingga akhirnya dengan satu tarikan nafas, pandangan Taeri secara perlahan mulai menggelap.
"Mom.. mommy bangun!!"
"Ri.. bangun, Ri. Jangan tinggalin aku! Taeri, bangun!"
Mereka terus mengguncangkan tubuh Taeri, berharap dengan cara itu dirinya bisa kembali membuka mata. Tapi hasilnya tetap sama, Taeri hanya diam tanpa respon apapun sampai ambulan yang Mark hubungi datang. Dengan cepat Jay masuk ke dalamnya, membawa Taeri ke rumah sakit disusul ketiga anaknya dengan menggunakan mobil Jay.
Saat tiba di rumah sakit Taeri langsung mendapat penanganan dan membuat mereka harus menunggu diluar untuk mengetahui kondisi Taeri selanjutnya. Jay rasanya sudah ingin mengamuk saat dirinya tak bisa menemani Taeri didalam sana.
Jay pikir siapa orang yang telah membuat peraturan jika istrinya sekarat, maka suami harus setia menunggunya diluar ruangan!
Sampai dimana derap langkah tak beraturan terdengar dilorong rumah sakit. Adik ipar, dan teman-temannya dengan tergesa menghampiri Jay saat dirinya memberi kabar jika Taeri kecelakaan.
"Mas.. gimana keadaan mbak Taeri? Dia baik-baik aja kan?" Yuta selaku adiknya langsung mencecar berbagai pertanyaan untuk Jay.
"Gue belum tau, Taeri masih di dalem" Jay tak hentinya mondar mandir di depan ruangan sambil mengusap kasar wajahnya. Pikirannya kalut, sangat-sangat kalut!
Tak jauh berbeda darinya, disana Yuta, Wini, Jo, Chitra, serta Taeil dan Doyie juga harap-harap cemas atas keadaan Taeri dan dua anak yang berada di dalam perutnya. Begitu pun dengan tiga putra Jay yang lain.
Kemudian dokter keluar dari ruangan Taeri membuat mereka berdiri dan menghampirinya.
"Apa disini ada suami dari pasien?"
Jay melangkah maju menghadap dokter "Saya, dok. Saya suaminya! Ada apa dengan istri saya? Dia baik-baik aja kan?" Tanyanya dengan nada khawatir.
"Akibat benturan kuat yang mengenai perutnya, pasien mengalami pendarahan yang cukup banyak sehingga dengan terpaksa kami harus mengeluarkan kedua bayi dalam kandungannya. Dan kami juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan ketiganya. Namun dengan sangat menyesal, saya harus memberitau jika salah satu bayi anda tidak bisa diselamatkan"
Bagai tertimpa ribuan batu, kaki Jay melemas dan tertunduk kebawah saat mengetahui jika salah satu anak kembarnya pergi meninggalkannya. Sama halnya dengan Jay, ketiga anaknya yang lain dan juga adik ipar serta teman-teman Taeri tak kalah terkejut mendengar berita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mother For Jung's || After Married(✔)
Fanfiction[ R E V I S I ] S E L E S A I Cerita kedua dari Step Mother For Jung's. Cuma bedanya disini Lee Taeri, eh--bukan! Tapi Jung Taeri sudah sepenuhnya resmi menjadi keluarga Jung. Dia belum melepas tanggung jawabnya sebagai ibu sambung bagi ketiga anak...