[ R E V I S I ]
S E L E S A I
Cerita kedua dari Step Mother For Jung's.
Cuma bedanya disini Lee Taeri, eh--bukan! Tapi Jung Taeri sudah sepenuhnya resmi menjadi keluarga Jung.
Dia belum melepas tanggung jawabnya sebagai ibu sambung bagi ketiga anak...
Hari ini Nana kembali menyambangi sekolah Jeno. Pulang sekolah tadi, dirinya sengaja tak membalas pesan Jeno agar gadis itu bisa memberi kejutan dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
Nana datang dengan wajah riang, senyum itu terus mengembang hingga saat dirinya berdiri tepat di pintu gerbang, Vina menghadangnya hingga membuat senyum itu perlahan luntur.
"Nih ya perlu aku kasih tau beberapa hal tentang kebegoan kamu, eh bukan! Tapi kebodohan kamu. Kata mama ngga boleh ngomong bego, tapi bodoh ngga apa-apa. Pertama, kamu bodoh karena ngaku-ngaku jadi pacarnya Jeno! Kedua, kamu bodoh karena terlalu banyak bermimpi ingin pacaran sama Jeno! Ketiga, kamu bodoh karena menyukai orang yang sama sekali ngga suka sama kamu! Keempat, kamu bodoh karena maksain diri buat selalu baik sama Jeno padahal jelas-jelas Jeno aja ngga pernah baik sama kamu! Dan yang terakhir, kamu sangat bodoh karena mikir aku percaya sama omongan bohong kamu itu! Kamu salah membodohi orang, karena sekarang malah kamu yang terlihat seperti orang bodoh!"
Apa yang Nana bilang itu benar, Vina sekarang terlihat seperti orang bodoh karena hanya diam saja mendengar ucapannya. Ia tidak menyangka jika Nana bisa semulus itu bicaranya, omongan Nana mengenai telak hati Vina!
Sukurin.. suruh siapa ngaku-ngaku jadi pacar orang!
Tapi tak lama Vina malah terlihat kesal, ia kesal karena menahan malu sebab teriakan Nana tentang mengatai Vina membuatnya menjadi pusat perhatian setiap anak yang berada disana. Ingat ini jamnya pulang sekolah, jadi banyak anak yang mulai berhamburan keluar dari kelasnya.
"Dasar kurang ajar!! Berani lo ngatain gue, hah?!"
Tangan Vina sudah siap ingin menampar Nana, tapi kemudian tangan itu ditahan oleh Jeno.
"Inget apa kata omongan gue waktu itu? Berani lo sentuh dia, gue bakal abisin lo ngga peduli lo cewe atau bukan" dinginnya menatap nyalang Vina.
Jeno sebenarnya dari tadi sudah memperhatikan keributan mereka berdua, tapi ia masih memantaunya hingga saat Vina ingin melakukan hal kasar pada Nana baru lah dirinya bertindak.
Kemudian Nana berjalan mendekati Vina dan ikut menatap lekat wajahnya tanpa berkedip sedikit pun. Asli, wajah Nana terlihat lebih dingin dari Jeno.
"Jeno emang bukan anak yang baik, tapi dia ngga kaya kamu yang suka ngaku-ngaku jadi pacar oranglain! Dan aku ingetin ya sama kamu, berani kamu deketin Jeno lagi meskipun tanpa sepengetahuan aku, aku ngga akan segan-segan bakal botakin kepala kamu! Kalo kamu kira aku ini orang yang gampang kamu bohongin, maka kamu salah! Aku bisa berlaku kasar, bahkan sangat kasar sama orang yang suka cari perkara kaya kamu! Aku bisa nyakitin kamu dengan kedua tangan aku sendiri! Ngerti kamu?!"
Mendengar bentakan Nana membuat Vina agak terlonjak kaget dan Jeno menyeringai melihat wajah pucat itu. Ia bangga sekali dengan pacarnya yang ganas seperti ini, rawr~
"Lo dengerkan? Jadi mulai sekarang lo berhenti gangguin gue, sebelum lo abis di tangan dia" Ujar Jeno.
Vina langsung menghempaskan tangan Jeno dan berlari meninggalkan kerumunan.
"Wuih~ Nana hebat banget, belajar dari mana ngomong kaya gitu?"
Jika tadi Jeno memasang wajah datar tanpa ekspresi, justru sekarang da malah terlihat heboh atas keberanian Nana. Wah salut sekali dia..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nana juga samanya dengan Jeno, ia malah kembali seperti semula dengan menerapkan wajah polosnya.
"Eung.. dari aunty, Chani, sama tante Chitra"
Iya.. jadi Nana bisa bicara seperti itu karena terinspirasi dari keributan yang sering ia lihat disekelilingnya. Memang anak bapak Yuta ini cerdasnya diatas rata-rata :')
Jeno pun mengangguk sambil tersenyum hingga matanya menghilang. Ah, antik sekali pacarnya ini.
"Bagus.. lain kali Nana harus kaya gitu, berani lawan orang yang nyebelin kaya dia. Jangan mau kalah" Ujar Jeno.
"Iya Jeno.. nanti Nana belajar lagi sama mereka. Malah nanti kalo dari mereka ada yang ribut lagi, Nana harus ada disana biar belajar langsung dari ahlinya"
Nahkan! Sudah Jeno duga pasti otak kepolosan Nana semakin merajalela. Sudahlah.. Jeno bisa apa jika Nana sudah seperti ini.
"Nana kenapa ngga belajar dari mama aja?"
"Mama ngga bisa ribut orangnya, malah yang ada orang sering ribut gara-gara mama. Itu juga Nana taunya dari papa"
"Ha-hah?"
"Ih Jeno malah hah sih? Gini loh.. papa Yuta bilang mama itu ngga pernah ribut tapi selalu bikin orang ribut gara-gara mama.. papa bilang setiap mama ngomong, pasti orang itu langsung kesel gara-gara ngga bisa marah sama mama. Nana juga ngga ngerti alesannya apa"
Kalian tau? Jeno rasanya ingin menangis sekencang-kencangnya karena kepolosan Wini benar-benar turun pada anaknya. Ya tuhan... semoga jika kelak Jeno dan Nana bersama, maka kuat kan lah fisik dan jiwa Jeno dalam menghadapi Nana. Seperti kuatnya Yuta dalam menghadapi dua makhluk tersayangnya itu :')